Cerita Mudik Jakarta-Padang Lewat Tol Trans Sumatera via Palembang

Bergaya di rumah mertua

 

Pulang kampung ke Sumatera Barat menjadi hal yang kami nantikan. Sudah hampir satu tahun kami tidak pulang. Terakhir pulang Maret 2021 lalu. Momen lebaran biasanya jadi momen kami pulang. Meski tidak rutin setiap tahun. Alhamdulillah kedua orang tua masih sehat, begitupun juga dengan mertua. Jadi pasti ada yang kurang rasanya bila tak bisa berlebaran dengan keluarga besar. 

Dulu waktu awal pandemi Corona, kami sempat dua tahun tidak pulang. Rasanya rindu tak tertahankan. Tapi untuk lebaran tahun ini, kami belum bisa memastikan apakah akan pulang atau tidak. Sebab suami sudah mulai sering work from office, anak-anak pun Maret ini akan mulai pertemuan tatap muka terbatas di sekolah. Jadi momen libur lebaran belum bisa diprediksi. 

Anak-anak sebenarnya sangat antusias untuk pulang kampung lagi. Mereka masih semangat karena ingat keseruan perjalanan pulang kampung 2021 lalu. Apalagi sekarang tol trans sumatera sudah bisa ditempuh hingga Palembang.  Perjalanan bisa ditempuh lebih singkat.

Tulisan ini juga sekaligus sharing dan semoga bisa menjadi panduan untuk pembaca blog duniabiza.com yang ingin mudik tahun ini. Biasanya ada beberapa pertanyaan yang muncul saat akan mudik ke Padang, seperti:

  • Tol trans sumatera sudah sampai mana?
  • Berapa tarif tol trans sumatera?
  • Bagaimana cara naik kapal ferry Merak- Bakauheni?
  • Berapa harga tiket kapal ferry Merak Bakauheni? 
  • Berapa jam jarak Jakarta-Padang Sumbar via tol?

 

Mudik Jakarta Padang bagusnya lewat mana? 

Beberapa sahabat yang berencana mudik Jakarta Padang pun sudah mulai ada yang bertanya pada kami. Biar lebih memudahkan, well mari flashback perjalanan mudik Jakarta-Padang via tol trans Sumatera 2021 lalu. 

***

 

Rencana pulang kampung sudah kita persiapkan sejak jauh hari. Kami pun berencana agak lama di rumah agar bisa menikmati waktu bersama keluarga. Saya juga berharap lama di rumah bisa memberi banyak pengalaman untuk anak-anak. Mumpung saat itu pembelajaran masih online dan krucils duniabiza masih belum sekolah full. 

Akhir Maret 2021 rencana pulang kampung Jakarta-Padang kami eksekusi. Kami menempuh perjalanan darat Jakarta-Padang via tol trans sumatera untuk pulang. Tentu saja jadwal pulang kami sesuaikan dengan kondisi kesehatan semua tim. Harus dalam kondisi prima. 

Nah berhubung sekarang tol trans Sumatera sudah selesai dan beroperasi sampai ke Palembang, kami berharap perjalanan bisa lebih cepat. Terakhir pulang pada September 2019 kami baru bisa menjajal tol Trans Sumatera sampai Terbanggi Besar. Sedangkan ruas Tol Terbanggi Besar-Kayu Agung-Palembang belum jadi. Hingga update menjelang mudik 2022 ini tol trans sumatera masih sampai Palembang. Sementara pintu tol hingga ke Betung masih belum diresmikan. 

Saat melihat ke google map, dan berdasarkan pengalaman beberapa orang yang sudah mudik ke Padang via tol trans Sumatera perjalanan bisa ditempuh kurang lebih 25 jam dengan jarak 1.313 kilometer. Jadi asumsinya, untuk kami yang pulang dengan hanya satu sopir yaitu suami, kami hanya perlu menginap satu hari di perjalanan. Beda dengan kepulangan sebelumnya yang harus menginap 2 malam di hotel sepanjang perjalanan. 

Persiapan Mudik Jakarta-Padang  

Beberapa hari sebelum jadwal kepulangan kami sudah mulai melakukan persiapan. Memilih dan mengemas pakaian anak-anak yang akan dibawa. Snack, minuman, buah, dan P3K selama perjalanan juga mulai disiapkan. Tak lupa segala perlengkapan untuk tetap menjaga protokol kesehatan seperti masker, desinfektan spray, hand sanitiser dan tisu kering dan basah.  

Hal yang tidak kalah penting bagi kami adalah mulai melihat rute perjalanan Jakarta-Padang yang akan dilalui. Ada tiga rute mudik yang biasa dilalui oleh perantau dari Jakarta dan sekitarnya untuk mudik ke Padang yaitu lintas timur, lintas tengah dan lintas barat.

Nah untuk rute pulang mudik sebelumnya kami lewat lintas barat keluar di tol Terbanggi besar dan masuk baturaja. Sedangkan untuk kepulangan kali ini awalnya kami berencana lewat tol lintas tengah, keluar di Pintu Toll Kayu Agung, kemudian pindah ke prabumulih- Muara Enim-Lubuk Linggau dan terus ke Sumbar. 

Pada kepulangan sebelumnya kami menempuh perjalanan Jakarta-Padang via lintas tengah keluar di pintu tol Kayu Agung.  Pengalaman mudik ini bisa dibaca di sini: 

 

Mudik Jakarta-Padang via Lintas Tengah tol Trans Sumatera

 

Pada perjalanan kali ini kami akhirnya melewati lintas timur. Mengenai perubahan rute ini bisa teman baca di bawah ya. 

Btway,  ini tiga rute yang biasa dipilih oleh para perantau untuk pulang kampung Padang-Jakarta:

Rute Jakarta- Sumatera Barat via Lintas Timur (TOLL)

Jabodetabek – lampung- Palembang- Betung- Sungai Lilin- Muara Tembesi – Muara Tebo – Muaro Bungo – Gunung Medan – Sumbar

Rute Jakarta – Sumbar – Via Lintas Tengah Prabumulih (TOLL)

Jabodetabek- Bakauheni – Tol Kayu Agung- Prabumulih – Muara Enim – Lahat – Lubuk Linggau – Sarolangun – Muaro Bungo – Gunung Medan – Sumbar

Rute Jakarta -Sumbar – Via Lintas Baturaja

Jabodetabek – Bakauheni – Tanjung Karang- Tol Terbanggi Besar- Kotabumi- Martapura – Baturaja – Muara Enim – Lahat – Lubuk Linggau – Sarolangun – Muaro Bungo – Gunung Medan – Sumbar

 

Untuk memudahkan perjalanan, sebelum pulang, saya luangkan waktu untuk membaca dan mempelajari peta perjalanan. Melihat rute-rute yang mungkin dilalui dan tempat-tempat yang mungkin akan disinggahi untuk makan dan menginap di malam hari. 

Tak lupa saya membuat peta perjalanan di kertas HVS. Tujuannya selain berjaga-jaga bila di perjalanan baterai drop atau putus koneksi, juga sekalian untuk menjadi bahan pembelajaran bagi anak-anak. Anak-anak suka belajar navigasi. Jadi sekalian juga buat mengisi waktu selama di perjalanan kami bisa ngobrol soal peta perjalanan. 

foto by Bintang

Road Trip Jakarta-Padang Hari Pertama

Rute:  Bekasi – Jakarta- Bakauheni – Palembang (via tol trans sumatera) – Betung

 

Kami berangkat dari Cikarang, Bekasi sejak pagi hari. Malam sebelumnya semua barang sudah dimasukkan ke dalam bagasi. Jadi selepas waktu subuh kami langsung berangkat. Si tengah dan si bungsu masih tidur waktu kami akan berangkat. Jadi mereka digendong ke mobil dan melanjutkan tidur di kursi penumpang yang sudah disulap jadi tempat tidur. Bagian kolong kaki sudah ditinggikan dengan dua koper pakaian yang ditutupi selimut tebal dan bantal. Jadi tetap empuk seperti kasur. Sedang si sulung Bintang sudah bangun karena sudah terbiasa bangun subuh untuk berdoa. 

Sekira pukul 05.30 kami sudah meninggalkan rumah dan bergerak menuju pintu tol Jababeka. Kami berharap bisa sampai di pelabuhan Bakauheni di saat masih pagi. Untungnya, perjalanan hari itu cukup lancar. Beberapa kali tersendat di pintu tol menuju tol dalam Kota Jakarta, tapi masih terbilang lancar. 

Kalau untuk 2022, per April ini tarif tol Jakarta-Merak totalnya Rp 51.000, dengan perincian tol Tomang IC ke Cikupa Rp 7.000 dan tol Cikupa ke Merak Rp44.000. Sedang dari Cikarang ke Jakarta- Rp 7.000, lalu tol dalam Kota 10-500. 

Kami tiba di pelabuhan Merak sekitar pukul 08.40 WIB. Kita bergegas menuju penyeberangan reguler. Di pelabuhan Merak ada dua pelabuhan yaitu pelabuhan reguler dan pelabuhan kapal VIP. Berhubung pelabuhan tidak ramai, kami memilih naik pelabuhan reguler saja. 

Berdasarkan pengalaman kepulangan kami sebelumnya, membeli tiket untuk penyeberangan di Merak-Bakauheni bisa menggunakan online dan bisa juga bayar langsung di tempat dengan menggunakan e-money. Jadilah suami telah mengisi e-money dengan jumlah yang lumayan. Asumsinya akan dipakai untuk membayar penyeberangan dan tol sampai ke Palembang. 

Ulalalaa… Rupanya pengalaman kali ini mengajarkan kami hal lain. Membeli tiket tidak bisa lagi di gerbang pelabuhan, harus secara online lewat aplikasi Ferizy. Kami disetop petugas yang menanyakan apakah kami sudah mengantongi tiket online. Karena belum punya kami diminta menepi dulu. 

Kami kemudian mendownload aplikasi Ferizy. Ini adalah aplikasi resmi dari ASDP untuk pemesanan tiket penyeberangan. Di sana sudah tersedia langsung pilihan jam keberangkatan. Satu hal yang perlu jadi catatan bahwa kita hanya bisa memesan kapal untuk penyeberangan satu jam berikutnya dari jam pemesanan. 

 

Membeli tiket kapal hanya bisa lewat aplikasi Ferizy. Pemesan dapat dilakukan maksimal satu jam sebelum keberangkatan

 Tips: ada baiknya pesan tiket saat masih di tol Jakarta Merak saat sudah hampir mendekati pelabuhan.

 

Secara waktu seharusnya kami bisa memesan tiket kapal jam 10., Namun karena beberapa kali eror saat transfer akhirnya kami baru bisa memesan tiket setelah jam 9. Konsekuensinya kami hanya bisa memesan kapal untuk jadwal di atas jam 11.00. Coba kalau sudah pesan tiket sejak di dalam tol barangkali kami bisa naik kapal yang jam 10.00.

Ini jadi catatan buat kami bahwa sebaiknya memesan tiket penyeberangan sejak di dalam tol saat sudah hampir mendekati pelabuhan. Jadi tidak perlu was-was tiket hangus dan tidak perlu menunggu lama di pelabuhan. 

 

Berikut rincian harga tiket penyeberangan Merak-Bakauheni berdasarkan situs resmi ASDP: 

  1. Harga tiket kapal Merak-Bakauheni untuk penumpang tanpa kendaraan Rp15.000, belum termasuk biaya dalam kapal bila ingin masuk kelas bisnis, Eksekutif, atau lesehan.
  2. Harga tiket Merak – Bakauheni untuk sepeda: Rp 22.000, belum termasuk biaya dalam kapal bila ingin masuk kelas bisnis, Eksekutif, atau lesehan.
  3. Harga tiket Merak-Bakauheni untuk penumpang dengan kendaraan roda dua (1-4 orang): Rp 51.000 belum termasuk biaya dalam kapal bila ingin masuk kelas bisnis, Eksekutif, atau lesehan.
  4. Harga tiket Merak-Bakauheni untuk penumpang dengan kendaraan roda tiga (1-8 orang): Rp 114.000 belum termasuk biaya dalam kapal bila ingin masuk kelas bisnis, Eksekutif, atau lesehan.
  5. Harga tiket Merak- Bakauheni untuk penumpang membawa kendaraan pribadi/kendaraan kecil (1-8 orang):
    Rp 374.000 belum termasuk biaya dalam kapal bila ingin masuk kelas bisnis, Eksekutif, atau lesehan.
  6. Harga tiket Merak – Bakauheni membawa mobil barang: Rp 326.000 belum termasuk biaya dalam kapal bila ingin masuk kelas bisnis, Eksekutif, atau lesehan.
  7. Harga tiket Merak – Bakauheni untuk bus sedang: Rp 774.000 belum termasuk biaya dalam kapal bila ingin masuk kelas bisnis, Eksekutif, atau lesehan.

 

Penyeberangan Merak-Bakauheni
Kapal penyeberangan Merak-Bakauheni. Foto: ASDP

 

Secara jadwal kami harusnya naik kapal jam 11.00. Namun jam 10.20 kami sudah bisa mulai bergerak ke kapal. Untungnya bisa lebih cepat dari jadwal. Barangkali karena kepadatan saat itu tidak terlalu tinggi, jam 11 kapal kami sudah berangkat. 

Pengalaman di atas kapal cukup menyenangkan karena kami dapat di ruang lesehan yang cukup sepi. Barangkali saat itu karena belum musim mudik dan sedang corona, jadi kapal tidak terlalu padat. Di atas kapal anak-anak menikmati pemandangan dan menjelajah kapal sedang Pak Bos bisa tidur sambil meluruskan kaki. 

Kurang lebih jam 1 siang kami sudah sampai di Bakauheni. Tadinya mau makan siang dulu sebelum masuk tol Trans Sumatera. Namun karena pintu tol berada di pintu keluar pelabuhan jadinya kami langsung saja masuk tol. 

 Kami memutuskan untuk menjajal tol Trans Sumatera hingga Palembang. Ini pengalaman pertama karena sebelumnya kami baru mencoba menjajal tol Trans Sumatera hingga Terbanggi Besar. 

Perjalanan dalam tol cukup menyenangkan karena sepi dan tidak banyak rintangan. Meski sepi, suami tetap mengontrol kecepatan agar tidak lebih dari 100 km/jam. Apalagi kami hanya menggunakan mobil kecil.

Kawasan rest area di Trans Sumatera cukup menarik. Letaknya menurut saya tidak terlalu berjauhan. Setiap satu pintu tol kita bisa temukan rest area. Ada rest area Tipe A dengan fasilitas toilet pria dan wanita, area parkir mobil dan truk, ATM, mushola, SPBU, warung/kios, restoran, bengkel, klinik dan taman. Sedangkan rest area tipe B dengan fasilitas rest area B hanya memiliki fasilitas toilet pria dan wanita, area parkir mobil dan truk, ATM, mushola, SPBU, warung/kios, restoran, dan taman.

Berikut daftar rest area tol Trans Sumatera rute Bakauheni-Palembang 

 

Ruas Bakauheni-Terbanggi Besar  

 Rest area A di KM 20, 49, 87 & 116 (Jalur A/B)   

Rest area B berada di KM 33 (Jalur A/B) 

Ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung  

Rest area A di KM 163, 208, 234, 277, dan 311 (Jalur A)   

 Rest area B di KM 172, 215, 269, dan 306 (Jalur B)

 

 

Kami berhenti di rest area KM 49. Rest area ini terbilang lengkap dan luas. Ada bangunan masjid juga untuk sholat. Kami makan dan beribadah di sini. Selanjutnya setelah 30 menit berhenti perjalanan dilanjutkan.  

Menjelang magrib kami sudah sampai di kota Palembang. Waktu tempuh untuk kondisi normal sekitar 4 jam. Ini pun dengan kecepatan suami yang santai. Kalau pakai mobil SUV waktu tempuh bisa 3-3,5 jam dari Bakauheni ke Palembang. Lumayan banget kan penghematan yang bisa didapat. 

Namun tentu saja ada harganya. Secara keseluruhan biaya untuk tol yang harus kami bayarkan dari Bakauheni hingga ke Palembang adalah Rp 339.000,-  Namun buat pemudik yang ingin keluar di gerbang tol lain seperti Kayu Agung harganya tentu berbeda. 

Berapa tarif tol Bakauehi-Palembang?

Untuk kendaraan golongan I meliputi mobil kecil dan sedang, jip, pick up,  dan bus rinciannya adalah sebagai berikut: 

 

Tarif Tol Bakauheni-Terbanggi Besar

Bakauheni Selatan-Terbanggi Besar: Rp 118.500

Bakauheni Utara -Terbanggi Besar: Rp 111.000 

Tarif Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung 

Terbanggi Besar- SS Simpang Pematang: Rp 89.500 

Terbanggi Besar-Kayu Agung: Rp 170.500 

Tarif Tol Kayu Agung-Palembang-Betung 

Kayu Agung-Palembang: Rp 50.000 

 

Sampai di Palembang, langit masih terang. Kami sejak awal memang tidak membatasi perjalanan akan menginap di hotel tertentu. Rencananya kami akan memesan hotel di lokasi saja pada saat sudah menemukan titik tempuh yang tepat. 

Nah karena langit masih terang, suami memutuskan melanjutkan perjalanan. Skenarionya kami akan mencari hotel di pinggir kota saja yang sudah di lintas timur. Namun ternyata mencari penginapan di pinggir kota agak tidak sesuai dengan kami karena yang terlihat adalah hotel yang menurut kami pencahayaannya redup dan agak tidak nyaman untuk anak-anak. Mungkin menyesuaikan dengan kebutuhan lintas timur.

 Akhirnya karena suami masih merasa fit perjalanan dilanjutkan dan tidak terasa, kami melewati Sungai Lilin dan Sampai di Betung. Kurang lebih sekitar pukul 2,5 jam perjalanan dari Palembang kami berhenti. Lalu mencari hotel terdekat lewat aplikasi. Sengaja kami pilih mencari hotel lewat aplikasi karena kami punya preferensi bahwa hotel yang sudah terdaftar di aplikasi setidaknya sudah memenuhi sejumlah syarat minimum kenyamanan. 

Malam itu kami pun menginap di Betung. Suami mengantar ke hotel lalu mencari makan malam. Sedang kami menunggu sambil bersih-bersih di kamar. Anak-anak sejauh ini masih happy. Dan menikmati perjalanan. 

 

Road Trip Jakarta-Padang Hari Kedua

 

Rute Betung-Jambi- Muaro Bungo- Sawahlunto-kampung

 

Hari kedua anak-anak bangun dengan tetap bersemangat. Bayangan akan bertemu kakek dan nenek sepertinya membuat mereka tetap antusias. Saya tetap selalu mengkondisikan mereka ceria karena perjalanan masih panjang. Berbagai cerita dan informasi seputar jalan yang akan dilalui tetap diberikan untuk memancing rasa ingin tahu mereka. 

Setelah sarapan kami berangkat lebih pagi. Pukul 7 sudah ready untuk berangkat. Harapannya perjalanan bisa ditempuh lebih jauh. Sejak dari Betung kami sudah menyiapkan skenario. Untuk alternatif awal untuk menginap di Muara Bungo, Gunung Medan, atau bablas langsung sampai kampung. Tergantung situasi nanti. 

Bismillah perjalanan dimulai. Keadaan lintas timur waktu kamu mudik lalu sudah jauh lebih baik dibanding pengalaman mudik kami pada 2019.  Jalanan tidak terlalu banyak berlobang. Jadinya perjalanan kami tempuh dengan lebih lancar. 

Sesuai arahan google map jarak tempuh terdekat adalah lewat Muara Bulian-Tempino. Karena tidak memiliki preferensi mengenai jalan ini, kami akhirnya mengikuti google map. Pilihan lain adalah memutar ke Jambi. Namun logika phitagoras memang membuat jalan ke Muara Bulian sejam lebih cepat. 

Keputusan memilih jalan ke Muara Bulian via Tempino ini kemudian kami sadari bukan yang terbaik karena kondisi jalan yang rusak parah di mana-mana. Lebih baik menambah waktu tempuh ke Kota Jambi daripada lewat jalan rusak di Muara Bulian! 

Saat kami lewat ke Muara Bulian awalnya memang jalannya bagus. Namun makin lama semakin buruk dengan lubang yang dalam. Saat berhenti di rumah makan untuk membeli makan siang kami sempat diperingatkan oleh sopir bus agar lebih berhati-hati. Apalagi kami hanya membawa city car yang sangat tidak aman untuk jalanan rusak.

Dan ternyata Allahurabbi! Saat itu jalannya memang sangat tidak layak dilalui. Tapi apa daya perjalanan tetap harus dilanjutkan daripada kami harus mundur ke belakang. Karena tidak tahu seperti apa medan yang akan kami tempuh selanjutnya dan berharap bisa kembali ke jalur Jambi-Muaro bungo di siang hari akhirnya kami membeli nasi bungkus dan makan sambil di perjalanan. 

Di Ibukota Kabupaten Batanghari barulah kami bertemu kembali dengan jalan Muaro Bungo-Jambi. Setelah menempuh perjalanan hampir enam jam plus bonus banyak istighfar sepanjang jalan. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan ke Muaro Bungo dengan jalanan yang sudah mulai mulus. 

Meski jalanan cukup baik, namun perjalanan Muara Bulian-Muaro Bungo tetap harus hati-hati karena banyak ternak yang menyabotase jalan. Waktu itu sapi banyak yang dilepasliarkan di pinggir jalan raya sehingga pengemudi tetap harus siaga. Pukul 4 sore kami berhenti di SPBU. Makan soto dan menjalankan ibadah jamak. Anak-anak juga sudah kembali segar karena bisa cuci muka dan lari-lari. 

Berhenti tiga puluh menit dan suami sudah cukup istirahat, perjalanan kami lanjutkan. Menjalang magrib kami sudah tiba di muaro bungo. Kami lihat di google map jarak tempuh Muaro Bungo-Solok sekitar 5 jam. Akhirnya suami memilih melanjutkan saja perjalan pulang sampai ke kampung. Asumsinya, yang akan sulit itu adalah sampai Gunung Medan. Selanjutnya setelah masuk Sumatera Barat psikologis akan menjadi lebih tenang karena merasa sudah di kampung sendiri. 

 

 

Pukul delapan lewat kami sampai di gunung medan. Berhenti lagi di SPBU agar suami sejenak bersantai. Setelah merasa fit dan anak-anak nyemil dan makan ringan, perjalanan dilanjutkan. Alhamdulillah sudah sampai di Ranah Tapian. Selanjutnya kami berjalan agak santai dan tenang. 

Memasuki solok sekitar pukul 12 malam suami ngantuk bukan kepalang. Kami berhenti lagi sambil santai. Suami tidur sebentar. Karena sudah dekat jadi saya biarkan suami tidur cukup, Setelah itu perjalanan dilanjutkan dan kami sampai di rumah di Batipuh Tanah Datar sekitar pukul 2 malam. Finally. 🙂 

 

Catatan dari Perjalanan

Perjalanan mudik via tol trans sumatera menurut kami cukup menghemat waktu. Dibanding pengalaman sebelumnya saat kami pulang dari via tol trans sumatera tidak sampai palembang tetapi keluar di Kayu Agung. 

Secara rute perjalanan memang rute lintas tengah keluar di Kayu Agung jauh lebih baik karena lewat lintas tengah Prabumulih, Muara Enim, Lubuk Linggau lebih mulus dan bagus, Tapi saat itu kami harus menginap dua malam di perjalanan. Sedangkan bila lewat Palembang Jambi kami hanya perlu menginap satu malam. Catatannya, lain kali lebih baik masuk kota Jambi saja daripada lewat muara bulian. 

Namun bagi yang memilih keluar di gerbang Tol Kayu Agung menurut saya akan menarik karena rute perjalanan yang lebih seru. Mengenai pengalaman mudik Jakarta-Padang via tol Trans Sumatera Kayu Agung-Lintas tengah bisa dibaca di tulisan ini. 

 

Pengalaman Mudik Jakarta-Padang via Lintas Tengah dan Tol Trans Sumatera

 

Pengalaman dua hari satu malam menempuh perjalanan Jakarta-Padang via tol trans sumatera hingga Palembang bagi kami cukup membawa kenangan. Apalagi karena kami tidak dalam situasi terburu-buru dan hanya ada satu sopir utama, jadi bisa melakukan perjalanan dengan santai.

Berbeda halnya bila ada dua sopir dan non stop, saya kira perjalanan Jakarta-Padang yang memakan waktu 28 jam itu tentu bisa ditempuh dalam waktu dua satu hari satu malam. Hmmm mayan banget kan. Jadi, buat yang pulang konvoi dan ramai tentu akan lebih menyenangkan.

Nah mengenai budget yang dibutuhkan, sesuai perhitungan untuk perjalanan kami menghabiskan antara Rp2,5 juta – Rp3 juta. Ini dengan asumsi anak-anak makan puas. 

Rincian anggaran mudik Jakarta-Padang  di antaranya

 

  • Bayar Tol 

Jakarta (cikarang) – Merak (via Lingkar Luar) Rp 68.000

Penyeberangan Merak – Bakauheni – Rp374.000

Bakauheni Palembang : Rp 339.000,-

 

  • Bahan Bakar

Kebutuhan Bahan Bakar ; rata-rata berdasarkan catatan ecodrive kami menempuh jarak untuk 1 liter bahan bakar 16 km – 16,3 km. Nah untuk rute Jakarta-Padang maka biayanya

: 1480 km / 16 km =  maka estimasi BBM adalah 92 liter.

: 92 liter x Rp7.600

: Rp 699.000

 

  • Penginapan

Bila menempuh perjalanan seperti kami butuh penginapan satu malam. Estimasi 1 malam Rp 500.000,- Untuk penginapan di Sumatera, rate Rp500.000,- ini sudah bisa mendapat penginapan dengan kualitas sedang. Bila ingin lebih murah masih banyak penginapan yang memasang rate Rp150.000 – Rp 300.000,-

 

  • Makan

Nah urusan makan ini tentu akan sangat variatif jumlahnya. Tergantung selera, dan banyaknya anggota yang harus makan. Ancar-ancarnya sebagai berikut:

  1. Hari pertama: dua kali makan besar  + 1 makan ringan
  2. Hari kedua : dua kali makan besar, 1 kali makan ringan (sarapan di hotel)

Dengan asumsi ini maka jumlah makan adalah 4 kali. Bila tidak memilih menginap di hotel yang menyediakan breakfast, maka durasi makan menjadi 5 kali.

Pengalaman saya, kurang lebih Rp 800.000 – Rp1.000.000,- untuk makan selama perjalanan. Ini asumsi makan untuk 3 bocah dan dua dewasa.

Nah, kalau perginya dengan dua supir dan memilih perjalanan non stop tentu biaya makan dan biaya penginapan bisa lebih murah. Kelebihan mudik Jakarta-Padang dengan mobil pribadi adalah saat berada di kampung mobilitas kita menjadi lebih fleksibel. Jadi bisa mengunjungi banyak tempat tanpa ribet. Syukur-syukur bisa keliling wisata Sumbar yang aduhai. Rancak Bana!

Selamat bersenang-senang. 

 

 

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *