Being a Super Mom
|
Menjadi ibu, istri, dan diri sendiri dengan Hati
***
Matahari di luar bersinar terik. Barangkali karena memang sudah mulai masuk musim panas. Sejak pekan kedua Mei, hujan tak sekalipun menyapa rumah kami di kawasan Cikarang, Bekasi. Gerah. Panas.
Untungnya suasana itu tak mengurangi kegembiraan kami di rumah. Si sulung Bintang, si cantik Zizi dan Baby Arsyad, tetap tersenyum dan bermain. Berlari ke sana ke mari. Mengaduk ini dan itu. Mengeksplorasi benda-benda yang ada di rumah sepanjang hari.
Ketika matahari mulai tergelincir, keriuhan di rumah berangsur kurang. Pukul 12 lewat, Zizi sudah terlelap. Sedangkan Bintang mulai tidur-tiduran di kasur sambil main mobil-mobilan. Biasanya, kalau sudah begitu, ia tak lama lagi akan terlelap.
Melihat anak-anak mulai tenang, saya meletakkan Baby Arsyad ke dalam box bayi, mengayunnya hingga tidur. Ah, lega rasanya bila tiga krucils sudah tenang di siang hari. Inilah waktu favorit saya karena punya kesempatan untuk berselancar di dunia maya.
Ternyata yang terjadi di luar rencana. Baru saja selesai mengecek email, tiba-tiba pintu kamar terbuka. Ulala…! Rupanya Bintang tidak tertidur. Ia malah tersenyum sembari berlari dengan ceria menuju rak buku. Setelah itu ia berbalik ke arah saya.
“Ma ceritakan,” ujar Bintang menyodorkan buku cerita anak.
“Nanti sore Mama bacakan lagi ya. Sekarang Bintang tidur siang dulu,” ujar saya membujuk.
Si sulung bergeming. Ia tetap meminta saya mengikuti keinginannya.
“Ma ceritakan. Bacakan. Bintang mau!” Kali ini ia membalik halaman dan menunjuk gambar anak laki-laki yang sedang belajar.
Kalau sudah begitu, saya tak kuasa lagi menolak. Tak ada yang lebih penting dari menemani dan mendampingi anak-anak belajar dan bermain.
***
Sejak memutuskan menepi dari dunia kerja pada September 2015 lalu, hingga kini, saya menjalani hari-hari luar biasa. Melakoni profesi baru sebagai full time moms. Waktu 24 jam seakan tak pernah cukup untuk menjalani semua hal.
Sedang bermain bersama Bintang dan Zizi, Arsyad menangis. Selesai memimikkan Arsyad, giliran Zizi dan Bintang yang minta ditemani bermain. Tak lupa juga waktunya makan dan bermain di halaman.
Berlari, melompat, membaca, menyanyi dan bemain peran-peranan hal biasa yang saya lakukan bersama si sulung Bintang yang kini berusia 3,5 tahun. Menjadi kuda, pesawat dan juru bicara untuk si cantik Zizi yang pertengahan Mei lalu merayakan ulang tahun kedua. Tentu saja juga menjadi teman setia untuk Baby Arsyad yang baru berusia 4 bulan.
Menjadi ibu dengan tiga anak yang semuanya berusia di bawah 4 tahun membuat saya harus selalu kuat dan sehat. Menjaga kesehatan adalah hal yang tak bisa saya abaikan. Bayangkan saja, bila saya sakit, tak akan ada yang mengurus anak-anak. Apalagi, di rumah, saya tak dibantu pengasuh ataupun asisten rumah tangga. Only me and my children.
Selain urusan anak-anak, deretan pekerjaan rumah tangga juga tak pernah ada habisnya. Memasak, mencuci, dan bersih-bersih. Selain itu, tentu saja saya tetap perlu meluangkan waktu untuk diri sendiri. Menjaga semangat tetap menyala, salah satunya dengan blogging.
Bagaimana bisa melakukan semuanya sekaligus? Ini dia. Ini dia pertanyaan yang sering saya dengar dari beberapa sahabat. Apa rahasia sehingga bisa menjalani semuanya.
Awalnya saya memang ragu. Apalagi sebelum menikah, saya termasuk orang yang cuek urusan rumah tangga. Tak tertarik pekerjaan domestik. Lalu saya ingat pesan Amak—panggilan untuk Ibu di Minang Kabau–.
“Menjadi Ibu itu sama seperti sekolah, bisa dipelajari. Kalau di sekolah bisa juara, menjadi ibu pun pasti juga bisa.”
Benar saja. Perlahan saya pun. Akhirnya dengan mantap menyatakan pada suami tidak perlu mencarikan pengasuh ataupun asisten rumah tangga. I can do it with my self. Saya yakin karena saya tahu kuncinya.
“Hati bersih dan sehat merupakan kunci mendapatkan hidup yang lebih baik.”
Pelajaran mengenai pentingnya menjaga hati saya dapatkan dari keluarga dan kerabat dekat. Berbagai peristiwa membuat saya yakin, hati adalah kunci. Tentu saja bukan sembarang hati, melainkan hati yang bersih dan sehat.
Pentingnya menjaga hati saat menjadi ibu saya pelajari dari Amak. Memiliki 4 anak, 3 di antaranya berdekatan tak membuat beliau menjadi ibu yang temperamental. Ia juga menjauhkan diri dari penyakit hati, iri, dengki dan berprasangka buruk. Dengan penuh kasih ia membesarkan kami.
“Berlapang dada dalam mengurus rumah tangga dan anak akan mendatangkan rasa bahagia.”
Selain bersih, hati yang sehat juga jadi penentu. Sebagai organ yang berfungsi menyaring racun, hati merupakan organ vital. Bila hati sakit, racun akan leluasa masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan penurunan fungsi organ lain. Bahkan, hati yang sakit bisa berujung kematian.
Keluarga kami punya pengalaman pahit dengan penyakit hati. Ibu dari papa suami meninggal karena penyakit hati. Sedangkan salah seorang paman pernah mengalami fase kritis karena menderita penyakit kuning. Sahabat baik saya sejak SD, juga meninggal karena gangguan fungsi hati.
Kejadian pahit di masa lalu yang berhubungan dengan kesehatan hati membuat kami menjadi lebih peduli. Dulu, ketika kami masih di kampung, orang tua rajin membuatkan kami minuman herbal. Ada berbagai macam ramuan tradisional yang disiapkan. Salah satunya adalah sari temulawak.
Rasa perasan temulawak memang pahit. Sama seperti beberapa ramuan tradisional lainnya. Tetapi, karena ingat akan besarnya manfaat, biasanya saya akan telan saja. Tutup mata, tutup hidung, glek. Segelas ramuan tradisional masuk ke dalam perut.
Keluarga suami lebih ketat lagi dalam urusan konsumsi minuman tradisional ini. Setiap hari, ibu mertua membuatkan jamu. Setiap anggota keluarga pasti mendapatkan satu gelas jamu per hari. Bila ibu mertua tak sempat membuatkan pagi, jamu akan disajikan di sore hari.
Sejak rutin mengkonsumsi temulawak keluarga saya dan suami menjadi lebih kebal terhadap berbagai macam penyakit. Saya yakin itu karena khasiat yang terkandung dalam temulawak sangat baik untuk tubuh.
Selain memelihara hati, temulawak juga efektif dalam mengurangi nyeri sendi. Itulah kenapa, setiap kali selesai melaksanakan kenduri, ibu mertua akan siap sedia menyediakan perasan temulawak. “Supaya badan kembali segar dan mengusir pegal-pegal,” ujar ibu mertua.
Temulawak juga bagus untuk menurunkan lemak darah. Hal ini tentu saja sangat berguna bagi kami yang masih belum disiplin mengontrol asupan makanan. Masih setia memakan gorengan dan makanan berlemak.
Aku juga minum Herbadrink mba, kadang suka di interupsi anak malah, dia minta jatah juga. Hihi
Mungkin krn itu kali ya, skrg dia lebih mudah diajak makan ^^
wah iya, Herbadrink emang aman buat semua anggota keluarga ya mba kecuali bayi. pasti senang deh bisa minum rame2.. 🙂
3 anak balita? Wow… Bener2 super mom uni ira ko yoooo
Tp Sari Temulawak beneran emang bikin badan seger ya uni. Aku juga udah buktiin sendiri. Good luck ya, peluk sayang utk dede arsyad *huug*
peluk balikk dari sini… iya mba, seger dan bikin enakan..
Mba Ira emang superrrr, warbiyasah banget aku pun masih sll harus belajar buat sll lapang dada mba xixixi
aku juga konsumsi herbadrin temulawak enak diseduh pake air dingin y mba 🙂
iya mba.. kalau pake air dingin malah berasa miuman segar lain, yang baru nyoba pasti ga sadar kalo lagi minum temulawak saking segernya.. 🙂
Konsumsi jamu juga tradisi di keluarga saya Mba, meskipun kami tak membuatnya sendiri melainkan sudah ada tukang jamu langganan yang sudah turun menurun.
Boleh juga niyyy nyoba minum sari temulawak herbadrink dirumah, kapanpun bisa bikin sendiri ya Mbak.
iya mba evi. Herbadrink jadi solusi buat yang ga suka minum jamu tapi mau mendapat manfaat ramuan tradisonal
Keren kak, reviewnya tentang Tumbahannya, sangat bermanfaat.
terima kasih ya..
super mom bgt mbaa XDd semoga mba dan keluarga selalu diberikan kesehatan ya ^^
amin… makasih ya mba doanya…
Herbadrink memang maknyes ya Mba… Keren 🙂
iya mba langsung menyegarkan dan bikin nyaman
Mantap nian nih sama 3 krucil. Moga tetep sehat ya mb ama herbadrinknya.
amin makasih ya mba. Mba Fania juga semoga bakin bersinar
Luar biasaaa..saya baru Satu dengan Anak Hiperaktif masih mikir-mikir mau nambah lagi mbak heheheh
hihii.. ini bukan memilih juga mba, tapi rezekinya begitu mba. Jadi ya yg penting tetap semangat, stay positif dan strong.. 🙂
jadi seorang ibu memang harus kuat ya, mbak, plus nggak boleh sakit juga
iya mba, yang penting usaha yang terbaik dulu ya. Mencegah sebelum sakit. Dan kalau tiba waktunya sakit dihadapi dengan tenang..
Kak Iraaaa…rupanya ini rahasianya kakak selalu produktif xoxoxo…