Saya Pilih Bahagia di Hari Tua, Kalau Kamu?

Menjadi tua itu pasti. Menjadi bahagia itu pilihan”

***

Pertemuan dengan sahabat lama beberapa waktu lalu membuat saya berpikir dua kali lipat tentang masa tua nanti. Lazimnya dua sahabat yang lama tak bersua, kami bercerita ngalor ngidul ke mana-mana. Sampai akhirnya cerita kami pada Bang Adi (bukan nama sebenarnya), seorang kenalan di salah satu organisasi yang pernah kami ikuti.

“Kasihan hidup Bang Adi. Sejak mengalami kecelakaan, ia tak bisa lagi bekerja,” ujar teman saya ini.

Kecelakaan itu terjadi saat Bang Adi tengah bekerja. Ia adalah karyawan kontrak di salah satu perusahaan. Karena hanya berstatus kontrak, setelah mengalami kecelakaan ia tak mendapat santunan apapun.

Rasa simpati pada Bang Adi makin menjadi ketika saya ingat dua anaknya yang saat ini masih bersekolah. Terbayang bagaimana sulitnya hari-hari yang akan dilalui keluarga mereka untuk melanjutkan pendidikan.

Saat itu juga sesuatu terlintas di pikiran saya. Seandainya Bang Adi ikut program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan tentu akan lain cerita. Banyak sedikit ia akan terbantu dengan perlindungan yang diselenggarakan badan penyelenggara jaminan sosial milik negara ini.

Saya ingat, seorang kerabat jauh juga pernah ada yang mengalami kecelakaan kerja. Namun nasibnya berbeda dengan Bang Adi. Ia mendapat santunan dari BPJS Ketenagakerjaan yang waktu itu masih bernama Jamsostek.

Dana santunan yang didapat dari Jamsostek ia gunakan untuk membuka usaha kecil-kecilan dari rumah. Membuka warung kelontong. Sekarang,  meski sudah memasuki usia tua mereka masih bisa memenuhi kebutuhan keluarga dengan hasil dari warung. Bahkan ekonomi keluarga mereka terbilang baik di lingkungannya.

Bahagia Itu Pilihan

diolah dari bpjsketenagakerjaan,com

Nasib Bang Adi dan kerabat jauh saya itu memang berbeda. Paling tidak perlakuan yang mereka terima tak sama pada saat keduanya mengalami kecelakaan. Satu mendapat santunan dan satu lagi tidak. Satu bisa menatap hari tua dengan kepastian, satu lagi menatap dalam ketidakpastian.

Sepintas mungkin perbedaan ini terlihat sebagai hal wajar. Apalagi selama ini berkembang pendapat bahwa hanya pegawai tetap di sektor formal saja yang mendapat fasilitas melalui Jamsostek yang kini bereinkarnasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan. Jadi, kerabat jauh saya mendapat santunan lantaran menjadi pegawai tetap, dan Bang Adi tak mendapatkan fasilitas serupa karena hanya pegawai kontrak.

Tidak. Tunggu dulu. Pendapat ini tentu saja tak lagi relevan. Sejak era baru BPJS Ketenagakerjaan digaungkan, kini setiap warga negara khususnya pekerja mempunyai hak dan kesempatan sama untuk mendapatkan perlindungan kerja, mendapatkan jaminan pensiun, menyongsong hari tua bahagia.

Yup. Sekarang, tak hanya pegawai tetap, pekerja lepas pun juga bisa terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan. Dengan begitu perlindungan yang didapat semua warga negara adalah sama. Hanya saja, masih banyak pekerja lepas dan pekerja kontrak yang tak mendaftarkan diri dan memanfaatkan fasilitas ini.

Alasannya beragam. Ada yang memang karena tidak tahu akan informasi ini. Ada yang tak mau bersusah payah memenuhi serangkaian proses administrasi untuk terdaftar menjadi peserta. Ada pula yang enggan mengeluarkan iuran yang harus dikeluarkan tiap bulan untuk BPJS Ketenagakerjaan.

Padahal, bila melihat manfaat dan fasilitas yang didapat dengan bergabung menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, iuran bulanan yang disetor tak akan memberatkan. Ibarat berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Meski berbeda status, menjadi pekerja baik formal maupun informal, mempunyai risiko yang sama selama menjalani pekerjaan. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari. Bisa saja, nasib buruk menimpa sehingga mengalami nasib seperti Bang Adi. Atau bahkan bisa saja lebih buruk dari itu. Bersiap sedia dengan segala kemungkinan adalah keharusan untuk memastikan hari tua bisa dijalani dengan bahagia.

Kalau pun segala sesuatunya berjalan baik dan kita bisa melanjutkan pekerjaan hingga usia pensiun, siapa yang akan memberi kepastian untuk tetap hidup layak ketika sudah renta? Ketika raga tak lagi bisa diajak kompromi untuk bekerja?

“Apa yang kita dapatkan di hari tua, adalah apa yang kita usahakan dan lakukan hari ini. “

Yup saya setuju one hundred percent dengan ini. Menjadi bahagia atau tidak di hari tua tergantung apa yang dipersiapkan hari ini. Karena itu saya sepakat bahwa menjadi bahagia di hari tua adalah pilihan.

Bila ingin mendapatkan kenyamanan dan kebahagiaan di hari tua perlu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik mulai dari sekarang. Salah satunya dengan memastikan diri kita terdaftar menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Tak peduli bidang kerja yang dijalani.  Guru, pegawai, buruh pabrik, penulis lepas, nelayan, petani, tukang ojek, semua bisa menjadi anggota. Dengan menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, setiap warga negara memiliki hak sama untuk mendapatkan jaminan pensiun, santunan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, dan jaminan kematian.

Untuk tahu lebih lengkap mengenai kenapa dan apa saja yang bisa didapat setelah menjadi peserta, yuk cari tahu dari video yang diambil dari situs BPJS Ketenagakerjaan berikut.

Saya Memilih Bahagia di Hari Tua

Memilih bahagia dengan jadi peserta

Bahagia di hari tua tentu saja menjadi impian mayoritas orang, termasuk Bang Adi. Bagi saya sendiri, pengalaman Bang Adi menjadi lecutan dan pengingat untuk memastikan diri menyiapkan berbagai perlindungan. Termasuk memastikan bahwa kepesertaan saya dan suami di BPJS Ketenagakerjaan masih aktif.

Keyakinan saya akan pentingnya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan ini makin mantap karena saya sudah melihat sendiri bagaimana manfaat yang dirasakan peserta BPJS Ketenagakerjaan ketika hari tua tiba. Mereka bahagia.

Ketika pulang kampung beberapa waktu lalu, kami bertemu dengan paman suami. Ia dan istri baru saja pensiun. Berbekal pencairan jaminan pensiun dan jaminan hari tua yang dilakukan tak lama setelah masa pensiun tiba, mereka membuka usaha di kampung. Sebuah tempat penggilingan beras dan warung.

Untuk menjalankan dua usaha ini, mereka mempekerjakan karyawan. Sedang paman dan istrinya bisa bersantai sembari menikmati hari tua. Mereka lebih tenang karena memiliki usaha yang menjadi pundi uang penopang kehidupan di hari tua.

Yess. Saya memilih menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan karena ingin mendapatkan hari tua yang penuh dengan kebahagiaan. Menghadapi hari tua dengan kepala tegak. Apalagi, selain berbagai manfaat yang bisa didapat, kini menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan juga jauh lebih mudah.

Saat ini, BPJS Ketenagakerjaan sudah bisa diakses secara online. Termasuk untuk melakukan klaim melalui layanan e-klaim. Aplikasi BPJS Ketenagakerjaan ini bisa diakses secara online dan bisa diunduh di Google Play dan App Store.

Layanan online memberi kemudahan dalam memantau saldo dan mendapatkan informasi terkini mengenai program. Termasuk melalukan simulasi mengenai besaran Jaminan Hari Tua yang akan didapat bila mendaftar jadi anggota. Salah satu fitur unggulan dari aplikasi ini adalah pengecekan saldo Jaminan Hari Tua secara real time.

Berbagai informasi dikemas apik di aplikasi ini untuk memberi rasa aman. Misalnya, saya bisa mencari tahu jumlah saldo BPJS Ketenagakerjaan hingga kini. Selain melalui aplikasi, adanya situs www.BPJSKetenagakerjaan.go.id juga membantu seluruh warga negara dalam mendapatkan informasi akurat mengenai program. Termasuk mengenai prosesur pendaftaran dan berbagai fasilitas yang didapat dengan menjadi peserta.

Berbagai kemudahan layanan dan manfaat yang tersedia, membuat tak ada lagi alasan bagi saya untuk tidak menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan. Dengan program ini, impian saya bisa menghabiskan hari tua dengan tenang di kampung tak lagi sebatas mimpi.

Mengenai impian hari tua ini, saya pernah menulisnya dalam sebuah postingan. Bila sudah pensiun, saya dan suami ingin menghabiskan sisa usia di kampung. Hidup dalam kebersahajaan sembari mengawasi peternakan kambing dan ikan. Menghabiskan petang dengan tenang.

Yess. Saya pilih bahagia di hari tua, karena saya adalah peserta BPJS Ketenagakerjaan. Bagaimana dengan temans? 🙂

***

 

 

20 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *