Tahun Keluarga, Rumahku Istanaku
|
Mungkin tak seorang pun di antara kita yang pernah membayangkan tahun 2020 ini akan berlalu dengan begitu sellow. Hiruk pikuk dan gegap gempita yang biasanya seperti tak bertepi, tiba-tiba melambat. Pandemi akibat penyebaran virus corona atau Covid-19 yang menjalar sejak awal tahun telah mengubah banyak hal.
Tak ada lagi keramaian. Setop dulu untuk sering pergi ke mall. Jalan-jalan ke tempat baru. Makan bersama keluarga di restoran, dan bahkan. Setop dulu mudik ke kampung.
Yup. Pandemi telah mengubah banyak hal. Mengubah banyak rencana. Mudik lebaran Juli lalu yang sudah direncanakan untuk menjadi ajang kumpul keluarga sekaligus lebaran pertama si bungsu Arsyad di kampung halaman, gagal sudah.
Tapi kami masih harus bersyukur . Sangat-sangat bersyukur atas rezeki dan perlindungan yang diberikan Sang Pemilik Langit dan Bumi hingga sejauh ini. Di luar sana, banyak kelurga yang lebih terdampak. Kehilangan sumber penghasilan, dan bahkan tak sedikit yang kehilangan anggota keluarga.
Syukur tak terkira untuk semua dan semoga kita semua selalu dilindungi.
Dari berbagai hal di luar rencana yang terjadi selama 2020 ini, ada satu hal yang menurut saya seperti anugerah yang besar. Sejak Maret, saat pandemi baru merebak di Indonesia, kantor suami menerapkan Work From Home, dan itu masih berlangsung hingga kini. Praktis suami tak ke kantor lagi, seingat saya baru dua kali ia ke kantor selama pandemi.
Meski WFH membawa konsekuensi tersendiri seperti potongan tunjangan ini dan itu yang lumayan memotong pendapatan bulanan suami, namun saya merasa justru kebijakan WFH membuat kami punya kesempatan ntuk bersama lebih lama. Nyaris 24 jam anak-anak dan saya selalu bisa bertemu dengan dady. Apa-apa sekaran dilakukan bersama.
Di rumah bersama, dengan hanya sesekali ke luar rumah untuk keperluan-keperluan penting saja menurut saya justru memberi kesempatan membangun bonding antara anak-anak dan kami para orang tua. Apalagi sekarang usia anak-anak masih termasuk usia dini sehingga peran keluarga menjadi semakin besar.
Di 2020 ini pula banyak rencana yang harusnya kami sesuaikan ulang. Rencana si cantik Zizi untuk melanjutkan sekolah TK akhirnya kami pending. Apalagi ia tahun ini masih akan kembali mengambil TK A. Jadi kami pikir, cukuplah sementara belajar bersama mama dulu, sampai tahun depan masuk sekolah langsung TK B. Itu pun kalau keadaan lebih baik.
Kesempatan untuk bersama lebih banyak di rumah bagi saya juga menjadi momen untuk semakin meningkatkan kualitas hubungan. Dan alhamdulillah meski ada potongan ini itu dari gaji suami, Allah memberi rezeki dari pintu yang lain. Keikhlasan untuk menjalani ketentuan Sang Khalik di 2020 ini banyak sedikit telah membantu kami untuk bisa menerima keadaan.
Dan benar-benar terasa. Rasanya tempat terbaik dan terindah itu memanglah rumah. Tempat setiap anggota keluarga menjalankan perannya. Belajar bersama dan bermain bersama.
Saya berharap banyak hal positif yang bisa kami lakukan selama pandemi ini. Berharap semoga bisa meningkatkan kualitas diri.