Cara Membedakan Mutiara Asli atau Palsu
|
Mutiara merupakan salah satu perhiasan yang popular. Tidak hanya di kalangan perempuan tetapi di semua kalangan. Mutiara biasanya menjadi aksesoris pelengkap penampilan atau bisa juga menjadi cinderamata.
Mutiara biasanya dijadikan perhiasan seperti gelang, kalung dan anting. Banyak juga yang dijadikan aksesoris seperti bross dan pin. Namun ada juga yang membuat mutiara sebaagai bahan tas dan dompet.
Di pasaran ada banyak jenis mutiara yang beredar. Ada yang merupakan mutiara air laut da nada juga mutiara air tawar. Biasanya mutiara air laut lebih mahal karena proses mendapatkan yang sulit dan proses produksinya yang terbatas.
Tingginya animo masyarakat terhadap mutiara ini sayangnya juga dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk memproduksi mutiara sintetis yang kemudian sebagai mutiara palsu. Karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami perbedaan mutiara asli dan palsu.
Dalam sebuah kesempatan, saya pernah berdiskusi dengan seorang pengusaha mutiara dan pegiat di bidang kerajinan mutiara mengenai cara mudah mengetahui apakah mutiara yang kita beli atau pakai asli atau palsu.
Berdasarkan diskusi itu berikut ciri mutiara asli yang bisa menjadi panduan.
-
Mengandug butiran pasir.
Saat mutiara asli digosokkan ke gigi akan terasa ada butiran pasir. Mutiara asli kondisinya tak mulus sempurna. Bahkan bila mutiara digosok ke kain atau tangan dalam waktu yang agak lama bentuknya akan berubah karena ada bagian yang terkikis.
-
Memantulkan cahaya
Mutiara asli sifatnya memantulkan cahaya matahari. Agar tidak tertipu sebaiknya membeli mutiara pada siang hari dan mendapat sinar matahari langsung. Atau bisa juga melalui cahaya yang masuk dari jendela. Mutiara asli akan memantulkan cahaya dengan baik.
-
Warna tidak berubah
Mutiara asli warnanya tak berubah dalam keadaan apapun dan sampai kapanpun. Bagian luar mutiara juga tidak akan terkelupas dengan mudah. Pada mutiara asli, semua bagian menyatu.
-
Produksi lama
Waktu untuk mendapatkan satu mutiara terbilang lama. Mutiara asli biasanya baru bisa berbentuk dan dipanen setelah dibudidayakan paling sebentar 18 bulan. Rata-rata mutiara baru bisa dipanen pada dua tahun.
-
Ukuran menentukan
Mutiara yang asli dihargai berdasarkan diameter. Makin besar diameter suatu mutiara maka akan lebih tinggi nilainya. Jadi bila ada mutiara yang dijual dengan harga murah tetapi diameternya besar, perlu diwaspadai.
-
Variasi harga
Berapa harga standar sebuah mutiara. Karena proses budidaya yang lama, harga mutiara asli juga lebih tinggi. Untuk satu aksesori sederhana biasanya harganya di atas Rp100 ribu.
Jenis Mutiara
Sebenarnya apakah mutiara itu hanya ada satu jenis? Tidak. Saat ini terdapat emoat jenis mutiara yang sering dibudidayakan. Empat jenis itu adalah Mutiara Laut Selatan (South Sea Pearl) dari tiram mutiara laut, Mutiara Hitam/ Mutiara Tahiti dari tiram mutiara laut, Mutiara Akoya/ Mikimoto Pearl dari tiram mutiara laut, dan Mutiara Air Tawar Cina dari kerang mutiara air tawar.
Biasanya mutiara air laut lebih mahal dibanding mutiara darat. Alasannya waktu produksi mutiara laut biasanya lebih lama dibanding mutiara air tawar. Selain itu satu cangkang mutiara air laut hanya bisa menghasilkan satu mutiara. Sedangkan mutiara air tawar seperti mutiara tiongkok menghasilkan 40 mutiara dalam satu tiram.
Selama ini mutiara yang terkenal bagus adalah mutiara Laut Selatan yang diproduksi oleh petani mutiara di timur Indonesia. Pinctada maxima hasil budidaya
Mutiara Laut Selatan merupakan mutiara asli Indonesia yang dibudidayakan dari kerang Pinctada Maxima.
Tiram Pinctada pertama kali dibudidayakan oleh peneliti asal Jepang bernama Sukeo Fujito di Pulau Buton. Bibit pertama kali diambil dari Laut Arafura dan menghasilkan budidaya Mutiara Laut Selatan pertama pada 1928.
Saat ini, budidaya Mutiara Laut Selatan menghasilkan dua varietas yaitu silver dan golden. Di Indonesia, kerang mutiara Pinctada Maxima kini dikembangkan di 12 daerah yaitu Sumatera Barat, Lampung, Bali, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat.
🙂