Sejuta Cerita di Sepetak Meja

Cerita Meja Makan

Meja makan lengkap dengan seperangkat peralatan makan menyambut kedatangan saya ketika sampai di kantor Tupperware Indonesia, Jumat, 20 April lalu. Saat itu saya menghadiri acara Blogger Gathering yang diadakan Tupperware dan Viva.co.id.

Meja itu terletak di sebelah kanan pintu masuk ruang acara. Di atas meja tertata perangkat makan. Ada piring, mangkuk soup, mangkok dish, mangkok datar dan empat gelas. Semuanya berwarna hijau daun, segar dipandang mata.

Seketika saya teringat suami, Bintang dan Azizah di rumah. Apalagi jumlah kursi yang tersedia berjumlah empat, cocok dengan jumlah anggota keluarga kecil kami. Terbayang Bintang dan Azizah berlari-lari di sekitar meja makan.

Setelah registrasi, saya  masuk ke ruang acara. Deretan meja makan disusun memanjang dengan hidangan yang ditata di atas Tupperware langsung menyambut saya. Warna hijau mendominasikan ruangan acara.

Kali ini tak hanya satu meja, tapi puluhan meja. Dekorasi bunga dan taplak dengan warna senada membuat suasana makin ceria. Dan saya benar-benar jadi rindu keluarga. Ingin duduk semeja, makan bersama.

Sejuta Cerita Tak Terlupa…

Tradisi makan bersama memang sudah lekat di kehidupan saya. Di rumah, saya dan suami terbiasa makan bersama. Sehari minimal sekali ketika sarapan. Malam hari biasanya saya dan anak-anak makan lebih dulu lantaran suami baru sampai di rumah setelah jam delapan malam. Sedangkan di hari Sabtu, Minggu dan hari libur kami makan bersama setiap waktu.

Bagi saya, makam bersama merupakan salah satu cara menumbuhkan semangat makan pada anak-anak, Bintang dan Azizah. Meski tak mudah, saya yakin mereka akan terbiasa.  Selain itu kami berharap momen makan bersama menjadi wahana untuk mentransfer nilai pada anak-anak.

kebersamaan Bintang dan Daddy di meja makan
kebersamaan Bintang dan Daddy di meja makan

 

 

 

“Ma… ndop, mambah.” ( Ma, sendok, nambah)

“Ma…, yam. Ma…,potom.” (Ma, ayam, ma potong)

Setiap kali makan bersama, si sulung Bintang menjadi lebih banyak bicara. Ia antusias bila di meja ada makanan kesukaannya. Apalagi kalau ada buah. Maunya langsung makan buah saja tanpa makan nasi. Hanya saja saat ini Bntang belum betah duduk berlama-lama di meja makan. Paling lama sepuluh menit. Setelah itu ia akan bermain dan berkeliaran lagi di sekitar meja makan.

Meski anak-anak masih kecil dan belum mengerti arti makan bersama, bukan berarti saya menghentikan kebiasaan baik ini. Paling tidak mereka sudah mengenal konsep makan bersama. Selain untuk anak-anak, makan bersama juga lebih mendekatkan hubungan saya dan suami.

Saya sendiri, sejak kecil sudah terbiasa makan bersama dengan keluarga. Orang tua, Amak dan Abak, mengajarkan kami untuk duduk satu meja. Kami empat bersaudara, dan saya anak ketiga.

Ketika masih sekolah dulu, kami rutin makan bersama di pagi hari, sebelum berangkat sekolah dan malam hari sesudah magrib. Karena sudah menjadi kebiasaan, kami biasanya belum mulai makan sebelum semua anggota keluarga cukup.

Misalnya kalau Abak sedang keluar rumah selepas magrib, kami akan menunggu dulu sampai Abak datang. Kalau sudah komplit baru deh mulai makannya. Kecuali memang salah satu dari kami punya kegiatan lain di rumah yang memakan waktu berjam-jam.

Selama makan, biasanya kami akan bertukar cerita mengenai pengalaman menarik yang dialami sepanjang hari. Tak jarang pula meja makan menjadi tempat berdiskusi mengenai perkembangan politik terkini. Meski bukan keluarga politikus, Abak dan kakak saya suka sekali memantau perkembangan berita nasional.

Cerita di meja makan
Meja makan menjadi tempat orang tua dan anak berbagi cerita dan bercengkrama. Model : Husna

Meja makan bagi saya juga punya keajaiban. Pernah suatu kali ketika SMA, saya meminta izin untuk ikut perkemahan dan latihan bersama yang điadakan kelompok latihan karate. Kemah itu dilaksanakan di pantai Carolina Padang. Ketika pertama kali rencana itu disampaikan sepulang latihan, Abak tak memberi izin.

Tak menyerah, saya terus mencari kesempatan agar mendapat persetujuan. Ketika makan malam, dengan sedikit ragu keinginan itu kembali saya sampaikan. Keajaiban pun terjadi. Abak yang semula keras menolak menjadi luluh setelah Amak turut menyumbang pendapat.

Tak hanya sekali itu. Banyak cerita yang terjadi di meja makan. Keputusan untuk memilih kuliah di Pekanbaru, Riau, juga diambil di meja makan.

Setelah kuliah, dan meninggalkan rumah, saya selalu rindu saat makan bersama keluarga. Apalagi kalau sedang baper dan ingat orang tua. Makanya setiap pulang kampung tak sekalipun waktu makan yang terlewat tanpa makan bersama.

***

Ingatan akan momen makan bersama dengan keluarga besar itu tiba-tiba berhenti. Seorang panitia menggamit saya dan meminta segera duduk.

“Silakan Mba, Acara akan kami mulai.”

Saya mengambil kursi di deretan tengah bagian belakang. Di atas meja sudah terhidang seporsi mie bakso, segelas air dengan sari buah dan semangkok potongan buah. Yang membuat saya lebih tergoda adalah wadah penyajiannya.

Sebenarnya dari segi warna dan bentuk, saya sudah tak asing dengan wadah saji hari itu. Di rumah kami mengkoleksi beberapa produk Tupperware. Kakak saya juga pengguna setia.

Di rumah kakak, kalau kami makan bersama, dia akan menghidangkan masakannya dengan Tupperware hijau. Namun, yang membuat saya penasaran, ukuran tupperware di hadapan saya hari itu lebih kecil dari biasa.

Penasaran, saya pun mencari tahu dan bertanya pada salah seorang panitia acara.

“Ini Petite Blossom, produk baru tupperware yang akan diluncurkan nanti,” ujar dia.

 

petite
Sajian minimalis dengan Petite Blossom

Woho, ternyata memang produk baru. Saya suka sekali dengan ukurannya. Lebih kecil dan cocok untuk keluarga kecil kami yang memang terdiri dari empat orang. Saya membayangkan bila kami makan bersama di rumah ukuran yang mungil, Petite Blossom akan sangat pas dengan meja yang minimalis.

Sambil memandangi produk-produk Tupperware yang terhampar di meja, saya pun bercengkerama dengan beberapa teman blogger. Tak berapa lama, acara yang ditunggu dimulai.

Pak Edward Jonathan saaty pembukkan. Foto: tupperwareID
Pak Edwin Jonathan saat pembukaan acara. Foto: tupperwareID

Setelah pembukaan dan game untuk blogger, tiba giliran Product Manager Tupperware Indonesia Edwin Jonathan memberikan sambutan mengenai peluncuran produk baru Tupperware ini.

Setelah itu Ibu Rina Sudiana, Product Manager Marketing Tupperware Indonesia memperkenalkan koleksi terbaru, Petite Blossom. Menurut Bu Rina produk ini memang dihadirkan untuk menghidupkan kembali tradisi makan bersama di rumah.

“Kami ingin mengajak para keluarga untuk kembali menumbuhkan kembali kebiasaan makan bersama melalui program Meja Makan Punya Cerita dan mendapatkan manfaat positif terutama semakin kuatnya rasa saling menyayangi dan mendukung antar anggota keluarga,” ujar Bu Rina.

 

Meja Makan Punya Cerita

Meja makan punya cerita. Kampanye inilah yang ingin didengungkan Tupperware dengan mengeluarkan Petite Blossom. Meski terdengar sederhana, kenyataannya meja makan memang selalu  punya cerita. Bahkan menurut saya tak hanya satu cerita, meja makan punya sejuta cerita. Sejuta cerita yang telah menghantarkan saya pada banyak warna kehidupan.

Tak hanya di rumah, meja makan di mana pun tempatnya selalu punya magnet untuk saling bertukar cerita. Buktinya, selama acara blogger gathering berlangsung, suasana yang terbangun sangat hangat. Para blogger saling bertukar cerita di atas meja makan.

berbagi cerita
Tupperware Petite Blossom menambah semangat dan suasana intim antar blogger saat gathering

 

Setelah mengikuti talkshow “Pentingnya Makan Bersama di Rumah” yang diadakan Tupperware saya jadi tambah semangat untuk terus melakukan kebiasaan baik makan bersama. Apalagi menurut Psikolog anak dan keluarga, Ajeng Raviando yang menjadi pemateri dalam talkshow itu makan bersama memberikan banyak manfaat untuk keluarga.

dokter ajeng
Bu Rina Sudiana dan Psikolog Ajeng Raviando

Makan bersama bisa menjadi momen untuk saling menguatkan dan mendukung. Kebiasaan makan bersama juga bisa menjauhkan anggota keluarga dari pengaruh negatif lingkungan.

Namun ada tantangan yang menurut Bu Ajeng perlu jadi catatan keluarga modern agar bisa menghadirkan makan bersama berkualitas. No Gadget.

Nah bagian no gadget ini menurut saya yang harus jadi catatan. Sebab seringkali saya dan suami masih membawa gadget sambil makan. Meski yang biasanya bacaan dari gadget itulah yang sebenarnya jadi materi obrolan kami di meja makan. 🙂

Sayangnya tradisi makan bersama ini mulai ditinggal beberapa keluarga modern. Alasannya sederhana. Salah satunya karena kesibukan. Padahal menurut dokter Ajeng, meskipun sibuk minimal makan bersama bisa dilakukan pada hari Sabtu dan Minggu dan di hari libur.

Video yang dibuat Tupperware Indonesia berikut ini menunjukkan bagaimana tradisi makan bersama mulai berkurang.

Koleksi Baru Penghangat Kebersamaan

Menghidupkan dan memelihara semangat makan bersama di keluarga tentu harus disiasati dengan cerdas. Hal ini untuk menghindari kejenuhan. Jangan sampai tradisi makan bersama yang tujuannya positif justru menjadi semacam paksaan dan kewajiban semata.

Seperti yang dibilang Bu Rina saat peluncuran, untuk menghadirkan makan bersama yang penuh energi positif itulah Tupperware meluncurkan produk Petite Blossom. Produk terbaru dengan warna hijau daun ini terdiri dari Petite Blossom Soup Server, Petite Blossom Saucy Dish, Petite Blossom Serving Platter, 2 Deep Serving Spoon, 2 Serving Spoon dan Blossom Bowl.

petite blossom
Paket Petite Blossom

Sesuai ukuran, produk Petite memang menyasar keluarga kecil dan keluarga modern. Desain Petite Blossom yang minimalis diharapkan serasi dengan dekorasi dan desain meja makan keluarga yang juga minimalis. Ah, ini sesuai sekali dengan keluarga kami. Ukuran yang minimalis ini pula yang memang menjadi ketertarikan saya sejak pertama melihat produk terbaru Tupperware ini.

Selain ukuran yang pas untuk meja minimalis, Petite Blossom juga dilengkapi detail yang membuat penataannya di dapur menjadi lebih mudah. Tak hanya ketika penyajian tetapi juga ketika penyimpanan di lemari piring atau juga di kulkas.

Petite Blossom dilengkapi cover yang menjadikan produk ini memiliki 3 fungsi sekaligus yaitu reheat yaitu menghangatkan di dalam microwave, serving yaitu menyajikan hidangan di meja makan, dan storage yaitu menyimpan kelebihan makanan di dalam kulkas. Produk ini juga bersifat nesting, yaitu saling bersarang satu dengan yang lain. Dengan inovasi nesting ini saat penyimpanan produk terkecil bisa dimasukkan ke produk yang lebih besar dan seterusnya, sehingga menghemat tempat penyimpanan.

Hal lain yang menonjol dari Petite Blossom adalah desain sudut yang tumpul. Ternyata hal ini tak sekadar agar terlihat cantik saja lho. Tupperware merancang sudut tumpul agar memudahkan kita menyendok sisa makanan. Hihi, anti mubazir ya ternyata.

Oya, selain Petite Blossom, hari itu Tupperware juga meluncurkan produk baru, Turbo Chopper. Alat ini merupakan pencacah tanpa listrik yang dapat digunakan untuk menghaluskan berbagai macam bumbu. Bahkan karena tampilannya yang modern dan minimalis, pencacah ini juga bisa dibawa ke meja makan.

turbo chopper
Makan rujak dengan bumbu segar yang baru diolah dengan turbo chopper

Turbo Chopper cocok untuk mempertahankan kesegaran bumbu sebelum dimakan. Misalnya untuk sambal ijo lado mudo atau bumbu rujak yang akan makin enak bila dihaluskan sesaat sebelum dimakan.

Memiliki Petite Blossom dan Turbo Chopper menurut saya akan semakin membuat makan bersama tambah nikmat. Apalagi untuk bulan puasa nanti. Sahur dan berbuka akan lebih semangat dengan warna cerah yang menggugah. 🙂

6 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *