Jurus Sederhana agar Artikel Enak Dibaca

Hai temans, apa kabarnya? Semoga makin semangat dan bersinar ya hidupnya. Saya juga lagi bersemangat nih temans. Saking semangatnya, jadi terinsipirasi untuk menyiapkan postingan berkala dengan tagline #JumatMenulis.

***

Oya, sebelum lebih jauh, saya mau berterima kasih dulu dengan Warung Blogger. Secara kebetulan, pagi-pagi dapat kabar bahwa hari ini saya kebagian jatah share link pada program berbagi tautan dan komentar di grup Pojok WB.

Sempat mikir juga mau menulis tentang apa. Akhirnya saya jadikan momen ini untuk merealisasikan keinginan yang sudah lama dipendam. Ceileh… 🙂

Jadi ceritanya setiap hari Jumat, saya akan membuat postingan seputar tulis menulis. Nantinya kita bisa berinteraksi dan belajar bersama. Belajarnya bisa di mana saja, di facebook, DM twitter, juga Whats Apps. Disambung hari lain juga bisa kok.

Karena ini Jumat perdana, saya mau bercerita sedikit kenapa ingin punya rubrik #JumatMenulis. Jadi begini. Beberapa waktu terakhir saya mengalami dilema. Dilema lantaran di dalam hati terbersit keinginan untuk berbagi dan belajar bareng dengan teman mengenai penulisan. Tapi saya ragu bagaimana memulainya.

Sempat terbersit keinginan menjadikan blog www.iraguslina.com yang mati suri sejak lahir, khusus buat penulisan. Eh tapi kok belum punya kesempatan lebih untuk mengurus dua blog sekaligus. Akhirnya saya yakinkan diri untuk memulai niat baik, membiasakan diri memposting #JumatMenulis.

Berhubung saat ini yang bisa dibagi baru secuil ilmu tentang menulis, tak ada salahnya juga untuk dimulai bukan? Minimal bisa buat arsip agar bisa dibaca kemudian hari. 🙂

Oke. Mari kita mulai saja. Postingan perdana, diawali dengan bahasan artikel yang enak dibaca.

Menurut saya, sebagai blogger, penting banget buat kita bisa menyajikan tulisan yang enak dibaca. Minimal enak dibaca oleh diri sendiri sehingga kita tak pingsan di rumah sendiri. Ya gak temans.

Jurus Sederhana agar Artikel Enak Dibaca

Pernahkah temans terdampar berlama-lama pada satu postingan blog dan membaca hingga tuntas? Atau sebaliknya, usai membaca paragraf pertama langsung pusing, menutup halaman, dan mencari artikel lain yang lebih mudah dimengerti.

Sebagai blogger, hampir setiap hari kita membaca artikel berbeda. Tema dan cara penyajiannya pun bervariasi. Karena itu, sangat wajar bila kita cenderung memilih artikel sesuai minat saja.

Namun, tak jarang juga kita terdampar lama pada tema artikel yang sebenarnya bukan minat utama. Temans tahu kenapa? Itu karena artikel yang disajikan si empunya blog enak dibaca. Ceritanya mengalir dan mudah dipahami.

Oya, ketika mendengar frase artikel yang enak dibaca, temans jangan langsung membayangkan sebuah artikel serius ya. Artikel yang menerapkan segala aturan tata bahasa, hingga pemilihan kata baku pula.

Mari kita samakan dulu pemahaman bahwa yang dibahas di sini adalah sebuah artikel populer seperti artikel blog. Bukan makalah apalagi karya ilmiah. Bayangkan saja artikel sehari-hari yang biasa temans tulis dengan gaya bahasa sehari-hari pula.

Lalu bagaimana sih biar kita bisa menyajikan artikel yang enak dibaca. Apa harus menunggu jadi penulis profesional dulu?

Ooo, tentu saja tidak. Menurut saya, menulis itu soal latihan. Juga soal rasa bahasa. Semakin sering kita berlatih dan memekakan seluruh indera, maka kita akan terbiasa melahirkan tulisan yang enak dibaca.

Berdasarkan pengalaman, dan juga belajar dari banyak guru, saya coba merangkum 4 jurus sederhana agar bisa menghasilkan artikel yang enak dibaca.

  1. Jernih
  2. Efektif
  3. Kaya Diksi
  4. Bersih

Yuk kita belajar bareng temans.

  1. Jernih

Artikel yang jernih itu mudah dipahami, mudah dicerna bahkan oleh orang awam sekali pun. Gagasan utama yang ingin disampaikan bisa ditangkap dalam sekali baca. Artikel jernih tidak bertele-tele.

Untuk bisa menulis artikel jernih, seorang blogger sudah harus jernih dulu mulai dari pikiran. Maksudnya, si penulis sudah tahu dengan pasti setiap ide utama yang akan disampaikan dalam sebuah kalimat dan paragraf.

Bila harus menulis tentang A sampaikan saja tentang A. Jangan sampai ketika menulis A terpikir B dan merembet ke C. Malah jadinya pesan utama tidak sampai ke pembaca. Selesaikan dulu satu persatu ide dalam satu kalimat sederhana.

 

Contoh kalimat 1 :

Untuk bisa membuat sebuah artikel dengan baik, hal yang paling utama yang perlu diketahui adalah mengerti dan meletakkan seluruh tanda baca dengan benar yang mana sangat bergantung pada pengetahuan penulis agar pembaca bisa menangkap inti daripada gagasan tulisan yang ingin disampaikan.

OMG! Contoh kalimat ini panjang sekali ya. Pusing juga mencari gagasan utamanya. Barangkali butuh tiga atau lebih untuk memahami pesan utama. Tapi jujur saja deh, pasti temans pernah menemukan artikel dengan kalimat begini.

Kesalahan utama yang terdapat dalam contoh kalimat 1 adalah terlalu banyak gagasan yang ingin disampaikan sehingga bertele-tele. Penulis juga terlihat bingung apakah yang ingin ditonjolkan adalah tentang membuat artikel yang baik, atau tentang penggunaan tanda baca yang benar.

Contoh kalimat 1 akan menjadi jernih dan enak dibaca bila dipecah menjadi beberapa kalimat seperti berikut.

  • Untuk bisa membuat artikel dengan baik, hal utama yang perlu diketahui adalah memahami penggunaan tanda baca yang benar.

  • Pemahaman tanda baca ini bergantung pada pengetahuan penulis.

  • Membuat artikel yang baik akan memudahkan pembaca menangkap gagasan utama tulisan yang ingin disampaikan penulis.

Nah, kalau sudah dipecah tiga, kalimatnya jadi lebih mudah ditangkap. Sayang kan, sudah menulis panjang lebar eee si pembaca malah tidak mengerti maksud kita. Pardon!

 

2. Efektif

Kalimat efektif adalah kelanjutan langkah pertama. Setelah menentukan gagasan utama setiap kalimat yang ingin disampaikan, waktunya menuangkan dalam tulisan. Untuk bisa menghasilkan kalimat efektif, mari kita membiasakan diri berpikir sederhana.

  • Hindari kata mubazir.

Kata mubazir mudah sekali dideteksi. Caranya, coba hilangkan kata itu. Bila tidak mempengaruhi maksud kalimat, maka tak perlu dipakai. Kata mubazir juga bisa terjadi karena kata lain sebelum atau setelahnya juga mengandung makna sama.

Contoh :

Ketika saya sudah masuk ke dalam ruangan, saya malah diminta untuk tetap tenang dan tidak berkata apa-apa sebelum acara mulai.

Beberapa kata mubazir dalam kalimat contoh adalah

  • masuk / ke dalam.
  • Tetap tenang / tidak berkata apa-apa

Kalimat contoh tersebut bisa menjadi :

Ketika saya sudah masuk ruangan, saya malah diminta untuk tetap tenang sebelum acara mulai.

 

3. Kaya Diksi

Salah satu kesenangan saya ketika berkunjung ke beberapa blog temans blogger adalah ketika menemukan tulisan yang kaya diksi. Kaya diksi jangan selalu dipahami dengan kalimat mendayu-dayu.

Tulisan kaya diksi juga tak harus yang menggunakan kata-kata langit dengan istilah asing yang berat agar terkesan hebat. Tak mesti pula menjadi sastrawan untuk bisa menyajikan kalimat terpilih.

Untuk artikel populer, kita bisa memulai dengan memekakan indera. Misalnya untuk kata melihat, bisa menggunakan pilihan lain yang sesuai seperti memandang, menatap, melirik, dan mendelik. Kata berbeda-beda juga bisa diganti dengan bervariasi, atau beragam.

4. Bersih

Tulisan bersih paling mudah dideteksi dengan tidak adanya salah ketik. Coba bayangkan kalau temans menemukan banyak salah ketik pada sebuah artikel? Bisa mengganggu konsentrasi bukan. Apalagi bisa mengubah arti.

Tak perlu saya sebutkan contoh salah ketik ini. Temans tentu sudah sering melihat meme berisi kalimat yang bergeser jauh maknanya karena salah ketik. 🙂

Selain itu, tulisan bersih juga bisa dilihat dari penggunaan dasar-dasar menulis. Misalnya dalam menggunakan tanda baca, menggunakan di/ke sebagai imbuhan dan kata kerja, dan menggunakan kata sambung. Segala teknik dasar menulis ini akan membaik bila kita tetap terus belajar dan membuka diri.

 

Itu dia ya temans artikel perdana untuk #JumatMenulis. Pekan depan, kita akan belajar bareng lagi. Temanya yang sederhana saja. Belum pasti sih, tapi saya sedang berpikir mau menulis tentang tips sederhana mengawali cerita, pemilihan lead dan paragraf pembuka agar artikel mengalir. Atau bisa saja empat jurus di atas dibedah satu persatu agar lebih fokus.

See u next ya.

ira guslina: Duniabiza adalah website yang mengulas seputar gaya hidup, parenting dan inspirasi. Temukan kami di Email :duniabiza@gmail.com ; Twitter & Instagram : @duniabiza, Facebook : dunia biza

View Comments (108)

  • Wah, kalau saya lebih enak nulis apa adanya mba dengan bahasa yang saya gunakan. Anggap aja lagi cerita. Tapi ternyata ada tipsnya juga, ya. Terima kasih :)

    • Memang begitu bagusnya mas. Menulis apa adanya dengan gaya bahasa yang disuka. Yang penting ide utama artikel ini adalah bagaimana kita bisa membuat artikelnya enak dan mudah ditangkap. Kalau dia poin itu sudah dapat berarti berhasil. Yeyy...!

  • Ahhh tipsnya berguna sekali. Aku ngerasa masih harus banyak belajar menulis dengan baik lagi. Mau langsung mencoba mempraktekan ilmu dari mbak Ira ah. Aku kayanya termasuk yang masih suka bikin kalimat bertele-tele. Terimakasih ilmunya, mbak. Ditunggu bahasan minggu depannya :)

    • Karena kita sudah terbiasa menganggap diksi itu bagian dari fiksi ya.. hihi. Semoga berguna ya.

  • Kalau saya ketika nulis berusaha untuk menjadi diri sendiri dan membuat pembaca menjadi nyaman dengan tulisan yang saya tulis. Salah satu caranya yaitu menggunakan gaya bahasa sehari-hari seperti "lo" "gue" biar lebih friendly :D

    • Gaya bahasa untuk bloh menurut saya ga jadi soal. Kita kan bukan lagi menulis untuk ujian bahasa ya. Apalagi kalau blognya memang sudah punya pembaca khas seperti komunitas yang biasa elo gue.

      Yang paling utama, apapun gaya dan caranya artikel yang kita buat tetap harus enak dibaca dan mudah ditangkap. Ya gak mas... :-)

  • EBI/EYD sepertinya wajib digunakan untuk membuat tulisan jernih dan bersih ya, Mbak. Uplek2 KBBI ah... :D

    • Hahaa. Saya malah untuk blog gak mau terlalu tercekat dengan EBI dan KBBI mba. Biar tulisannya mengalir. Hihi.. :-)

      Tapi, bahwa kita harus tahu dan bisa menerapkan KBBI dan EBI ya harus.

    • Wuaa jadi lapar. Ingat renyah ingat kentang goreng. Nyammm... terima kasih sudah berkunjung mas.

  • Tulisan yang mengajarkan cara menulis dengan baik. Saya sangat menyukainya dan bermanfaat buat belajar.. terima kasih atas tips nya,

    • Ini mah belajar bareng mas. Sambil menulis artikel ini saya sekalian belajar lagi. Hihi... Sambil memyelam minum air ceritanya. :-)

  • Tulisanku chaos. Hahaha.
    Aku mengalami kesulitan saat membuat tulisan pembuka dan penutup. Pasti bertele-tele.
    Kalau boleh request, saya pesen tips buat menggunakan anak kalimat dan induk kalimat yang baik dong. :)

    • Dicatat ya mas. Nanti kita belajar bareng lagi. Tapi menurut saya sih, cara paling sederhana menggunakan anak dan induk kalimat melihat tingkat keterikatannya. Kalau hubungan keduanya ga terlalu kuat (tak terlalu berhubungan satu dengan lain), pisahkan saja jadi dua kalimat berbeda. Biar lebih efektif.

  • Ide tulisannya menarik, saya dulu jg pernah kepikiran kayak gitu, selalu ada postingan baru di hari tertentu. eh ternyata nganu.. ng..

    *hari ini diingatkan kembali. terimakasih buat semangatnya mba :)

  • Kayanya ini kunjungan saya yang pertama ya, Mbak?

    *soalnya saya masih harus nulis profil pas mau komen*

    Tentang menulis ada sebuah pembiasaan. Saya setuju. Meski entah menjadi lebih bagus atau sebaliknya, dibandingkan pertama kali saya menulis pada blog cukup banyak perubahan yang saya rasakan.

    Terkait contoh pada kalimat efektif. "Tenang" dan "tidak berkata apa-apa" menurut saya sudah termasuk kalimat efektif, Mbak. Justru ad kalimat penekanan disitu

    "Tenang" dan ditekankan dengan "tidak berkata apa-apa"

    Karena tenang, bukan berarti kita tidak berbicara sama sekali. Malah seringkali kita "tidak tenang" dalam artian "gaduh" saat tidak berbicara.

    Oh iya, kalau boleh menambahkan satu jurus lagi. Tentukan target pembaca.

    Karena bagus tidak itu sangat relatif. Setidaknya dengan mengincar target pembaca kita bisa mengurangi reltivitas itu.

    *kepaniangan komennya*

    • Selamat datang mas Dika.

      Tentang contoh tenang dan tidak berkata apa-apa, bisa saja melihatnya dengan cara pandang Mas Dika tersebut. Bahkan menurut saya bila ada penekanan dan pesan serius yang ingin disampaikan dengan tidak berkata apa-apa, bisa saja dipisah menjadi kalimat baru. :-) Tapi kalau melihat dalam pemahaman bahwa dalam kata tenang juga sudah termasuk tak berkata, maka bisa dibuang saja. Depend on saja ya mas.

      Intinya sih agar kita membiasakan diri menulis mengalir dan sederhana. :-)

      Jangan kapok berkunjung lagi ya.

      bisa jadi jika memangNamun menurut saya dalam kata te