Makin Ciamik dengan Gas Baik
|
“Gas baik bikin kualitas hidup jadi lebih baik.”
***
DUA PULUHAN stand makanan menyambut kedatangan saya dan keluarga saat berkunjung ke Kuil Sam Po Kong, Semarang, pertengahan November lalu. Wangi rempah dari beberapa stand menyebar ke mana-mana. Anak-anak jadi tergoda untuk mencoba.
Hari itu kami memang tengah beruntung. Di kuil tempat pelaut muslim Tionghoa Laksamana Cheng Ho pernah singgah, tengah berlangsung festival kuliner dan hiburan rakyat. Beragam makanan khas Jawa Tengah dan sekitarnya terhidang untuk dipesan dengan mudah. Ada ayam geprek, tahu petis, gudeg, soto kudus, lumpia semarang dan penganan khas lain.
Saya memilih memuaskan rasa rindu akan gurihnya Tahu Petis. Sudah lebih 4 bulan kami di Semarang, baru kali itu kesampaian mencoba. Anak-anak memesan jus dan tahu bulat.
Saat berada di salah satu stand untuk membeli tahu petis, saya melihat pemandangan tak biasa. Nyala api yang keluar dari kompor lebih biru dan keras. Begitu melihat ke bawah meja penggorengan, saya tak melihat ada tabung gas yang biasa saya gunakan untuk memasak di rumah. Selang berwarna orange yang tercolok ke kompor gas justru mengarah ke belakang tenda.
“Kami tak menggunakan gas tabung mba, tapi gas bumi yang dialirkan dari sana,” ujar Mas yang menggoreng tahu. Ia lalu menunjuk ke arah mobil box tempat sumber gas alam berasal.

Ulalaaaa… Rupanya selama event Festival Kuliner yang berlangsung tiga hari di Kuil Sam Po Kong itu , semua stand makanan yang ada menggunakan gas yang disediakan Perusahaan Gas Negara (PGN). Saya pun jadi penasaran berkeliling dan mengintip area memasak para peserta festival.
“Pakai gas dari PGN ini lebih enak mba. Apinya lebih kuat,’ ujar penjual Tahu Petis di sana.
Mba Lulu, penjual tahu bulat yang juga membuka stand di event festival kuliner juga merasa senang menggunakan gas dari perusahaan milik pemerintah ini. Selain nyala apa yang stabil, pemakaian gas menurut dia lebih bersih.
“Bila dibanding biasa, peralatan masak jadi lebih bersih karena tidak meninggalkan karat dan arang di bagian bawah panci.”
Usai berkeliling stand dan mencicipi makanan, saya pun mendekati truck food yang disediakan PGN. Di truck food itu dijual Mie Luber. Penasaran dengan api yang keluar dari kompor saya pun mendekat. Lalu petugas memperlihatkan panci yang dipakai untuk membuat Mie. Dan memang terlihat lebih bersih dan higienis.

Saat berada di Festival Kuliner, saya bertemu dengan salah seorang pengguna gas bumi dari PGN untuk keperluan rumah tangga. Namanya Bu Diana, warga Tambak Aji, Semarang. Menurut Bu Diana, sejak menggunakan pasokan gas dari PGN selama setahun terakhir ia merasakan banyak manfaat.
Selain higienis, biaya yang dikeluarkan untuk gas jauh lebih murah dibanding saat menggunakan gas tabung biasa. Sekarang rata-rata satu bulan ia hanya perlu mengeluarkan biaya Rp 35 ribu. Sedangkan bila menggunakan gas tabung biasanya sebulan habis 1 tabung 12 kg.
“Kalau pakai gas bumi bisa hemat banyak. Sangat membantu untuk menghemat anggaran rumah tangga karena biaya yang dikeluarkan tak sampai separuh dari biasa,” ujar Bu Diana.
Penggunaan gas bumi untuk keperluan rumah tangga seperti memasak dan rumah makan sebenarnya bukanlah hal baru di Semarang. Pemakaian gas bumi sudah dikenalkan sejak beroperasinya Pressure Reducing Station (PRS) pada 2014, di wilayah Tambak Aji. Di kawasan ini, PGN tidak hanya melayani konsumen rumah tangga tetapi juga konsumen industri.
Pelanggan industri biasanya menggunakan gas untuk penggerak mesin dan cold storage. Sektor industri yang memanfaatkan gas bumi seperti industri makanan, pakan, logam, dan tekstil.
Makin Baik dengan Gas Baik dari PGN
Penggunaan gas bumi untuk kebutuhan rumah tangga dan industri merupakan langkah nyata dalam penyelamatan lingkungan. Alasannya emisi gas buang yang dihasilkan jauh lebih ramah lingkungan dibanding bahan bakar minyak. Karena itu penggunaan gas bumi akan semakin membantu alam tetap lestari.
Berikut beberapa manfaat menggunakan gas bumi dari PGN
- Jaringan distribusi gas terluas di Indonesia
- Tidak perlu tempat penyimpanan
- Kualitas lebih terjamin
- Efisiensi pembakaran tinggi
- Biaya operasional dan pemeliharaan rendah
- Ketersediaan pasokan lebih terjamin
- Harga kompetitif
- Bersih dan ramah lingkungan
- Menjangkau lebih luas pengguna
Selain untuk keperluan industri dan rumah tangga, gas bumi juga sudah dikembangkan untuk bahan bakar kendaraan. Di Jakarta misalnya ada transportasi bajaj gas, dan trans jakarta yang menggunakan Bahan Bakar Gas. Hal ini menunjukkan semakin aplikatifnya penggunaan gas dalam kehidupan sehari-hari.
Perusahaan Gas Negara (PGN) merupakan perusahaan gas negara yang menyediakan solusi menyeluruh bagi pemanfaatan gas bumi. Perusahaan tidak hanya menyediakan gas pipa bagi rumah tangga dan Usaha Kecil, tapi juga pelanggan komersial dan industri (Bisnis) hingga bahan bakar untuk transportasi.
Hingga saat ini PGN terus mendorong pemanfaatan gas bumi yang lebih ramah lingkungan sebagai sumber utama energi. Akan tetapi perusahaan menemui jalan berliku untuk merintis konversi energi di saat Indonesia sangat dekat dengan penggunaan minyak bumi.
Upaya keras perusahaan membumikan gas bumi saat ini mulai menunjukan hasil. Saat ini perusahaan telah melayani energi baik bagi 170.094 rumah tangga di Indonesia. Selain itu PGN juga melayani kebutuhan energi bagi 1928 pelaku usaha baik kecil, menengah hingga usaha besar seperti PLN.
Untuk menopang kepastian aliran gas bagi pelanggan ini, PGN pun merampungkan pembangunan pipa gas sepanjang 7.270 kilometer. Selain itu perusahaan juga mengoperasikan 10 stasiun bahan bakar gas.
Saya berharap, semoga ke depan layanan PGN makin luas sehingga semakin banyak masyarakat yang menggunakan. Yuk beralih menggunakan energi baik. 🙂 ***
–
Saya juga pakai gas bumi dari PGG, Mbak. Memang irit banget, aman , nggak berbau. Benar-benar sangat membantu memiliki kehidupan yg lebih baik.
wah berarti Mba Damar bisa lebih irit dong belanaj bulanannya. Saya menunggu alirannya sampai ke perumahan, waiting list dulu 🙂
Upps, gas bumi dari PGN maksud saya, hehehe
semoga nanti di kalimantan selatan juga ada gas bumi ini, ya, mbak
iyaaa aminnn… semoga makin banyak yang dialiri ya
progra dari PGN ya, wah keren. kayaknya beberapa tahun mendata sektor rumah tangga sudah gak perlu pake tabung lagi seperti di luar negeri.
Nah iya mba. Kalau semua sudah teraiiri jarngan gas kota bakalan lebih tertata ya. alam juga jadi lebih baik
katanya lebih irit gas bumi ya mbak ketimbang LPG hehe
Iya mas, kata yang sudah makai, iritnya bisa sampai 3/4 biaya biasa
Andaikan ada di bandung ya mbak?
Ngga hanya irit, tapi juga hasil bumi sendiri
LPG kan impor, bikin kantong negara jebol
Uang bulananku jebol kalo gak di listrik ya di LPG.. semoga pemerintah mulai mempertimbangkan membantu masyarakat beralih ke PGN supaya lebih hemat…
wah… memang beneran mantep nih artikelnya bund, jujur aja ane baru tau ternyata ada cara lain untuk make gas. nais info sangat bermanfaat untuk Ane.
salam HOKI
Loh aku baru tau PGN nyampe semarang juga. Kirain hanya di jabodetabek. Dan kuliner di sampokong ini blm pernah ngicipi malah mba Ira udah. Hehe