Film The Burning Season: Menjaga Hutan dengan Cinta

Film The Burning Season

 

“Kalau kamu mengambil terlalu banyak hutan akan menelanmu, dan kau akan menghilang.”

Chico Mendez

The Burning Season adalah sebuah film yang diambil dari kisah nyata dengan setting masyarakat Cachoeira, daerah di sekitar hutan hujan Amazon, pada tahun 1951 sampai 1990an. Film ini diawali dengan adegan masyarakat Cachoeira yang menggantungkan hidupnya pada penyadapan getah karet yang merupakan salah satu mata pencaharian utama mereka. Pohon karet dikelupas dengan pisau hingga terlihat cairan putih kental yang mengikuti alur guratan pisau, kemudian ditampung di sebuah wadah. Begitulah kira-kira teknik sederhana masyarakat Cachoeira menyadap getah karet. Oleh karena itu, keberadaan pohon-pohon karet ini amatlah penting untuk kelangsungan hidup masyarakat Cachoeira.

Pada tahun 1980an, para pengusaha ingin menguasai hutan demi pembuatan jalan dan pembukaan lahan untuk beternak dengan melakukan penebangan-penebangan pohon-pohon di hutan Amazon. Hal ini kemudian mengancam mata pencaharian masyarakat Cachoeira. Di sinilah muncul seorang aktivis bernama Wilson Pinheiro yang berusaha membangkitkan semangat masyarakat Cachoeira agar terlepas dari belenggu dominasi kaum kapitalis dengan melakukan orasi di sebuah gereja. Aksi ini merupakan salah satu bentuk dasar dari pendekatan non kekerasan yaitu persuasif. Wilson Pinheiro yang mewakili masyarakat Cachoeira memaparkan fakta-fakta ketidakadilan yang dilakukan dengan cara mempengaruh opini publik sehingga publik kemudian tergerak untuk melakukan perlawanan. Wilson Pinheiro ini juga adalah orang pertama yang menggagas dan memimpin organisasi sarikat pekerja pedesaan. Pembentukan organisasi ini dibentuk demi membangun jaringan dan kerjasama dengan asas keprihatinan yang sama sehingga tuntutan-tuntutan keadilan yang dilakukan tidak sia-sia. Wilson Pinheiro dalam hal ini lagi-lagi telah menerapkan bentuk dasar pendekatan non kekerasan yaitu jaringan solidaritas.

Di dalam gereja itu pula, ada sosok Chico Mendez yang turut menjadi bagian dari reformasi pergerakan masyarakat Cachoeira. Organisasi sarikat pekerja pedesaan yang sebelumnya dibentuk oleh Wilson Pinheiro mengundang ketakutan dari kaum kapitalis, sehingga mereka melakukan terror-teror kepada masyarakat Cachoeira. Tidak lama setelah kepemimpinannya, Wilson Pinheiro ditembak mati. Hal ini mengakibatkan carut-marutnya organisasi sarikat kerja pedesaan yang menjadi radikal dan tidak terorganisir, yang seharusnya tujuan awalnya adalah hanya menuntut perubahan. Chico Mendez kemudian mengambil alih posisi Pinheiro untuk menentang dominasi kaum kapitalis tetapi tanpa menggunakan kekerasan. Salah satu metode yang dilakukan oleh Chico Mendez adalah dengan menggunakan media film dokumenter. Film ini mengisahkan tentang kerusakan hutan Amazon dan bagaimana usaha Chico Mendez untuk menyelamatkannya.

Nyatanya, cara ini pun tidak membuahkan hasil, keadaan tetap memburuk, teror terus terjadi di mana-mana di Cachoeira. Chico Mendez berpikir untuk mencalonkan diri menjadi gubernur karena ia sadar bahwa dengan begitu suaranya akan lebih didengarkan dan ia bisa melakukan perubahan. Harapan ini juga musnah karena ternyata dalam pemilihan Gubernur, Chico hanya mendapatkan total suara 10% karena lawan politiknya mendapat dukungan dari kaum kapitalis.

Di sisi lain, Chico Mendez sadar akan pentingnya media dalam menyuarakan tuntutannya. Usaha Chico dalam menghentikan penebangan hutan dan pemberian pekerjaan bagi warga di daerahnya mendapat sambutan dunia. Chico juga sempat menerima penghargaan dari PBB terkait usahanya dalam menyelamatkan hutan. Namun berbagai pencapaian ini masih tetap tidak menghentikan terror dan konflik yang terjadi di masyarakat Cachoeira. Masyarakat Cachoeira ditembaki oleh pekerja yang menggunakan senjata.

Korban-korban berjatuhan, di antaranya adalah anak kecil dan seorang warga yang sedang mengambil karet di hutan tewas tertembak dengan 9 tembakan. Masyarakat Cachoeira mencoba membuat perlawanan dengan menggunakan senjata juga tetapi Chico Mendez mencegah hal itu terjadi dan menyatakan bahwa tidak semua masalah harus diselesaikan dengan kekerasan.

Karena masalah semakin runyam, petinggi-petinggi penguasa turun tangan dan mengunjungi Chico Mendez untuk melakukan negosiasi. Mendez meminta agar hukum ditegakkan dan tidak perlu membuat hukum. Negosiasi ini membawa dampak baik, dengan hasil Negara melindungi tanah Cachoeira sepenuhnya dan menegakkan hukum seadil-adilnya dan kaum kapitalis yang berkuasa harus melepaskan semua lahan yang pernah ditempati dan mengembalikan tanah Cachoeira kepada masyarakat. Keputusan ini tentu saja tidak menyenangkan semua pihak, karena itu Chico kemudian dibunuh dengan cara ditembak. Kematian Chico ini menyedot perhatian dunia dan menyadarkan pemerintah Brazil bahwa pembabatan dan pembakaran hutan hujan tropis Amazon harus dihentikan total.

ilustrasi, 

Chico Mendez dan Perlawanan Tanpa Kekerasan

The Burning Season merupakan sebuah film yang diangkat dari kisah nyata yaitu tentang perjuangan sekelompok masyarakat yang tergabung dalam serikat pekerja pedesaan. Masyarakat ini berusaha memperjuangkan lahan yang menjadi tempat tinggal mereka. Sebagian besar penduduk di desa Cachoeira-Xapuri ini merupakan wilayah yang didominasi dengan hutan karet, sehingga sebagian besar penduduk di wilayah ini bekerja sebagai penyadap karet dan menggantungkan hidupnya pada hutan ini.  Namun kondisi yang seharusnya mampu membantu kesejahteraan perekonomian masyarakat justru membuat kondisinya makin hancur.

Menonton film The Burning Season sampai tuntas membuat kita digiring pada tiga narasi besar yaitu narasi perlawanan, penyelamatan lingkungan, dan tentang kekuatan media. Narasi perlawanan tergambar dalam dua bentuk yaitu kekerasan dan non kekerasan yang memiliki tujuan sama yaitu untuk penyelamatan lingkungan, penyelamatan dari alih fungsi hutan karet menjadi peternakan.

Pada bagian awal, film the burning season menggambarkan bagaimana perlawanan dengan kekerasan yang dilakukan oleh ketua serikat petani karet Wilson Pinheiro yang berusaha membangkitkan semangat masyarakat Cachoeira. Pada tahap awal perlawanan yang dibawa Pinheiro memang menunjukkan hasil karena bisa menyatukan semangat warga untuk bersatu melawan. Namun, perlawanan dengan kekerasan ini terbukti tidak berhasil karena justru dibalas dengan tindakan yang lebih anarkis dari para pemodal dan penguasa. Kegagalan perlawanan dengan kekerasan ini diperkuat dengan terbunuhnya Wilson Pinheiro yang menggugah kesadaran Chico Mendez bahwa perlu terobosan dan cara baru untuk menolak kapitalisasi. Hutan Cachoeira harus diselamatkan.

Perlawanan tanpa kekerasan akhirnya menjadi alternatif perlawanan yang dipilih oleh Chico. Pada awalnya, tak mudah untuk menyatukan pendapat dan sikap warga sebab ketakutan dan keinginan untuk membela diri membuat mereka lebih percaya menggunakan cara-cara kekerasan. Kepercayaan diri dan konsistensi Chico dalam mengobarkan semangat perlawanan non kekerasan akhirnya mendapat dukungan penuh sehingga perjuangan untuk menyelamatkan hutan Amazon membuahkan hasil.

Perjuangan Chico Mendez dalam menyelamatkan Amazon merupakan bentuk sukses praktik perlawanan tanpa kekerasan. Meski akhirnya Chico meninggal, namun langkah beraninya melawan dengan meniadakan unsur kekerasan merupakan jalan baru bagi perjuangan menegakkan keadilan. Secara keseluruhan, film The Burning Season menggambarkan dengan tajam bagaimana teori sosial bekerja menyelesaikan sebuah persoalan dengan tuntas. Chico menggerakkan penduduk desa dengan kepercayaan untuk sebuah perubahan.

Film The Burning Season mampu menggugah kesadaraan tentang bagaimana sebuah aksi non kekerasan yang digerakkan oleh Chico Mendez bisa mengubah kebijakan pemerintah setempat dalam pengelolaan sumber daya kehutanan. Sama seperti lazimnya persoalan pengelolaan sumber daya alam dan pengelolaan kehutanan kepentingan kelompok pemodal, investor asing, birokrat dan penguasa lokal merupakan hal yang harus dihadapi oleh Chico dan masyarakat.

Mengenai paham perlawanan tanpa kekerasan ini, Chico dengan cerdas menganalogikan perjuangan dengan filosofi sapu lidi. Inilah yang menggugah dan membuka kesadaran masyarakat untuk akhirnya bersama-sama dengan Chico melakukan perlawanan pagar betis, melindungi pohon dengan badan. Meski pada mulanya sulit, usaha ini membuahkan hasil dengan diserahkan pengelolaan hutan secara penuh pada masyarakat adat.

Satu hal yang tak kalah mencolok dari film ini adalah kearifan lokal yang masih dijaga oleh masyarakat Cachoiera terutama oleh Chico Mendez. Kepercayaan akan adanya Curupira, makhluk hutan yang diyakini selalu menjaga hutan dan tanah ulayat, mengajarkan nilai untuk tidak serakah. Jangan mengambil lebih, jangan mencuri, jangan mengambil sesuatu yang bukan milik.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *