Terpikat Pesona Negeri Seribu Masjid

 

Alamnya indah, pantainya elok,  daratannya hijau. Kini dipadu kekayaan budaya dan sosial masyarakat yang religius, Lombok dan Sumbawa menjelma jadi sorotan, menjadi surga wisata halal dunia. 

***

Bangunan masjid megah berdiri gagah di tengah kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.  Berdiri di atas tanah seluas 6,7 hektar. Masjid ini berdiri mencolok dibanding bangunan di sekelilingnya. Apalagi di bagian atas terdapat kubah emas raksasa berpadu motif batik Sasambo berwarna hijau tua. Sasambo merupakan motif khas batik Nusa Tenggara Barat.

Empat menara mengapit di setiap sudutnya. Tinggi setiap menara mencapai 66 meter. Ada lagi satu menara utama yang jauh lebih tinggi. Mencapai 99 meter. Terletak di pintu utama masjid.

 

“Inilah masjid yang kini menjadi kebanggaan masyarakat Lombok, Masjid Hubbul Wathan yang merupakan Islamic Center di Nusa Tenggara Barat,” ujar presenter Net.TV seperti yang saya lihat di  channel Youtube.

 

Sejak diresmikan, Islamic Center Nusa Tenggara Barat memang menghadirkan magnet tersendiri bagi kota Mataram. Saya sering melihat bangunan megah masjid ini berseliweran di televisi. Apalagi saat Ramadan seperti sekarang. Itulah kenapa rasa ingin tahu saya membuncah sampai-sampai tergoda stalking di youtube mengenai masjid megah ini.

Islamic Center Lombok. foto: pemprov NTB

Semakin mencari tahu, semakin saya terpesona. Islamic Center ternyata tak hanya megah di luar tapi juga indah di dalam. Indah dari sisi arsitektur. Juga indah dari segi suasana yang dihadirkan.

Di dalam bangunan masjid kita bisa menemukan berbagai kegiatan bernuansa islam. Ada pengajian, tadarus, festival islam, dan berbagai kegiatan keislaman lain.

Masjid Hubbul Wathan bukanlah satu-satunya masjid megah di Lombok. Jauh sebelum Islamic center berdiri, sudah banyak masjid berdiri gagah. Bahkan tak sedikit masjid yang menjadi pusat kajian islam dan melahirkan tahfidz yang terkenal sampai ke luar negeri seperti Masjid Al Kautsar.

Masjid-masjid megah tersebar di seluruh daratan Pulau Lombok. Membentang dari utara ke selatan, dari timur ke barat. Hampir setiap kilometer ada masjid. Jangan heran, bila dilihat dari udara maka kubah masjid akan sahut bersahut memanjakan mata.

Beberapa di antara masjid megah itu adalah Masjid Kopang, dan Masjid Agung Praya di Lombok Tengah. Masjid Al Akbar, dan Masjid Masjid Jami’k, Selong, Lombok Timur. Ada juga Masjid Raya Attaqwa Mataram, di Kota Mataram.

 

 

Masjid Bayan Beleq, sumber foto : pemprov NTB

 

Yang tak kalah ketinggalan adalah Masjid Bayan Beleq yang terletak di Labuan Lombok, Desa Bayan, Lombok Utara. Masjid yang bisa ditempuh sekitar 2 jam perjalanan dari Mataram ini merupakan masjid tertua di Lombok. Berdiri sejak 400 tahun, masjid Bayan Baleq masih terpelihara hingga sekarang.

Masjid Bayan Baleq merupakan masjid pertama di Lombok. Menjadi awal mula berkembangnya islam di negeri eksotis ini. Sebagai masjid pertama, arsitekturnya masih kental dengan budaya Sasak yang merupakan suku asli pulau Lombok dengan kubah bertingkat.

Tak hanya di Lombok, di Pulau Sumbawa, pengaruh perkembangan islam juga sangat besar. Di Kabupaten Sumbawa juga banyak berdiri masjid megah. Karena itu tak salah bila kabupaten ini dikenal dengan slogan Adat Bersendikan Syarak, Syarak Bersendikan Kitabullah. 

Masjid Agung Nurul Huda, sumber : KabarSumbawa.com

Beberapa bangunan masjid yang tersohor di Sumbawa adalah Masjid Agung Nurul Huda Sumbawa yang merupakan warisan dari masa kejayaan kesultanan Sumbawa. Ada juga Masjid Agung Darussalam Sumbawa yang kemegahannya menyerupai masjid di Madinah.

Sama halnya dengan di Lombok, di Sumbawa kehidupan masyarakatnya terbilang agamis. Banyak masjid yang dipenuhi dengan kegiatan keagamaan. Bila berwisata ke Sumbawa dan Lombok, tak akan sulit menemukan masjid untuk tempat beribadah.

Nilai agama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Lombok dan Sumbawa. Apalagi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, lebih dari 94 persen masyarakat Nusa Tenggara Barat merupakan penganut agama islam.

 

Pesona Ramadan di Negeri Seribu Masjid

foto : pemprov NTB

Siapa yang tak mengenal Lombok dan Sumbawa. Dua pulau ini kini menduduki peringat atas destinasi wisata paling digemari di tanah air. Wisata pantai dan bentang alamnya yang permai membuat daerah ini menjadi destinasi favorit.

Yup. Lombok dan Sumbawa memang terkenal dengan banyaknya objek wisata yang bisa dikunjungi. Waktu seminggu tak akan cukup menjelajah  seluruh objek wisata yang ada. Banyaknya objek wisata juga didukung dengan keramahan masyarakat lokalnya.

Ada pantai Gili Trawangan yang terkenal. Tanjung Aan, pantai Selong Belanak, dan tentu saja keindahan Gunung Rinjani yang sudah mendunia, dan masih banyak lagi destinasi menarik di sana. Tapi tahukah temans. Salah seorang sahabat saya yang tinggal dan besar di Sumbawa pernah berkata.

 

“Mba Ira kalau jalan-jalan ke Lombok dan Sumbawa, datanglah bulan puasa,” ujar sahabat tersebut suatu kali saat saya mengutarakan keinginan untuk traveling ke kampung halamannya.

 

Datanglah bulan puasa. Awalnya saya kira ajakan untuk datang saat bulan puasa itu karena bakal ada banyak kuliner tradisional. Lazimnya, selama bulan puasa di berbagai daerah akan banyak penjual makanan tradisional untuk berbuka. Begitu pula di Lombok dan Sumbawa.

Ternyata ajakan itu bukan hanya perkara makanan semata. Tetapi untuk sesuatu yang tak bisa ditemukan di bulan biasa.

 

“Di bulan puasa, Mba bisa menemukan suasana yang lebih hidup. Banyak kegiatan agama dan budaya selama bulan puasa, Mba Ira akan terpesona.”

 

Nah ini dia. Sahabat saya mengerti sekali apa yang saya suka. Saya memang penyuka hal yang berkaitan dengan budaya dan sosial masyarakat. Boleh jadi karena dulu saya pernah bekerja di sebuah lembaga kajian budaya. Boleh jadi karena saya sering berinteraksi dengan budayawan. Yang pasti, saya memang suka mengetahui tentang tradisi dan budaya suatu daerah.

Biasanya bila traveling ke suatu daerah saya tak akan terpaku hanya pada wisata alam saja. Wisata budayalah yang paling menarik minat. Maka, ajakan untuk datang ke Lombok dan Sumbawa selama bulan puasa menjadi angin surga yang terus berembus di telinga hingga kini.

 

Burdah, salah satu kesenian bernuansa islam di NTB. Sumber: SuaraNTB.com

 

Secara umum, selama Ramadan, masjid-masjid di segala penjuru negeri Lombok dan Sumbawa akan dipenuhi dengan kegiatan keagamaan. Pengajian, tarawih dan tadarus bersama. Maka jangan heran, bila berkeliling di malam hari, suara pengeras suara dari masjid ke masjid akan berlomba-lomba memperdengarkan lantunan ayat alquran.

Sejak awal hingga berakhirnya bulan puasa, wisatawan juga bisa merasakan berbagai wisata budaya dan religi. Misalnya kegiatan Junjung Pasaji dan Mangan Barema yang diselenggarakan di Desa Tatede Kecamatan Lopok pada 25 Mei 2017 lalu. Kegiatan ini merupakan perayaan menyambut datangnya bulan suci Ramadan.

Junjung Pasaji dan Mangan Barema merupakan salah satu tradisi Sumbawa yang sudah turun temurun dilestarikan dalam menyambut bulan Ramadan. Junjung Pasaji dilakukan oleh kaum wanita dengan cara menjunjung sajian di atas kepala untuk menjamu tamu terhormat atau bangsawan yang datang berkunjung.

 

“Akulturasi tradisi islam dan tradisi leluhur menghadirkan prosesi adat dan budaya yang menarik untuk diikuti.” 

 

Selama prosesi, para wanita menggunakan pakaian adat bernuansa islami. Sajian itu dibawa ke suatu tempat untuk melaksanakan Mangan Barema (makan bersama). Berbagai menu disajikan. Ada ikan, lele, udang, dan juga masakan tradisional Nusa Tenggara Barat.

Selama Ramadan, juga berlangsung berbagai acara. Ada acara nuzul Quran yang diisi dengan berbagai perlombaan. Di masjid-masjid, lantunan ayat alquran akan sahut bersahut oleh warga yang bertadarus. Menjelang lebaran juga digelar berbagai kegiatan takbiran.

Rangkaian kegiatan pesona khazanah Ramadhan

Kemeriahan suasana selama bulan puasa di Lombok dan Sumbawa makin terlihat pada Ramadan tahun ini. Berbagai event digelar. Bahkan pemerintah daerah Nusa Tenggara Barat melalui Dinas Pariwisata NTB menggelar event khusus bertajuk “Pesona Khasanah Ramadan.

Melalui program ini setiap masjid diminta menyuguhkan beragam aktivitas wisata bernuansa islami yang cocok menjadi destinasi wisata religi.

 

Kegiatan apa saja yang bisa dinikmati selama event “Pesona Khasanah Ramadan?

 

Masjid Hubbul Wathan atau biasa dikenal Islamic Center Nusa Tenggara Barat menjadi pusat kegiatan Pesona Khasanah Ramadan di Nusa Tenggara Barat. Sejak sebelum bulan puasa sudah digelar berbagai acara. Hal ini membuat suasana makin berbeda.

 

Berbagai kegiatan selama Pesona Khasanah Ramadan. Sumber foto; GenpiLombokSumbawa.com

 

  1. Tablig Akbar

Tablig akbar merupakan kegiatan pembuka Pesona Khasanah Ramadan di Masjid Hubbul Wathan. Berlangsung pada 25 Mei 2017 dengan menghadirkan Ustadz kondang tanah air, Yusuf Mansyur. Acara juga dimeriahkan dengan kehadiran penyanyi religi Debu dan juga Muzzamil Hasballah.

  1. Rembug Republik

Di awal Ramadan ada  kegiatan Rembug Republik yang membahas berbagai permasalahan dan isu-isu nasional yang menghadirkan tokoh nasional. Juga ada diskusi mengenai membangkitkan entrepreneur lokal untuk lebih berkiprah di kancah nasional.

  1. Menghadirkan Imam Besar

Selama bulan Ramadan, Islamic Center juga menghadirkan imam besar dari timur tengah yaitu Arab Saudi dan Mesir. Lafaz alquran dan ayat pendek dengan nada timur tengah yang diperdengarkan para imam membuat suasana ibadah di Islamic Center makin khusyuk. Membuat nuansa Ramadan di Lombok dan Sumbawa makin berbeda.

  1. Kolaborasi Aksi

Kolaborasi aksi merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Lombok Sumbawa yang merupakan komunitas pemuda yang bergerak dalam bidang pariwisata, bersama komunitas kepemudaan lain yaitu Generasi Berencana (GenRe) dan komunitas para penerima beasiswa Bank Indonesia (GenBI).

Kegiatan kolaborasi ini berupa Mini Talkshow bertajuk “Youth and Tourism” Kegiatan yang berlangsung di Media Center Pesona Khazanah Ramadan Islamic Center ini juga menghadirkan beberapa stand seperti stand Pondok Konseling yang dikelola Forum GenRe. Juga ada stand konsultasi mengenai usia nikah dan juga stand mengenai kesehatan.

  1. Berbagi seminar dan Talkshow.

Selama Ramadan di Islamic Center digelar berbagai kegiatan seperti minitalkshow dan seminar kesehatan. Juga ada bazar yang dibuka hingga lebaran. Karena itu menghabiskan liburan di Lombok dan Sumbawa selama bulan puasa, akan semakin berbeda.

Selain berbagai kegiatan yang sudah disiapkan di Islamic Center, wisata religi di Lombok dan Sumbawa selama puasa juga bisa dirasakan ketika kita menjelajah kedua pulau ini.

 

 

foto : Republika.co.id

 

Dan kini, sejak Nusa Tenggara Barat berhasil memboyong  piala World Halal Tourism Award 2015 lalu, gegap gempita kegiatan bernuansa islam makin terasa. Apalagi piala bergengsi itu sudah dua tahun diraih NTB, suatu prestasi yang luar biasa untuk dunia pariwisata tanah air.

Nusa Tenggara Barat, khususnya Lombok dan Sumbawa makin riuh dengan wisata halal. Berbagai akomodasi diarahkan menjadi akomodasi wisata religi yang ramah keluarga. Ditambah lagi sekarang sudah ada aplikasi khusus untuk lebih memperkenalkan wisata halal Lombok dan Sumbawa di dunia internasional.

Kesadaran masyarakat tempatan untuk meningkatkan kepedulian terhadap berbagai asset wisata pun kian hari makin membaik. Untuk menjaga dan merawat situs yang ada. Melestarikan  tradisi dan mengemasnya menjadi objek wisata budaya.

Menciptakan perpaduan apik antara eksotisme wisata alam dan wisata budaya merupakan modal utama untuk makin menggaungkan pesona wisata halal dari negeri seribu masjid ini. Membuat Lombok dan Sumbawa makin mempesona. Menjadi surga wisata halal dunia. 🙂

***

 

 

57 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *