Seni Memenangkan Lomba Blog dengan Storytelling
Hai temans apa kabarnya. Senang bisa menyapa lagi. Semoga temans senantiasa sehat dan tidak bosan ya mampir ke duniabiza.com. 🙂
Kali ini saya ingin berbagi tentang storytelling. Kebetulan beberapa waktu lalu baru sharing di Facebook Group Komunitas Emak Blogger dengan topik “Seni Memenangkan Lomba Blog dengan Storytelling.” KEB merupakan salah satu komunitas blogger yang mengiringi perjalanan blogging dunia biza hingga kini.
Buat temans yang tergabung di KEB barangkali sudah membaca mengenai storytelling ini di timeline group. Tapi diulang lagi ga apa ya, siapa tahu ada yang terlewat. Dan buat temans yang belum punya akses ke postingan di grup, semoga postingan ini bisa memberi nilai tambah.
Oiya, sebelum sharing tentang storytelling, saya mau cerita dulu behind the scene di balik pemilihan tema sharing di #KEBBelajar. Jadi saat salah seorang makmin mengontak, saya diminta untuk sharing soal tips memenangkan lomba blog. Nah, saya kira untuk tema ini sudah sering diulas. Apalagi, para Mak member yang akan jadi audiens adalah member yang kece dan keren. Sudah banyak yang langganan menang lomba juga.
Lalu saya menawarkan bagaimana kalau sharing soal tips memenangkan lomba blog dengan storytelling? Voila! Usul ini diterima. Yess saya senang dan bersemangat. Alasannya, inilah salah satu jurus yang sering saya pakai saat menulis untuk lomba.
Temans yang sudah mampir dan sempat membaca artikel di DuniaBiza barangkali melihat rata-rata tulisan di DuniaBiza yang menang lomba blog untuk jenis tulisan storytelling ini. Alhamdulillah lewat tulisan storytelling berjudul “Tangan-Tangan Ibu di Pulau Seribu” pula saya bisa mendapat hadiah istimewa dari Anugerah Pewarta Astra.
Buat saya, kekuatan konten menjadi modal besar saat memenangkan lomba blog. Hihi, bukan apa-apa sih. Ini karena saya memang alakadarnya untuk urusan desain dan ilustrasi. (Sstttt, tapi ini rahasia kita aja ya…:-) ) Jadi biasanya saya akan effort maksimal untuk jenis-jenis lomba yang mengandalkan konten.
Bila ikut lomba dengan jenis dan karakter yang mengandalkan desain, paling tidak kalau kita memaksimalkan konten bisa mencuri poin hingga 40 persen. Biasanya, dalam setiap lomba blog poin konten ini memiliki persentase 30%-70% tergantung jenis lomba dan selera juri. Untuk lomba seperti review aplikasi misalnya, dapat ditebak visualisasi punya persentase besar dalam penilaian.
Perihal konten, ada beberapa hal yang biasanya jadi penilaian seperti orisinalitas ide, gaya bahasa, dan penyajian/pengemasan. Orisinalitas ini berkaitan dengan sejauh mana kita bisa menggali topik unik, dan sudut pandang berbeda terhadap suatu tema. Semakin kita banyak melakukan riset terhadap lomba yang akan diikuti, semakin banyak pula pilihan ide yang bisa dikembangkan.
Hal lain yang tak kalah penting adalah gaya bahasa dan pengemasan. Kemasan cerita yang disampaikan dengan bertutur atau storytelling akan mengikat pembaca dan semoga juri untuk masuk dan menyelami tulisan yang kita buat. Lewat storytelling kita juga bisa menyajikan tema yang cukup serius dengan lebih ringan dan mengalir.
Mengapa Ikut Lomba Blog?
Sebagai blogger, saya percaya temans sudah sering ikut lomba blog. Seperti halnya saya, ada beberapa alasan bagi kita untuk ikut lomba blog. Ada yang karena memang bagian dari pekerjaan, untuk meningkatkan performa blog, mendapatkan backlink, update blog, menambahkan pengalaman, meramaikan event komunitas, dan tentu saja untuk mendapatkan hadiah.
Nah khusus untuk alasan terakhir -mendapatkan hadiah- biasanya, kita akan melakukan berbagai hal agar bisa menang. Mulai dari riset, persiapan bahan dan penulisan. Saya pernah menulis Tips mengenai Jurus Memenangkan Lomba Blog ala DuniaBiza, Maks bisa mampir dan baca-baca. Linknya ada di sini. https://duniabiza.com/…/tips-mengikuti-lomba-blog-ala…/
Kurang lebih ada 5 hal yang perlu dilakukan saat menyiapkan artikel lomba
- Kenali karakter lomba
- Pahami tema dan goals penyelenggara
- Cari tahu selera juri
- Persiapkan materi jauh hari, riset
- Teruslah menulis, dan biarkan tulisan menemukan takdirnya.
Bagaimana cara mengetahui selera juri dan karakter lomba?
Bila kita sudah tahu siapa jurinya, kita bisa lihat kecenderungan mereka seperti apa. Ada juri yang suka human interest dan storytelling, ada yang suka main data, ada yang suka desain dan infografis. Bila tidak tahu jurinya bisa lihat penyelenggaranya. Bagaimana kecenderungan mereka menulis di website. Selain itu jenis produk dan materi yang dilombakan juga bisa jadi ancar-ancar..
Soal karakter lomba kita juga bisa melihat dari jenis lomba. Misalnya ada penyelenggara yang tidak terlalu fokus pada konten tetapi pada penyampaian pesan. Biasanya ini berlaku pada lomba review suatu aplikasi online atau website.
Nah, untuk lomba review ini biasanya yang diutamakan adalah bagaimana kita bisa menuliskan dengan rinci dan menarik mengenai fitur-fitur unggulan dari aplikasi mereka. Untuk menyampaikan keunggulan fitur ini tentu akan lebih menarik apabila dibuat melalui konten design, gambar, infografik dan video.
Pada beberapa lomba tertentu ada juga penyelenggara yang mengutamakan konten. Kekuatan kata dan pesan yang disampaikan dalam tulisan menjadi hal yang utama. Biasanya lomba jenis ini bertumpu pada kemampuan untuk mencari sudut pandang yang unik dan bagaimana kita bisa menyampaikan gagasan dengan narasi yang menarik pula. Lomba jenis ini biasanya diselenggarakan oleh lembaga seperti kementerian, lembaga swadaya dan institusi.
Untuk brand biasanya lebih mengutamakan tentang bagaimana kita bisa soft selling mengenai produk yang mereka pasarkan. Bahkan beberapa penyelenggara malah suka dengan artikel yang hard selling.
Menulis Storytelling untuk blog
Storytelling merupakan seni menulis dengan cair dan mengalir seolah penulis sedang bercerita pada pembaca. Dalam jurnalistik storytelling disebut dengan feature. Namun dalam penulisan blog tidak dikenal kaidah jurnalistik dan keharusan tunduk pada kode etik seperti halnya pada feature untuk awak media.
Penulisan storytelling pada website atau blog selain memudahkan pembaca untuk memahami tulisan juga untuk menjawab kebutuhan akan tulisan yang enak dibaca dan mengalir. Karena relatif panjang, tulisan storytelling ditulis dengan kreatif melalui penggunaan gaya bertutur, dan menghibur. Agar bisa menghibur, tulisan storytellingn perlu dikemas dengan bahasa yang ringan dan mudah dipahami.
Tulisan storytelling sebaiknya memenuhi unsur sebagai berikut
- Kreatif: Dikemas dengan bahasa tutur seolah penulis sedang berkisah dan berhadapan langsung dengan pembaca.
- Menghibur:penyajian ringan dan mengalir membuat tulisan bisa dibacaa kapan saja. Tulisan ini tidak terikat pada aktualitas.
- Informatif:Tulisan storytelling kaya akan detail dan informasi sehingga memberikan banyak pengetahuan pada pembaca.
- Human interest:menyentuh perasaan dan rasa kemanusiaan sehingga mampu menggugah emosi pembaca baik senang, sedih, bahagia, bersemangat, dan lainnya.
- Subjektif: melibatkan penilaian individual terhadap suatu objek atau masalah yang diceritakan
Lewat storytelling kita bisa menceritakan suatu hal atau peristiwa dengan cair dan mengalir. Saat menulis dengan storytelling, kita seolah-olah sedang bercerita atau bertutur kepada pembaca. Pembaca seolah-olah dilibatkan, dan dibuatkan dekat dengan hal yang diceritakan. Bahkan bukan tidak mungkin, kita bisa membangun interaksi dengan pembaca lewat storytelling.
Saat menulis storytelling kita membuat tulisan menjadi hidup. Pelibatan panca indera dalam tulisan akan membantu dalam membuat tulisan yang mengalir dan cair. Selain itu pemilihan kata juga akan membantu membuat tulisan mudah dicerna.
Ada yang bilang bahwa lewat storytelling kita sedang mencoba “membumikan’ tulisan ‘langitan’ agar mudah dipahami bahkan oleh pembaca awam sekalipun. Model tulisan storytelling tidak berbentuk cerita biasa yang to the point.
Ruh dari storytelling itu adalah bahasa tutur. Jadi memang saat menulis kita memposisikan diri sedang bercerita pada orang lain. Namun karena ini adalah tulisan tetap yang dipakai adalah bahasa tulis, bukan bahasa lisan. Penggunaan SPOKnya tepat, dan tulisannya mudah dipahami.
Pada tulisan jenis apa storytelling bisa digunakan?
Tulisan storytelling dapat diaplikasikan pada beragam jenis tulisan seperti parenting, kesehatan, traveling, kecantikan, home care, dan liputan lapangan. Agar lebih mudah larut dalam cerita yang kita tulis, penulis bisa membantu pembaca dengan mendeskripsikan berbagai peristiwa secara detail. Sederhananya, storytelling memberi ruang bagi penulis untuk berkisah.
Sebagai contoh, saat kita mengikuti suatu acara kita bisa menyajikan laporannya berupa storytelling. Pelibatan panca indera saat berada di lokasi acara, dan mengumpulkan banyak detail terkait acara akan membantu kita membuat sebuah tulisan storytelling.
Sebelum pandemi, ada banyak ya acara yang melibatkan blogger, dan semoga nanti setelah pandemi pergi berlanjut lagi ya. Bisa peluncuran produk, seminar, penandatangan perjanjian, atau festival. Nah, artikel reportase ini bisa banget dibuat dengan storytelling. Apalagi kalau dalam acara ada kemeriahaan atau kehebohan yang terjadi. Bisa jadi tulisan pandangan mata yang basah banget. Syaratnya, jangan lupa memperhatikan detail acara dengan seksama.
Misalnya saat meliput peluncuran kampanye Indonesia sehat. Peluncuran ditandai dengan pelepasan balon dan pemotongan pita oleh Menteri Kesehatan. Saat pelepasan balon, bersamaan saat tali digunting, ada tiga balon yang pecah sehingga suasana peluncuran menjadi lebih semarak.
Nah untuk ilustrasi ini ada baiknya kita mulai menggunakan indera dan juga memperhatikan detail. Misal, ada berapa balon yang dilepas. Jumlahnya bisa dikira saja. Apa warnanya, apakah satu warna dominan atau warna warni. Siapa saja yang mendampingi Menteri, apa kostum Menteri, dan detail lainnya yang dianggap perlu dan mendukung cerita. Termasuk juga suasana dan musik pengiring ketika peluncuran.
Ini adalah contoh pembuka tulisan waktu saya ikut peluncuran produk ASUS. Alhamdulillah tulisan ini berjodoh dengan hadiah laptopnya.
***
Grand Ballroom Hotel Pullman Central Park siang itu, Selasa, 17 Januari 2019 dipenuhi seribu lebih undangan. Mereka datang dari berbagai pelosok negeri. Ada pekerja media, blogger, distributor, penggemar setia produk ASUS yang datang dari berbagai kota.
Kerlap-kerlip cahaya diiringi dentum suara dari pengeras suara menaungi ruang berkapasitas 4.000 orang. Sungguh penuh dengan sukacita. Semuanya datang menjadi saksi lahirnya sejarah baru dunia laptop dan notebook tanah air.
Dari bangku di deretan belakang, saya diliputi rasa penasaran. Sehebat apakah Laptop ZenBook terbaru yang dikeluarkan ASUS kali ini?
Contoh lain bisa dipraktekkan pada tulisan perjalanan. Bila temans ingin membuat artikel perjalanan dengan gaya feature, siapkan detil yang banyak untuk diceritakan. Misalnya, ketika berkunjung ke pantai, tak cukup hanya dengan kata indah. Temans perlu melengkapi dengan laporan pandangan mata terhadap pantai tersebut. Di sinilah pentingnya ketajaman indera.
Deskripsi mengenai keadaan di sekitar pantai ketika kita datang perlu disajikan dengan lebih detil.
Contoh
Pantai karang bolong Anyer indah banget. Apalagi saya sampai di sana sudah sore. Pas banget. Bisa main pasir sambil menunggu sunset. Benar-benar pengalaman yang tak terlupa. Saya jadi ketagihan pergi ke sana.
Artikel pada contoh 1 belum detail menggambarkan keindahan pantai karang bolong. Belum ada deskripsi pendukung sehingga pantai menjadi indah dan sangat berkesan. Penggalan ini akan berbeda bila diperkaya dengan pandangan mata dari penulis.
Matahari merambat turun ketika saya sampai di Pantai Karang Bolong Anyer hari itu. Gulungan ombak berpacu menyapa deretan karang yang menjorok ke laut. Di bagian pantai yang lebih landai, deburan ombak menjalar menutupi pasir putih. Dari kejauhan, burung camar terlihat berebutan mematuk ikan.
Saya bermain pasir hingga lupa waktu. Tak terasa langit telah berubah warna. Rona jingga berpendar seiring menghilangnya mentari di langit barat. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk pulang. Meninggalkan pantai karang bolong yang penuh kenangan.
Bagaimana temans, apakah terlihat bedanya? Inti dari sebuah artikel storytelling terletak pada kedalaman detail dan deskripsi. Penulis seolah sedang memberikan gambaran mengenai suatu lokasi.
Bagaimana mengemas Storytelling untuk blog agar menarik?
Agar tulisan storytelling yang kita buat menarik minat pembaca dan mengalir, bisa perhatikan 5 hal berikut
- Pilihlah judul yang unik dan menarik. Judul yang unik dan menarik biasanya tidak terlalu panjang. Agar bisa mencuri perhatian bisa memainkan kata dan rima.
- Buat pembuka yang kuat agar pembaca tertambat hatinya dan penasaran untuk tahu lebih jauh ceritanya. Cara membuka ini ada banyak bisa dengan pertanyaan, dialog, kutipan, atau gambaran suatu peristiwa atau kejadian
- Sisipi dengan dialog, anekdot, humor, dan kutipan agar tulisan tidak monoton
- Gunakan kalimat efektif. Bagaimana mengemas kalimat efektif temans bisa baca di sini ya. https://duniabiza.com/…/08/12/yuk-membuat-kalimat-efektif/
- Kaya diksi. Banyak membaca akan membantu kita memperkaya diksi.
Trik menulis storytelling
Ada banyak cara bagi kita untuk menulis sebuah artikel dengan gaya storytelling. Pada intinya berceritalah. Buatlah seolah-olah kita sedang bercerita pada pembaca tentang suatu kisah atau hal. Sampaikan dengan ringan dan bahasa yang mudah dipahami pembaca.
Beberapa trik yang bisa dipakai misalnya dengan membangun enemy dan hero, bangun konflik, manfaatkan detail, sampaikan dengan bertutur seperti sedang berkisah, deskripsikan dan beri kejutan dalam tulisan melalui alur cerita yang tidak datar.
Bagaimana agar bisa fokus dan terhindar dari jebakan bertele-tele?
Menurut saya, kuncinya hanya satu. Setialah pada ide utama tulisan.
Memang, ketika menulis, ketika berada dalam satu peristiwa, atau ketika melakukan perjalanan, ada banyak hal di sekitar kita yang menarik untuk diceritakan ulang pada pembaca. Namun, tak semua detail itu berkaitan dengan cerita atau kisah yang sedang kita tulis.
Setia pada ide utama tulisan adalah jalan paling benar dalam mengawal tulisan agar tak melebar. Menulis storytelling sama dengan membidik gambar di tengah keramaian. Bayangkan saja, ada begitu banyak peristiwa yang terjadi dalam sekali waktu.
Ketika kita sudah putuskan mengambil gambar kupu-kupu sedang mengisap madu bunga, maka detail lain di sekitarnya menjadi tidak penting.
Detail yang dibutuhkan barangkali hanya seputar bunga, kelopak bunga, kupu-kupu, hembusan angin di sekitar bunga. Sedangkan kumbang yang juga mampir pada kuntum bunga di sebelahnya menjadi tidak relevan untuk diceritakan.
Bagaimana dengan gambaran berikut. Apa yang akan temans tulis ketika berada dalam situasi di foto berikut?
Foto di atas merupakan salah satu contoh bagaimana kita menjaga untuk setia pada ide utama tulisan. Ketika memutuskan akan menulis cerita mengenai “Perempuan Tua dan Babinya”, maka beberapa detail yang dibutuhkan dari foto tersebut adalah:
- Apa yang dibawa si nenek tua, berapa beratnya
- Berapa lama ia sudah berjalan, ke mana tujuannya
- Siapa nama babi itu. Sudah berapa lama ia bersama nenek tua itu
- Kenapa mereka berjalan kaki
- Apakah babi sedang mengandung? Berapa usia kandungannya.
- Apa bahan tali yang dipakai untuk mengikat babi
- Kenapa kaki babi juga diikat dengan kain biru, padahal sudah ada tali kekang.
Kurang lebih begitu ya. Tentu saja, segala detail yang sudah kita list tadi hanya pelengkap dari informasi utama yang ingin disampaikan. Dan informasi utama tentu saja diperoleh setelah kita berkorespondensi dengan si nenek tua.
Nah bagaimana temans. Semoga sudah ada gambaran sedikit ya mengenai penulisan storytelling ini. Semoga membantu ya.
Untuk penambahan dan pengayaan, temans bisa mampir ke link-link berikut ya.
Baca: Mengadopsi Gaya Penulisan Feature untuk Blog
Baca juga: Membuat Kalimat Efektif
Semoga ke depan saya bisa rutin sharing minimal satu bulan sekali soal penulisan ini. Temans juga bisa cari artikel terkait penulisan di kategori writing ya. Kalau temans punya pertanyaan dan reques artikel yang ingin kita obrolin soal penulisan bisa sampaikan di kolom komen atau lewat DM medsos.
Pada akhirnya, terus berlatihlah yang akan menempa kita. Dan saya percaya setiap tulisan punya takdirnya…
Selama menulis. Keep writing, keep inspiring!
Related Posts
-
Jeli Memilih Asuransi Penyakit Kritis
No Comments | Apr 3, 2020
-
Kitashi Pillow Spray, Rahasia Tidur Nyenyak Sepanjang Malam
7 Comments | Jul 28, 2020
-
Agar Artikel Traveling Terindeks Mesin Pencari
33 Comments | Nov 1, 2017
-
Candu Raun, Bukan Blog Biasa Punya Mba Monda
13 Comments | Jan 7, 2017
About The Author
ira guslina
Duniabiza adalah website yang mengulas seputar gaya hidup, parenting dan inspirasi. Temukan kami di Email :duniabiza@gmail.com ; Twitter & Instagram : @duniabiza, Facebook : dunia biza
Mbak iraaaa… haturnuhun sharing ilmunyaaa
ya ampuuun, dirimu memang warbiyasakk, bisa memilah dan memilih diksi yg maknyuss untuk ditampilkan di blog.
Trus, storytelling ala kamu emang “daging banget” mbaaa, enaaakk dan ngalir banget dibacanya.
Kami selaku pembaca kayak diajak untuk berada di latar yg mba Ira ceritakan 😀
dari tulisan ini aku banyak belajar gimana caranya memenangkan blog denga storytelling, wah.. makasih mba udah berbagai ilmu 🙂
Juara banget mbak Ira memang nih soal bikin artikel lomba yang story telling. aku ambil ya ilmu2nya mbak. Ajarin bikin judul dong mbak 🙂
Mudah2an nanti bisa sharing soal judul ya mba.. nanti kalau sudah tayang ira kabari ya..
Terima kasih banyak untuk tulisan bergizi ini, Mba Ira. Suka banget sama gaya bertuturnya yang memanjakan mata. Aku jadi banyak belajar supaya tulisan lebih luwes tapi tetap ngga kehilangan esensinya.
Terima kasih mba molly.. masih harus belajar dan berlatih mba biar makin terasah.. 🙂
“Membumikan” tulisan “langitan” terkadang masih jadi kendala buat saya. Kalau temanya terlalu berat bagi saya. Makanya suka salut dengan blogger yang bisa menuliskan tema berat dengan rasa yang renyah
Senang banget baca tulisanmu Mbak, indah dan seolah kita sedang ada di tempat yang Mbak Ira ceritakan.. Semoga daku bisa menulis sekeren dirimu..
Salut banget sama kak Ira.
Di sinilah kekuatan tulisan kak Ira yang tak ada duanya. Detil, teliti dan seolah mengajak pembaca ikut merasakan apa yang dirasakan penulis.
Kereeen, kak Ira.
Haturnuhun sudah berbagi.
Semoga bisa ketularan kak Ira, fasih dalam memilih kata dan bahasa.
Luar biasa sekali, sedetail itu mbak Ira jelasinnya.. Saya baru bisa menemukan “klik”nya di gambar Perempuan Tua dan Babinya, ternyata bisa banyak banget yang bisa kita ulas, terimakasih ilmunya mbak Ira
Wuih tulisan yang keren. Beruntung Mbak Ira menulisnya di blog. Aku gak sempet ikut deh waktu di FB. Kudu dicontoh nih tipss-tipsnya. Aku catet ah. Makasih Mbak Ira udah sharing. 🙂
Keren banget memang nih tipsnya, harus saya coba dan masukkan kedalam setiap tulisan nih, makasih sharingnya.
Mba iraaaa kamu emang jagonya untuk story telling tulisan, aku tuh suka bingung dan kehabisan kata-kata kalo nulis, bagi tips dong biar bisa dapet kalimat yang pas untuk menjelaskan sesuatu, apakah baca buku atau gimana ? terus ada standar panjang tulisan ga sih, soalnya ya itu seperti yang udah dibahas, takutnya bertele-tele malah bikin pembaca males duluan. gimana biar tetep menarik walau tulisannya panjang?
Untuk mengasah tulisan membaca dan banyak mendengar bisa menambah wawasan. Saya sendiri ga batasin tema saat membaca tapi memang buku2 yang kira2a renyah dan enak dibaca.
Untuk panjang tulisan tidak ada batasan mba. Yang membuat tulisan storytelling beda karena panjangnya bukan karena bertele2 tapi karena padat info. Justru makin panjang seharusnya makin kaya tulisannya.
Serasa dapet pencerahan. Pas banget lagi mau ikutan lomba nih mbak. Semangatnya jadi nular ke aku. Itung-itung ngasah kemampuan yaa. Hehe.
siap semangat mba… semoga berjodoh ya..
Mba makasih sharingnya. Pencerahan banget ini. Pantesan aku ikut lomba gak pernah menang karena gak fokus pada satu hal.
ada banyak sih mba faktor untuk menang lomba. Seperti yang saya sampaikan soal konten ini bukan faktor penentu juga karena persentasenya pun antara 30-70 persen tergantung penyelenggara.
mbak ira, makasih ya sudah ditulis disini
mau belajar buat lebih sering nulis dgn gaya storytelling yg bagus aku
makasih sudah berbagi ya mbak
Mbak Iraaaa tulisannya lengkap bangeet. Makasih yaa. Aku suka baca tulisan-tulisan Mbak Ira story telling yang menang lomba meski kadang gak komen. Mbak Ira emang juaara. Keren banget. Meski tulisannya panjang saya gak bosan membacanya.
Kemarin baca di timeline KEB masih sepotong-sepotong mbak, soalnya udah ngantuk hehehe.
Alhamdulillah dituliskan lengkap di sini. Saya bookmark ya, kapan-kapan kalau lupa bisa langsung buka ke sini lagi
Jadi ingat nasib laptop Asus saya tuh, September 2019 nya rumah kemasukan maling, laptop Asus dan semua isi rumah digondol maling. Sampai sekarang, saya belum bisa mendapatkan gantinya lagi. Tetap nulis ngeblog dll kembali dari hp
Semoga dimudahkan urusan dilancarkan rezeki ya teh biar bisa dapat ganti. Amin…
Keren mb Ira mah menamg teerus ya..aku dah lama jarang ikut lomba blog. Kangen juga menang wkwkwk..terima kasih sharingnya
Mba Ira aku hepi banget dapet tips kayak begini MasyaAllah makasih banyak mba Ira jadi bisa lebih giat belajar menulisnya biar menang.
Mbak Ira, makasih yaa sudah dirangkumin. Izin save ke pdf artikel ini biar bisa dibaca ulang. Makasih banyak tipsnya.
Gampang – gampang susah ya mbak membuat storytelling tuh jadi harus banyak belajar lagi nih makasih sharingnya
Keren banget, bermanfaat ini. Kelemahan aku mbak gak bisa nulis banyak utk lomba. Krn begron jurnalis yg terbiasa nulis hard news. Jd melipir deh kalo ada lomba hehehe
Mbak Ira keren banget materinya. Kebetulan saya juga suka ingin ikut lomba2 blog apalagi yang temanya kena di hati. Ikut lomba bisa sambil curhat. Intinya padukan storytelling dengan isi materi secara optimal ya.
Setia pada ide tulisan…noted Mba Ira utk yg ini. Kadang klo udah cerita ya, suka melebar kemana-mana. Akhirnya malah tulisan kurang sharp. Thanks ya mba untuk tipsnya ini.
Haduh …, saya terpaksa membacacanya dalam 3 episode, Mbak Ira. Habis, semakin disimak kian ingin tahu daging intinya. Alhamdulillah, subtansi tulisan sudah dapat. tinggal kemampuan saya untuk meaplikasikannya. Terima kasih telah berbagi ilmunya. Salam sukses selalu.
Mba Ira,
Aku padamu, mba.
Story telling di pantai itu, memukauku!
Sepertinya tak cukup sekali melahap pencerahan ini.
Kudu diulangi lagi dan lagi biar merasuk ke jurang hati.
Sssst,
Aku bahkan membuat rangkuman catatan biar semakin kerasukan.
Hahaha.
Mantap ini ilmunya mbak. Biarpun saya termasuk yang jarang sih ikut lomba blog tapi memang menulis pake metode story telling lebih enak juga ke pembacanya. Rasanya kita ikut berada di sana juga gitu. Hehe..
Terima kasih banyak sharingnya mbak, saya yang masih newbie ini jadi banyak belajar dengan membaca tulisan ini. Memang harus pandai membuat tulisan terkesan tidak to the point ya, dengan storytelling pembaca akan lebih nyaman membacanya. Akan saya praktekkan nanti kalau menulis lagi insya Allah.
Terima kasih sudah berbagi mba. Kebetulan saat ini saya sedang mengikuti kompetisi.
Untuk memenangkan lomba harus banget ya, kak Ira…membumikan tulisan. Dan aku selalu yakin satu hal kalau tulisan itu akan membawa manfaat bagi pembacanya terlepas dari maksudnya adalah untuk ikut lomba.
Makasih banget mbak atas sharingnya.. Aku lagi nyari banget nih artikel seperti ini, biar bisa banyak belajar lagi buat ikutan lomba blog
masya Allah lengkap banget Mbak Ira, aku jadi belajar banyak. aku izin bookmark ya artikelnya buat ke depannya biar belajar lagi terus. sebagai junior ku takjub banget mbak bisa bercerita ngalir begitu. masya Allah
Mbak sharringnya keren banget. Saya yang biasa patah hati ketika kalah lomba kaya mendapatkan semangat baru
Ilmu nulis jurnalisnya kepake banget ya, Ira Udah terlatihlah. Semasa jurnalis aja termasuk andalan. Hehehe. Terus berkarya yaaa. Proud of you. Keren.
Saya selalu berupaya membuat story telling
Namun memang saya perlu banyak latihan
Akhirnya saya harus memilih untuk ikut dengan model nekat
ah mbak ira, terima kasih ya sudah menuliskannya disini
aku kemarin nggak sempat ikut live nya
emang kok ya mbak, tulisan yg enak itu ya yg storytelling ya
Nggak nyesel ikutan blogwalking kali ini. Banyak ilmu yang didapat. Salah satunya tulisan Mbak.. terima kasih
Aku lho nggak percaya kalau Mbak Ira bagusnya di konten aja! Soalnya ilustrasinya aja udah kece-kece. Keren banget deh Mbak, aku suka sama tips-tipsnya.
hihii… iya sih. soal desain ini soalnya take time banget dan biasanya susah ngatur waktu buat optimalkan biin desain..
Terima kasih mbak ira atas sharing ilmunya, teknik penulisannya sangat bermanfaat dan membantu