Tertambat Pesan Bijak dari Tepian Sungai Siak
|
Pada alam kita belajar. Lewat alam kita berikhtiar.
***
Matahari mulai tergelincir saat saya tiba di rumah Bu Ama, perempuan paruh baya warga Sungai Apit, Kabupaten Siak Sri Indrapura, Riau beberapa tahun lalu. Waktu itu sedang di puncak musim panas, suhu udara di kala siang bisa mencapai 35 derajat celcius. Sore hari suasana menjadi lebih sejuk karena udara lembab dari sungai.
Dari rumah Bu Ama, kami masih bisa melihat aliran sungai Siak menghilir ke Selat Malaka. Sesekali suara speed boat atau perahu pompong melintas memecah keheningan. Duduk di beranda rumah, membuat saya dan teman satu tim bisa bersantai setelah seharian melakukan perjalanan dengan motor mengunjungi beberapa kampung untuk pengumpulan data. Rumah itu menjadi tujuan terakhir kami di hari itu sebelum beranjak ke penginapan.
Kedatangan kami ke rumah itu sebenarnya ingin menemui suaminya yang sehari-hari bekerja sebagai pengambil madu lebah Sialang. Sosok suami Bu Ama menarik bagi kami karena ia masih mempertahankan tradisi “menumbai” yaitu prosesi pengambilan madu Sialang secara tradisional. Namun saat datang, sang suami ternyata belum pulang. Jadilah kami memanfaatkan kesempatan untuk menggali beberapa hal dari Bu Ama. Kebetulan, perempuan itu mengetahui sejumlah hal tentang seluk beluk adat dan sosial masyarakat di sana.
Dua jam lebih berbincang dengan Bu Ama, saya tak henti takjub dan kagum dengan beliau. Pada usia yang telah lewat 50 tahun, wajahnya masih saja terlihat segar. Tak banyak kerutan yang terlihat. Padahal, sehari-hari Bu Ama tidak hanya berdiam di rumah tetapi juga turun ke ladang untuk bercocok tanam.
“Sejak muda sudah rajin minum madu Sialang,” begitu penjelasan Bu Ama saat itu.
Hal yang paling saya ingat sampai saat ini adalah tips dari beliau untuk merawat kulit muka dan badan dengan memanfaatkan madu alami dari hutan. Sebagai istri pengambil madu hutan, Bu Ama hafal betul bagaimana memanfaatkan madu untuk menjaga kesehatan dan kecantikan.
Hari itu saat datang ke rumahnya, kulit muka saya memang sedikit terbakar matahari. Juga ada tanda jerawat yang akan bersemi. Perjalanan beberapa hari keluar masuk kampung menggunakan kendaraan roda dua otomatis membuat kulit saya banyak terpapar matahari dan debu. Apalagi saat itu saya belum terlalu aware soal perawatan.
Jadilah saya mendapat wejangan dari Bu Ama. Menurut beliau, rutin mengkonsumsi madu hutan akan membuat kulit menjadi lebih cerah. Selain itu madu hutan sangat baik untuk meningkatkan stamina. Tak hanya diminum, madu juga bisa dibalurkan langsung ke wajah dan kulit.
Bila ingin digunakan rutin, madu hutan bisa dicampur dengan air mawar, lalu dijadikan masker untuk kulit dan wajah. Bila tak mau terlalu lengket, madu bisa dicampur sedikit dengan air bersih sebelum dibalur ke muka. Ia pun menyampaikan kalau madu sangat bagus untuk menghilangkan jerawat dan membuat kulit menjadi lebih awet muda.
Saat pulang saya membeli sebotol madu sialang hutan dari Bu Ama. Di penginapan langsung mengaplikasikannya di muka. Benar saja, beberapa hari kemudian, kulit yang terbakar menjadi segar kembali. Jerawat yang tadinya mau bersemi tidak jadi singgah lama di muka.
Sebelum bertemu Bu Ama, sebenarnya saya sudah pernah mendengar mengenai khasiat madu sialang yang merupakan madu hutan untuk kesehatan dan kecantikan. Namun, belum pernah benar-benar mengaplikasikannya.
Perbincangan sore itu di tepian Sungai Siak telah memberi pengalaman baru. Sejak hari itu, saya jadi rajin mengkonsumsi madu. Tidak hanya diminum, sesekali juga diaplikasikan di wajah. Untuk bibir juga sering dipakai karena penggunaan madu bisa membuat bibir menjadi lembab.
Kebiasaan itu terus berlanjut hingga kini. Kalau ada kesempatan, saya akan memesan madu hutan, Bila tidak bisa, biasanya saat sedang mencari skincare tertentu saya akan cenderung memilih yang berbahan dasar atau ada kandungan madu, karena madu terbukti bahan alam yang bagus untuk tubuh baik untuk kesehatan, daya tahan dan kecantikan.
#LestarikanCantikmu, LestarikanBumimu
Sebenarnya, tak cuma pesan bijak tentang perawatan kecantikan yang membuat saya masih mengingat pembicaraan dengan Bu Ama hari itu. Jauh dari itu, hati saya tertambat dengan kebersahajaan dan kesederhanaan masyarakat Sungai Apit dalam memelihara tradisi dan budaya. Tradisi menumbai dalam mengambil madu lebah sialang yang masih hidup di sana merupakan bentuk pelestarian tradisi dan budaya.
Sialang merupakan pokok pohon besar yang menjadi rumah bagi lebah hutan. Biasanya bisa pohon kempas, kedundung, atau jenis lain. Pokok Sialang biasanya tidak berdiri sendiri. Ia tumbuh di rimba, hutan alam, atau di tanah ulayat kampung yang masih terjaga dan tidak dibuka untuk tanaman industri seperti sawit. Ekosistem di pokok Sialang biasanya lebih rimbun dibanding tanah kebun biasa. Masyarakat percaya bahwa lebah akan nyaman bersarang dan tidak mengganggu selama tidak terusik oleh aktivitas warga.
Produksi madu sialang dilakukan dengan tradisional. Menariknya, kini madu sialang sudah dijual dengan pemasaran yang lebih maju. Di beberapa daerah malah sudah didirikan koperasi untuk mengelola pemasaran madu Sialang. Pengelolaan yang lebih profesional menjadi katalisator dalam memberdayakan masyarakat di pinggir hutan.
Madu Sialang tentu saja menjadi komoditas lokal yang ramah lingkungan dan ramah sosial. Saya sebut ramah sosial karena keberadaannya membuat masyarakat tetap menjaga tradisi dan warisan masa lalu. Kehadiran pokok Sialang di suatu kampung mendorong masyarakat masih terhubung dengan sejarah dan kebudayaan di masa lalu. Tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Lebih dari itu pemberdayaan masyarakat untuk mempertahankan madu hutan sebagai komoditas unggulan menurut saya mendorong masyarakat untuk mengembangkan ekonomi ramah lingkungan. Pembudidayaan yang sepenuhnya bergantung pada alam, pengolahan yang ramah lingkungan membuat madu hutan menjadi komoditas berkelanjutan yang mendukung kelestarian alam.
Ada satu cerita menarik dari Bu Ama yang saya ingat tentang karakter lebah Sialang. Kualitas madu Sialang akan lebih bagus bila lebah mengkonsumsi nektar dari tanaman yang tidak menggunakan pestisida. Sayangnya, saat ini karena kampung sudah dikepung lahan perkebunan sawit, maka lebah Sialang pun mulai banyak mengkonsumsi nektar dari bunga sawit. Karena itu, keberadaan lebah hutan akan mendorong masyarakat untuk terus menjaga kelestarian hutan alami agar lebah Sialang tetap mendapatkan bunga dari tumbuhan yang tumbuh di hutan alam.
Saya jadi ingat cerita tentang Madu Hutan Leuser yang dikelola masyarakat Pantai Cempa, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang. Di sana terdapat pengelolaan Madu Hutan Leuser yang unik karena lebahnya tidak mau mengkonsumsi nektar dari hutan tanaman industri sehingga madu yang dihasilkan benar-benar bersih dari pestisida kimia. Hal itu mendorong masyarakat di sekitar Taman Nasional Leuser tetap menjaga kelestarian hutan di sana.
Sama halnya dengan Madu Hutan Leuser, mempertahankan Pokok Sialang di Siak menurut saya merupakan upaya untuk menjaga kelestarian alam. Semakin terjaga kelestarian hutannya, maka semakin baiklah kualitas madu hutan yang akan dihasilkan. Hal ini tentu saja akan menjadi penyemangat masyarakat untuk menjaga hutan tetap lestari.
Sustainability is Truly Beauty
Urusan menjaga kelestarian hutan dan lingkungan di balik terjaganya pokok sialang ini pulalah yang membuat saya menjadi tergugah. Penggunaan madu untuk memelihara kecantikan seperti yang disarankan Bu Ama, ternyata tidak hanya membuat kulit menjadi lebih terawat dan cerah tetapi juga turut berkontribusi menjaga lingkungan.
Bayangkan, bila madu hutan makin digemari sebagai bahan untuk perawatan kecantikan maka masyarakat lokal akan semakin bersemangat untuk melanjutkan tradisi menumbai dan menjaga pokok-pokok sialang tetap berdiri tegak. Dan bila pokok sialang tetap terpelihara maka ekosistem hutan alam di sekitarnya akan tetap terjaga.
Duh, indahnya bila kita bisa merawat kulit tetap cantik dengan tetap menjaga keseimbangan alam ya. Apalagi bila penggunaan bahan alam dan komoditas lokal untuk perawatan kecantikan ini menjadi kesadaran bersama seluruh masyarakat. Pasti bumi kita akan tersenyum lagi.
Kenapa sih kita tetap harus setia menggunakan produk berbahan komoditas lokal untuk mewujudkan visi lestari? Nah, temans bisa lihat betapa pentingnya memiliki visi lestari dalam setiap denyut nadi kehidupan kita, bisa temans lihat dari video produksi Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LKTL) berikut:
Tidak hanya madu hutan, ada banyak komoditas lokal asal Indonesia lainnya yang kini banyak dipakai untuk bahan dasar produk kecantikan seperti kopi, cokelat, rempah, minyak tengkawang, pegagan dan aneka bunga. Penggunaan bahan alam ini selain baik untuk kulit, juga ramah lingkungan. Produk kecantikan berbahan ramah lingkungan akan mendorong hutan tetap lestari.
Yup. Saat ini, kekayaan hutan Indonesia memang tak terbilang banyaknya. Hutan menjadi penyangga kehidupan masyarakat sejak zaman dulu. Hutan menjadi penyumbang oksigen terbesar. Hutan menjadi rumah bagi jutaan makhluk hidup. Secara alami, hutan menghasilkan buah-buahan, biji-bijian, umbi-umbian, pati-patian dan sayur-sayuran sebagai sumber pangan nabati untuk dikonsumsi, yang bagus untuk kesehatan.
Selain dengan menggunakan pangan lokal dan berbahan alam untuk produk kecantikan ada beberapa hal lainnya yang menurut saya juga perlu dilakukan untuk #LestarikanCantikmu. Memakai bahan alam saja tidak cukup. Penting juga bagi kita untuk memastikan produk kecantikan yang dipakai diproduksi dan diolah dengan ramah lingkungan.
Tak ada salahnya sesekali membaca artikel dan melakukan penelusuran di internet apakah produk kecantikan yang dipakai diolah dengan bijak dan tidak membuang limbah berbahaya ke alam. Perhatikan juga apakah produk dikemas dengan kemasan ramah lingkungan dan minim sampah.
Oiya, ada satu lagi yang perlu menjadi perhatian kita. Di tengah membanjirnya produk kosmetik dan skincare yang tersedia di pasar, tetaplah berpegang pada prinsip sustainability beauty. Sustainability beauty memastikan bahwa produk beauty diolah dan diproduksi tanpa melibatkan hewan sebagai uji coba, dan tidak mengandung bahan dari hewan.
Kosmetik ramah lingkungan ini akan menjadi parameter yang kongkrit bagi kita dalam memilih skincare yang aman untuk kulit dan aman untuk bumi. #LestarikanCantikmu, untuk bumi yang terjaga dari generasi ke generasi.***
Referensi:
https://hutanitu.id/pesonahutan/komoditas-pangan/
https://kelingkumanggroup.co.id/news/keling-kumang-dampingi-petani-lebah-madu
http://www.kabupatenlestari.org/pustaka/kategori/dokumen-kelembagaan
Mbaaa… memang menyenangkan banget kalau kita bisa merawat kulit tetap cantik dengan tetap menjaga keseimbangan alam.
Apalagi bila masyarakat sadar penuh, penggunaan bahan alam dan komoditas lokal untuk perawatan kecantikan. Pasti bumi kita makin sehaaattt
kita punya kewajiban untuk bisa selalu menjaga keindahan bumi ini ya, termasuk dengan memastikan sustainable beauty
Sebenarny Indonesia tuh kaya sumber daya alam yang natural. Tentunya harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Apalagi bisa bermanfaat bagi manusia juga ternyata bahannya ramah lingkungan. Mantap tuh.
Madu memang banyak sekali manfaatnya. Saya sekeluarga biasa menggunakan madu untuk pertolongan pertama kalau luka. Cukup dioles madu pada bagian tubuh yang luka, Insya Allah lukanya akan cepat kering. Tapi harus yang madu murni atau madu hutan begitu. Benar-benar mujarab deh madu hutan tuh…
Aku pernah diberi madu hutan asli dari seorang teman, enak! Madu juga banyak sekali khasiatnya ya, salah satunya juga untuk kecantikan kulit wajah. Keponakanku suka tuh pakai madu sebagai masker wajah.
Bapak aku suka beli madu Indonesia mbaa.. selalu beliau beli. Jadi inget jaman pake madu di wajah. Kalau skrg seringnya diminum aja. Campur cuka apel enaak
Ini ramah lingkungan juga ya. Penting banget ini
sustainable beauty, seneng ya kalau industri kosmetik juga mulai beralih pada hal ini.
Saya belum pernah pakai masker madu, madu seringnya di minum aja. Harus di coba nih sesekali biar tahu rasa dan juga khasiatnya
semua perempuan emang pengen selalu tampil cantik ya mbak
makanya banyak cara yg ditempuh agar tampil cantik
tapi tentu akan menyenangkan bila cantik dgn bahan bahan yg alami
apalagi klo menggunakan produk yg ramah lingkungan, seperti madu ini
jadi nggak hanya cantik tapi juga merawat lingkungan
Ah, bener banget Maak, ditengah maraknya skinker yang menjamur saai ini, masih ada yang reminder peduli akan kecantikan dan pentingnya menjaga alam.
Aku suka minum madu dan pernah juga buat masker, dan ga usah diragukan lagi khasiatnya. ‘SAlut buat bua Ama dan suaminya, banyak belajar dari belio, Makasih sharingnya.
Iya sekarang banyak produk skincare dan kosmetik lokal, tapi ada yang menggunakan bahan dari luar negeri padahal banyak bahan alami di Indonesia yang bisa dimanfaatkan ya mbak
Madu memang terbukti sangat berkhasiat baik untuk kesehatan maupun kecantikan ya Mba. Dengan kita menjaga lingkungan otomatis sebenarnya kita juga menjaga sumber2 alam yang menjadi bahan baku untuk menjaga kesehatan dan kecantikan kita ya
Sialang merupakan pokok pohon besar yang menjadi rumah bagi lebah hutan. Biasanya bisa pohon kempas, kedundung, atau jenis lain.
Mbak Ira, ini maksudnya gimana ya? Sialang itu bukan nama pohon kah? Tapi nama pokok besar dari pohon apapun?
iya Mba.. itu istilah untuk pokok pohon yang dijadikan rumah bagi lebah. Ciri poko sialang adalah tinggi dan besar dan memiliki dahan yang tidak terlalu rimbun
Madu hutan memang banyak khasiatnya. Selain menjaga kesehatan juga mampu membuat wajah dan tubuh bugar dan sehat.
Sekarang semakin ramah dengan lingkungan dan makhluk hidup, ya. Dulu, uji coba ke hewan dianggap hal biasa. Saya senang kalau sekarang jadi lebih ramah untuk bumi
Indonesia kaya akan bahan alami yang bisa digunakan sebagai bahan dasar produk kecantikan ya Mba Ira. Alhamdulillah banget.
Saya penggemar madu Mbak, setiap belum mengkonsumsi madu rasanya ada yang kurang. Semoga dapat seperti Bu Ama
Indonesia kaya sekali akan SDA yang wajib kita jaga dan lestarikan ya.
Iya ya, ternyata banyak deh produk hutan yang bermanfaat untuk kecantikan. Aku kebetulan nih pake juga madu hutan.
Memahami cantik terbarukan lewat postinga ini
Bahwa alam bisa menjadi media cantik yang apa adanya tetappi elegan tiada duanya
Cara mengambil madunya masih sangat alami yaa..
Pantas sekali banyak manfaatnya, karena aku dengar raw honey ini dari mulai mengambil sampai menunggunya kembali ada beneran membutuhkan waktu.
Cantik dari alam.
WAAAAA hutan lebah? Serius?
AKu langsung membayangkan para lebah dengan celana kuning dan ikat pinggang hitam mondar mandir bawa ember menuju istana Ratu Lebah ya!
hihihiii…bikin ilustrasi keren mba pastinya…
Mbak Ira, terima kasih sudah membawa kisah dari tepian Sungai Siak hingga ke sini. Aku jadi mengenal madu sialang hutan dengan segala manfaatnya.
INdonesia itu kaya banget yaa. Manfaatkan mengolah kekayaan sumber daya di Indonesia untuk jadi perawatan tubuh.
Udah jarang Nemu madu hutan yang asli karena susah mengambilnya kan, apalagi mempertaruhkan nyawa harus manjat pohon yang tinggi dan besar
Benar banget ini pesannya, mencari produk yang ramah dengan lingkungan. Kemasannya juga apakah bisa didaur ulang, semoga harganya pun bersahabat ya. Makasih sharingnya, Mbk.
aku suka manfaat madu untuk menangkal radikal bebas 😀 sangat berguna yaaa
memang madu banyak manfaatnya, luar biasa. dan hutan2 kiat bisa menyediakannya makanya perlu dilestarikan itu hutan
madu hutan leuser pernah dengar tapi belum pernah rasa. btw, suka banget baca featurenya mbak ira. membuatku bisa membayangkan kehidupan masyarakat Siak.