Operasi Bariatrik, Selamat Tinggal Obesitas
“Obesity is Dissease”
Dr. Handy Wing, Sp.B, FBMS, FICS
***
Temans, bila ada yang bertanya apakah obesitas itu masalah, kira-kira jawaban kamu apa ya?
A : Idih, biasa aja kali. Mau gendut kek, mau kurus yang penting happy.
B : Obesitas itu anugerah. Itu lambang kemakmuran.
C : Amit-amit deh. Ga banget kalau harus obesitas. Estetikanya di mana?
D : Jelas masalah dong. Kalau obesitas kan mau ngapa-ngapain serba sussah.
Yupp… Saya yakin, jawaban temans beragam dari A to Z. Tapi tunggu dulu. Sebelum bahas lebih jauh soal obesitas ini, yuk kita samakan persepsi dulu.
Ternyata obesitas itu berbeda lho temans dengan gemuk. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, gemuk berarti besar karena banyak dagingnya (sintal). Gemuk biasa juga dikenal dengan istilah tambun. Sedangkan obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan di dalam badan; kegemukan yang berlebih. So clear ya bedanya.
“Orang gemuk belum tentu obesitas. Orang yang obesitas pasti gemuk.”
Bila merujuk situs Ikatan Dokter Indonesia, obesitas adalah penumpukan lemak yang sangat tinggi di dalam tubuh sehingga membuat berat badan berada di luar batas ideal. Obesitas biasanya diukur menggunakan penghitungan indeks massa tubuh (IMT) yang didasari perbandingan berat badan dan tinggi badan.
Cara menghitungnya yaitu dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan hasil kuadrat tinggi badan (dalam meter). Setelah itu akan terlihat hasilnya yang terbagi dalam 4 kategiri sebagai berikut
- <18,5 = kurus atau kurang berat badan.
- 18,5 – <25 = normal.
- 25 – <30 = berat badan berlebih atau gemuk.
- >30 = obesitas.
- >40 = obesitas ekstrim
Mari kita simulasikan hitungan ini dengan mengukur Indeks Masa Tubuh saya.
Saat ini berat saya adalah 51 kg dengan tinggi badan 1,56 meter.
Maka IMT saya adalah
IMT = 51 / (1,54×1,54).
= 21,5.
Tara..Itu artinya saya termasuk kategori normal. Yeyy… 🙂 Bagaimana dengan temans? Silakan gunakan kalkulasi sederhana ini dan masuk kategori yang manakah?
Persoalannya, apakah salah bila seseorang mengalami obesitas?
Orang yang mengalami obesitas berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan. Bahkan beberapa di antaranya membahayakan nyawa. Beberapa contoh komplikasi serius yang disebabkan obesitas antara lain stroke, penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2, kanker usus, dan kanker payudara.
Tak hanya menyebabkan gangguan kesehatan secara fisik, obesitas juga bisa menyebabkan masalah psikologis, seperti stres, dan depresi. Penyebabnya, orang sering merasa tidak percaya diri akibat perubahan bentuk tubuh mereka yang makin drastic dari hari ke hari.
Saya pernah punya teman yang mengalami kelebihan berat badan ekstrim. Bila diperhatikan ia memang sering mengeluh stress. Cenderung pendiam dan menghindar dari pergaulan.
Dalam situasi tertentu, ia juga bisa menjadi over acting. Bahkan ketika tak ada orang di sekitar yang membahas mengenai berat badan, ia akan terlebih dahulu woro-woro mengenai badannya yang besar.
Meski menjadi sumber penyakit kronis, nyatanya pertumbuhan angka penderita obesitas dari hari ke hari terus meningkat. Menurut data International Diabetes Federation (IDF), pola makan tinggi gula/karbohidrat, kurang gerak serta kegemukan berpengaruh terhadap peningkatan penderita diabetes. IDF mencatat pada 2015 terdapat 2,3 miliar lebih orang yang mengalami berat badan lebih dan 10 juta di antaranya mengalami kasus diabetes.
Indonesia sendiri termasuk negara yang tingkat pertumbuhan penderita obesitasnya tinggi. Saat ini, Indonesia masuk 10 besar negara dengan penderita obesitas terbanyak. Berdasarkan Studi Diet Total (SDT) yang diselenggarakan oleh Kementerian pada 2014 sebanyak 26,3 persen orang dewasa di Indonesia atau lebih dari 40 juta penduduk Indonesia mengalami kelebihan berat badan.
Angkanya fantastis juga ya temans. Bila dipikir-pikir angka ini hampir mendekati jumlah penduduk Jawa Barat yang mencapai 43 juta. Saya tak bisa membayangkan bila satu provinsi Jawa barat diisi oleh orang-orang yang kelebihan berat badan semua. 🙂
Atasi Obesitas Hingga Tuntas
Besarnya bahaya yang mengancam bagi setiap penderita obesitas, maka tak boleh ada toleransi. Obesitas harus dilawan hingga tuntas.
Selama ini, cara yang paling jamak dilakukan untuk melawan obesitas adalah dengan melakukan diet ketat dan olahraga teratur. Apalagi, mayoritas kasus obesitas disebabkan oleh banyaknya konsumsi kalori yang tidak diimbangi dengan gerak fisik.
Energi yang dihasilkan dari pembakaran kalori namun tidak terpakai akan menyebabkan timbulnya timbunan lemak. Karena itu, penderita obesitas diharuskan melakukan diet ketat dibarengi dengan olahraga bila Ingin mendapatkan tubuh yang normal lagi.
Masalahnya, tak mudah melakukan diet ketat dan olahraga teratur. Begitu pula dengan diet kalori. Banyak yang sudah mempraktekkan namun gagal karena besarnya godaan untuk makan yang banyak dan godaan untuk tidak banyak bergerak. Misalnya karena asyik duduk di depan computer, menonton, dan aktivitas lain yang tak membutuhkan gerak fisik. Akibatnya, diet yang sebelumnya sudah dimulai menjadi buyar.
Mengatasi obesitas dengan cara diet tidak bersifat permanen dan menuntut disiplin yang tinggi untuk taat dengan daftar menu rendah kalori yang sudah dibuat. Diet dan olahraga teratur juga membutuhkan komitmen kuat dari dalam diri untuk meluangkan waktu minimal setengah jam sehari untuk berolahraga.
Ada lagi metode lain untuk mengatasi obesitas adalah dengan terapi obat-obatan. Namun model ini membutuhkan disiplin tingkat tinggi untuk teratur mengkonsumsi obat sesuai jadwal. Kebanyakan pasien biasanya cenderung lupa dan tidak disiplin sehingga sulit mendapatkan hasil maksimal.
Lalu bagaimana. Adakah cara lain yang lebih efektif melawan obesitas?
Ada. Perkembangan teknologi dan inovasi di bidang kesehatan telah menghadirkan cara baru untuk mengatasi obesitas. Cara ini sudah lama dikenal di dunia internasional dan telah berhasil membantu penderita obesitas mendapatkan hidup sehat dan jauh lebih baik dari sebelumnya.
Solusi mengatasi obesitas ini dikenal dengan Bedah bariatric. Yaitu tindakan kedokteran yang melibatkan operasi pengecilan dan bypass lambung . metode ini kini semakin digandrungi karena terbukti efektif menurunkan berat badan secara permanen dan berefek jangka panjang.
Di Asia, teknologi bypass lambung ini sebelumnya banyak dipraktekkan di Singapura dan Taiwan. Namun sekarang di Indonesia juga sudah ada. Rumah Sakit OMNI Alam Sutera merupakan salah satu rumah sakit yang telah menerapkan praktek bedah bariatrik.
Dr. Handy Wing, seorang dokter spesialis bedah dari OMNI Hospitals Alam Sutera seperti diunggah melalui you tube OMNI Hospitals, mengatakan, saat ini pengetahuan masyarakat akan operasi bariatrik masih sedikit. Padahal menurut dia, operasi ini merupakan terapi yang paling efektif mengatasi obesitas. Tambahannya, pasien bisa mengontrol penyakit diaebetes. Meski begitu ia membenarkan operasi ini memiliki risiko sama halnya seperti bedah pada umumnya.
Bagaimana bedah bariatrik dilakukan?
Kira-kira seperti apa ya proses bedah bariatrik ini dilakukan? Apakah meninggalkan bekas yang besar di perut seperti lahiran pada operasi Caesar? Hmm, saya jadi penasaran nih temans.
Jadi menurut dr. Handy, bedah bariatrik dilakukan dengan mengecilkan ukuran lambung melalui metode pemotongan atau bypass. Perubahan bentuk lambung dan peningkatan hormon inkretin menyebabkan gula darah menjadi lebih terkontrol pasca operasi. Setelah operasi tubuh pasien berespons positif dan efisien dalam mengatur pola keseimbangan kadar gula darah.
Mengenai adanya ketakutan akan luka besar yang terjadi setelah operasi, seperti ditulis dr Handy di situs OMNI Hospital, hal itu tak perlu dicemaskan. Alasannya, bedah bariatrik dilakukan dengan laparoskopi, yaitu teknik bedah dengan minimal invasive. Operasi hanya dilakukan melalui lubang sayatan kecil berukuran 1cm sebanyak 3-4 buah.
Teknik laparoskopi mengurangi rasa nyeri setelah operasi. Selain itu, secara estetika, laparoskopi tidak menimbulkan bekas luka besar seperti halnya pada operasi Caesar. Bekas luka yang kecil akan mudah hilang bahkan cenderung tidak berbekas.
Setelah melakukan bedah bariatrik, dr Handy mengatakan pasien tak perlu khawatir lagi. Sejauh ini bedah ini aman dan tidak menimbulkan kontraindikasi. Namun, operasi ini menurut dokter Handy bukanlah cara instan yang cuma-cuma.
“Dengan kapasitas lambung yang menjadi kecil, seseorang telah memutuskan berkorban seumur hidup melupakan makanan all you can eat, junk food, dan berkomitmen berolahraga secara rutin dan melakukan gaya hidup sehat selamanya.”
Dr. Handy Wing, Sp.B, FBMS, FICS
Biar lebih jelas mengenai bagaimana prosedur bedah bariatrik, yuk kita lihat video dari dr Handy berikut
Jadi, itu dia temans. Ternyata bedah bariatrik ini sudah terbukti efektif dan mulai mencuri perhatian para penderita obesitas dan berharap mendapat hidup yang lebih baik. Dan seperti saya sampaikan sebelumnya, tak perlu jauh ke luar negeri untuk melakukannya.
Di Indonesia ada. Tepatnya di OMNI Hospitals Alam Sutera, Care With Passion. Klinik operasi bariatrik di OMNI Hospitals menerapkan standar tinggi yang didukung tenaga profesional dan kecanggihan peralatan medis. Di sini, dr Handy bersama tim sudah berhasil melakukan beberapa operasi bariatrik.
Jadi, buat temans atau obesitas lain yang ingin mendapat informasi lebih jauh bisa datang langsung ke sana. 🙂
Namun, apapun itu, menjaga pola makan dan memastikan selalu menerapkan gaya hidup sehat adalah kunci utama mengusir masalah kelebihan lemak.
Selamat tinggal obesitas.
**
Related Posts
-
International SWAM, Ajang Kupas Tuntas Scientific Medis Anti Aging dan Estetika
30 Comments | Nov 12, 2016
-
Apa itu Data Center Indonesia dan Jenis-jenisnya?
No Comments | Aug 21, 2020
-
Give Away Desember & Me
66 Comments | Dec 1, 2015
-
Home Credit, Sahabat Keluarga Indonesia
6 Comments | Jul 1, 2016
About The Author
ira guslina
Duniabiza adalah website yang mengulas seputar gaya hidup, parenting dan inspirasi. Temukan kami di Email :duniabiza@gmail.com ; Twitter & Instagram : @duniabiza, Facebook : dunia biza
Aku kok ngeri yah, denger kata operasi aja. Btw, itu operasinya aman yah? Kalau dokter profesional pasti bisa yah,.
Hmm, aku kurus jadi nggak perlu ngitung itu. Sekarang lagi program gemuk, hehehe
Iya mbakk.. penanganan langsung dari ahlinya dan sudah teruji membuat operasi ini lebih aman dan pasti bisa
Mau banya donk .. Operasi bariatrik Ini bisa skaLian dengan operasi Cesar?
Aku baru denger tentang bedah bariatrik ini.. Agak serem tapi yaa kalau udah denger kata bedah.
Btw aku udah ngitung IMT ku dan termasuk normal. Yeaaay semoga bisa dipertahankan
Asyik mba normal.. iya mempertahankan lebih baik ya daripada nanti harus susah.. 🙂
haduuuuh aku gemuuuk
ya emang gemuk sih, tapi gak obes sih mbak
tapi ya lagi proses penurunan berat badan dengan cara yang membahagiakan..
tapi gak mau bariatrik, aku ambil cara yang menyehatkan aja, soalnya kantong tipis siiiih, terus agak gimana gitu kalo terus-terusan ke RS, hehehe
Semoga program penurunan berat badannya sukses ya mbak. Jadi tabungannya tetap utuh deh ga kepake buat bariatrik..
Zaman sekarang semua bisa dilakukan asal ada fulus ya mbak. Omni hospital memang keren. Operasi ini masih jarang di Indonesia, tapi omni bisa.
Iya mba. OMNI sepertinya emang RS yg mengerti kebutuhan kekinian ya. Kalau lihat situsnya spertinyaa mereka juga punya banyak program untuk gaya hidup sehat.. Care With Passion
tinggi badan kita hampir sama Mba, beratnya pun tak jauh beda. Saya 49 kg + 157, berarti kita termasuk kategori normal yaa 🙂
lambungnya dikecilin yaa jadi gak bisa makan banyak lagi.
Alhamdulillah ya mba normal… mudah2an tetap bosa menjaganya dan jauh dari overweight apalagi obesitas..
Kalau lambung jadi kecil, jadi mudah kenyang ya…atau malah gak ada nafsu makan?
Duh mending dari sekarang menjaga pola makan dengan baik ya…untuk menghindari obesitas.
Yg jelas lambung jadi kecil mba, jadi kapasitasnya pun kecil..
Iya setuju, mencegah lebih baik ya mba biar jauh dari si obesitas ini
Aku ngeri dengan operasi. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Lebih baik mencegah sampai terjadinya obesitas daripada harus operasi. Hehehe
Alhamdulillah berat badanku masih aman.
Bener banget mba.. menjaga pola hidup sehat yg paling penting yaa biar ga repot dan gampang sakit. Apalagi sampai obesitas yg rentan membuat kita kena banyak penyakit yaa
Sepertinya aku harus berpikir untuk melakukannya sekalian nabung supaya duitnya cukup, sepertinya harganya mahal juga nih hehehehe. lamdung dikecilin bearti cepet kenyang hehehe
Sambil nyicil nabung bisa banget diet.. eh tapi kalau tukang jalan2 diet terus nanti tulisan makan2nya kurang dong… hihii…
Wah lengkap dan membantu sekali tulisan ini mba. Lengkap dengan beberapa kategori dan ilustrasinya.
Obesitas memang bahaya ya mba buat kesehatan. Udah bukan kategori sehat lagi. Semoga kita bisa Jaga kesehatan semua, dan terhindar dari obesitas
Iya mas ternyata banyak bangt bahaya yg ga disadari.. bikin kita dekat dgn berbagai penyakit dan rentan. Iya setuju. Semoga kita terhindar dan sehat teruss yaa
Aku SC aja sudah ampun-ampunan sih jadi tiap mendengar kata operasi sudah seram aja >.< untungnya BB ku normal, alhamdulillah
Asyik. kudu hati2 banget ya mba soal makanan ini.. pola makan sehat penting banget darioada operasi lagii
Harus bner2 jaga pola makan, jgn sampai kita terkena obesitas. Operasi bariatrik sepertinya memang salahsatu pilihan bagi penderita obesitas untuk mengurangi lemak-lemak diperut, tp kira2 biaya nya kisaran brapa ya mba ?
Iya mba, efektif dan permanen. Nah untuk biaya saya tak yakin mba, bisa kok ditanya langsung ke RSnya . Atau pas nanti saya main ke sana ditanyain lagi ya..
Makin kecil lambung makin sedikit juga 0orsi makan kita ya mba, buat yg udah obesitas jalan operasi bariatrik ini bisa dipertimbangkan juga selain dgn cara diet ketat
Iya mbaa.. kalau kata dr hindy sih, memilih operasi berarti memilih komitmen untuk hidup sehat, ga makan junk food dan olahraga
pengetahuan baru buat aku. Baru tahu kalo obesitas bisa ditangani dengan bedah.
IMT-ku sekarang normal juga. Tpi tetep waspada juga. Banyak penyakit yg menyerang tanpa melihat berat badan.
Iya mba.. yg penting selalu jaga kesehatan ya..
Semoga berguna ya
Wah Obesitasemang nggak bagus, bkn resiko oenyakit meningkat..
Tapi serem juga yah operasi ini…tapi kakau misalnya obesitas dan gak gemuk3 bisa juga dipertimbangkann
Ga bagus banget malah ya mba karena renta dgn ba yak penyakit … saya awlanya juga berpikir sera, mba, tapi setelah dilihat2 dari videonya kayaknya ga seram2 amat juga. Mungkin karna saya udah 3 kali sc ya ..
Bisa minta no wa dr handy wing gak ya mau konsultasi krn posis saya lagi di luar negri. Makasih