Kenali, Cintai dan Miliki Mutiara Asli Indonesia
|“Jangan sampai orang luar lebih mengenal mutiara asli Indonesia, dibanding penduduk Indonesia sendiri. “
Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
***
Suara Bu Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan membahana di aula ruang Mina Bahari 3, Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Rabu, 12 Oktober 2016. Siang itu tengah berlangsung Pre Event menjelang pelaksanaan Indonesian Pearl Festival yang berlangsung pada 9-13 November mendatang.
“Katanya Indonesian pearl salah satu yang terbaik di dunia. Saya tahu ini malah dari (orang) Amerika. Kalau bagus, semua orang pasti akan kenal,” ujar Bu Susi saat itu.
Terang saja, pernyataan Bu Susi memancing gaduh. Beberapa peserta yang hadir berkomentar kecil. Saya yang duduk di meja bundar nomor dua dari depan pun ikut menanggapi pernyataan Bu Susi.
Seperti yang dibilang Ibu Menteri, saat ini memang belum banyak yang mengenal dengan baik mutiara asli Indonesia. Padahal mutiara yang dikenal sebagai Mutiara Laut Selatan (Indonesia South Sea Pearl) sangat berharga di pasar mutiara internasional. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan perikanan, sekitar 70 persen perdagangan mutiara di dunia sebenarnya berasal dari Mutiara Indonesia.
Jujur, sebelum datang ke acara itu, jangankan mengenal mutiara Laut Selatan, membedakan mutiara asli dan palsu saja saya sudah susah. Padahal menurut Bu Susi mutiara asli Indonesia adalah mutiara terbaik di dunia.
“Mutiara adalah kekayaan alam Indonesia yang potensial memberikan devisa besar untuk negara. Mutiara Laut Selatan berpotensi menjadi komoditas ekspor unggulan,” ujar Bu Susi.

Meski memiliki potensi besar, sayangnya selama ini mutiara laut selatan lebih terkenal di pasaran internasional ketimbang di dalam negeri sendiri. Sebaliknya mutiara yang beredar di pasar lokal adalah mutiara asal Tiongkok dan Korea yang merupakan mutiara air tawar.
Selain itu seringkali mutiara Indonesia yang dibawa ke pasar internasional tidak diperkenalkan sebagai mutiara dari Indonesia. Akibatnya nama besar Indonesia sebagai penghasil Mutiara Laut Selatan terbesar tak terlalu terdengar.
Ya, faktanya memang begitu. Saya ingat, sekitar tiga tahun lalu mutiara dari Korea dan Tiongkok begitu booming di tanah air. Banyak perempuan, termasuk saya, merasa bangga bila bisa membeli mutiara yang ternyata berasal dari kedua negara ini. Bahkan ada pula beberapa daerah yang menjual produk mutiara impor dengan label sebagai mutiara asli daerah.
Ketika itu saya membeli mutiara di salah satu pameran, sebuah gelang mutiara, dan bross yang diklaim sebagai kerajinan asli daerah Nusa Tenggara Barat. Terang saja saya tertarik memilikinya. Apalagi harga yang ditawarkan waktu itu terbilang murah. Untuk membawa pulang gelang yang punya lebih dari sepuluh mutiara itu saya hanya perlu merogoh kocek Rp 40.000,-
Tapi begitulah. Karena memang bukan barang asli, gelang mutiara yang saya beli itu tak bertahan lama. Mutiaranya tak lagi berkilau. Bahkan beberapa bagian sudah terkelupas.
Mari Mengenal Mutiara Asli Indonesia
Saya beruntung, ketika hadir pada acara Pre Event Indonesian Pearl Festival bisa bertemu dan berdiskusi lebih jauh dengan Bu Nelia Suhaimi. Beliau adalah Wakil Ketua Umum Asosiasi Budidaya dan Mutiara Indonesia.
Setelah acara konferensi pers selesai, kami sempat bercakap-cakap cukup lama. Dari dia saya jadi punya gambaran dalam membedakan mutiara asli dan palsu.

Ini dia beberapa ciri mutiara asli yang perlu kita ketahui.
- Mutiara asli apabila digosokkan ke gigi akan terasa ada butiran pasir. Jadi mutiara asli itu tak mulus begitu saja. Bahkan bila sering digosok, bentuknya akan berubah.
- Mutiara asli memantulkan cahaya matahari. Karena itu, untuk mengukur keaslian sebuah mutiara sebaiknya lakukan dengan sinar matahari langsung. Bisa juga melalui cahaya dari jendela, bukan di bawah sinar lampu.
- Mutiara asli warnanya tak berubah sampai kapanpun. Apalagi tak pernah akan terkelupas bagian luarnya.
- Mutiara asli baru bisa berbentuk dan dipanen setelah dibudidayakan paling sebentar 18 bulan dan rata-rata dua tahun.
- Makin besar diameter suatu mutiara maka akan lebih tinggi nilainya.
- Karena proses budidaya yang lama, harga mutiara asli juga lebih tinggi. Biasanya di atas Rp100 ribu.
Penjelasan Bu Nelia memberi tambahan ilmu buat saya yang selama ini awam tentang mutiara. Dan fix, saya makin yakin seratus persen, gelang mutiara yang pernah saya beli adalah palsu. 🙂 Semoga temans juga jadi lebih bisa membedakan mutiara yang asli tulen atau aspal alias asli tapi palsu ya.
Nah, Pertanyaan lanjutannya adalah kenapa kita harus mencintai Mutiara Laut Selatan yang merupakan mutiara asli dari perairan nusantara? Kenapa tidak mutiara dari Korea atau Tiongkok saja yang memang relatif murah?
Kemilau Mutiara Laut Selatan di Perairan Indonesia

Mutiara Laut Selatan merupakan mutiara asli Indonesia yang dibudidayakan dari kerang Pinctada Maxima. Tiram Pinctada pertama kali dibudidayakan oleh peneliti asal Jepang bernama Sukeo Fujito di Pulau Buton. Bibit pertama kali diambil dari Laut Arafura dan menghasilkan budidaya Mutiara Laut Selatan pertama pada 1928.
Hingga sekarang, budidaya Mutiara Laut Selatan terus dikembangkan dan menghasilkan dua varietas yaitu silver dan golden. Mutiara ini bisa hidup di seluruh perairan Indonesia, Philipina bagian selatan (Kepulauan Palawan), dan Australia bagian utara dan barat (Perth dan Broome).
Di Indonesia, kerang mutiara Pinctada Maxima kini dikembangkan di 12 daerah yaitu Sumatera Barat, Lampung, Bali, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat. Menurut data Asosiasi Budidaya Mutiara Indonesia, tak sedikit pengusaha dan penduduk tempatan yang terlibat dalam industri ini.

Setidaknya, hingga 2015 lalu asosiasi mencatat terdapat 28 perusahaan budidaya yang terdiri dari 19 perusahaan swasta nasional, 3 perusahaan penamanan modal dalam negeri dan 6 perusahaan permodalan asing. Selain itu juga ada 88 pelaku usaha yang terlibat terdiri dari pembudidaya, eskportir, pengecer dan pengrajin.
Menurut Bu Nelia, bila ditotal, secara keseluruhan terdapat lebih dari seratus ribu orang yang terlibat dalam budidaya mutiara. Mereka tak hanya nelayan dan pembudidaya tetapi juga para pengrajin dan orang-orang yang bekerja di industri hilir mutiara.
Saat ini produksi rata-rata mutiara pinctada maxima di Indonesia mencapai 12 ton. Dengan produksi sebesar itu angka ekspor mutiara Indonesia pun makin lama makin naik. Dari 4,67 ton pada 2012 meningkat pesat menjadi 6,74 ton pada 2015. Dengan ekspor sebanyak itu, mutiara telah menyumbang devisa USD31,2 juta pada 2015.

Di dunia, Mutiara Laut Selatan merupakan mutiara dengan nilai jual tinggi. Terdapat empat jenis mutiara yang lebih sering dibudidayakan. Keempat mutiara itu adalah Mutiara Laut Selatan (South Sea Pearl) dari tiram mutiara laut, Mutiara Hitam/ Mutiara Tahiti dari tiram mutiara laut, Mutiara Akoya/ Mikimoto Pearl dari tiram mutiara laut, dan Mutiara Air Tawar Cina dari kerang mutiara air tawar.
Berikut perbedaan keempat tiram budidaya ini.

Jadi temans, karena budidaya Mutiara Laut Selatan butuh ketekunan, makanya harganya juga lebih mahal. Bayangkan saja, satu kerang hanya bisa menghasilkan satu mutiara. Belum lagi susahnya medan yang dihadapi para nelayan dan pembudidaya kerang. Setiap hari mereka harus bertaruh dengan ganasnya ombak di laut selatan dan cuaca yang tak menentu.
Berbeda sekali dengan mutiara air tawar seperti yang dibudidayakan di Tiongkok. Setiap satu kerang bisa mengandung sampai 40 mutiara. Hmm, pantas saja ya kalau harganya lebih murah di pasaran dibanding mutiara Laut Selatan yang dibudidayakan di Indonesia.
Selain itu, karena budidayanya di laut, resiko yang dialami pebudidaya mutiara Indonesia juga jauh lebih besar. Ombak besar, cuaca tak menentu, dan dalamnya perairan nusantara. Berbeda halnya bila budidaya dilakukan di perairan air tawar kan. Hmmm…
Perkuat Promosi dengan International Pearl Festival

Bagaimana wujud cinta terhadap Mutiara Laut Selatan? Menurut saya, cara paling mudah adalah dengan berhenti membeli mutiara palsu dan hanya menggunakan mutiara asli Indonesia.
Ketidaktahuan masyarakat luas akan keindahan mutiara laut selatan selama ini telah menyebabkan mutiara asli Indonesia terkesan ekslusif. Karena itu waktunya kita membumikan Mutiara Laut Selatan sebagai mutiara dan potensi bangsa.
Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kecintaan masyarakat akan Mutiara Laut Selatan ini adalah dengan menggelar Indonesian Pearl Festival. Tahun ini merupakan keenam kalinya IPF digelar. Kegiatan akan berlangsung di Lippo Mall Kemang pada 9-13 November 2016 mendatang.
Tujuan 6th Indonesian Pearl Festival 2016 ini adalah penguatan branding dan promosi Indonesia sebagai penghasil mutiara terbesar di dunia. Selain itu festival juga diharapkan bisa menjadi ajang bertemunya para pengusaha dan investor Mutiara Laut Selatan. Pada Festival tahun lalu, nilai transaksi dari penjualan mutiara mencapai Rp 25 miliar.
Di Festival mutiara nanti, kita bisa mengenali berbagai kreasi kerajinan berbahan baku mutiara. Selain itu juga seminar mengupas perkembangan budidaya Mutiara Laut Selatan yang merupakan mutiara kebanggan Indonesia. Bahkan, tak hanya mengenali, masyarakat Indonesia juga harus membelinya.
“Buy Indonesian pearl agar semakin membumi, dan tak ada lagi kesan ekslusivitas yang selama ini menempel pada mutiara asli Indonesia,” ujar Bu Susi.
Yes temans. Selama festival nanti selain pameran aneka produk dan kerajinan berbahan dasar mutiara juga akan digelar lelang mutiara. Nah buat pemanasan sebelum datang ke pameran yuk lihat dulu video The Magnificient Indonesia South Sea Pearl buatan Kementerian Kelautan dan Perikanan ini dulu yuk. 🙂
So, bagaimana? Buat temans pecinta mutiara dan ingin mendapatkan mutiara dengan kualitas terbaik, Indonesian Pearl Festival 2016 lah solusinya. Datang, kenali, cintai, lalu miliki Mutiara Laut Selatan yang merupakan mutiara kebanggaan dan hasil budidaya dari lautan nusantara. 🙂
Wah, emang harus kenal ciri mutiara asli dulu ya mba, biar ga dibohongi.
Dulu pernah ada yang ngasih dari Lombok, nanti aku cek dulu deh keasliannya hehehe…
Thanks infonya
siap mba.. silakan asah2 ke gigi dan cahaya matahari.. kali aja giginya ikut nular jadi mutiara.. hihi…
lengkap banget ulasannya jadi pengen beli mutiara asli tapi mahal ya hehehe buat kolektor mah worth it.. mutiara Indonesia emang bagus jadi kalo dibikin festiifal ini bisa lebih maksimal promosinya… nice
iya mba.. tapi sebenarnya ga semahal yang film2 juga.. apalagi kalau mutiara biasa. yang penting jangan sampai kebeli mutiara palsu aja…
Mutiara Indonesia kualitasnya lebih baik ya mba. Pesonanya luar biasa 😉
yupppy mba… makin cinta deh sama nusantara..
Keren mba ada narasumbernya segala. Saya kemarin ke Broodstock Center di Karangasem gak ketemu narasumber euy..tapi sempet ngobrol sama satpam dan dapat brosur banyak sih 😀
waaa mau mau dong mas ikutan ke Boordtstocknya, pasti seru ya bisa melihat langsung.
Jadi tahu tentang seluk beluk mutiara..kalau mutiara air tawar yang di lombok itu budidaya masyarakat setempat bukan ya?atau impor jg dari tiongkok dan korea?
Di lombok biasanya yang terkenal mutiara lautnya mba. Ada juga beberapa yang mulai membudidayakan air tawar. Kalau air tawar berarti jenisnya bukan pinctada maxima..
Eh tapi mutiara laut selatan dari lombok cakep2 lho mba..
mbak ini mantap ulasannya. Ntar saya baca lagi, karena ada banyak faktanya yang saya tidak tahu, sementara ini lagi rempong.
Siap mba… mudah2an habis baca jadi bisa milih mutiara asli ya mba. 🙂
Wohooo, makasiii pencerahannya mbaaa! Jadi makin bangga dgn potensi alam Indonesia 🙂
ASyikk. kalau sudah cerah jadi berkilau seperti mutiara nih… Yup mba, makin kita kenal makin kita cinta ya sama nusantara..
Iyyaaa aku liat mbak Ira di ruang preskon, mau nyapa, aku maluuu hehe
Ulasannya komplit + berasa baca feature majalah + bahasan isi tulisannya juga beda plusss infografisnya keren kakak!
Insya allah, juara ini
Nah tu kan… Mba Maria kapan2 kita ketemuan colekin ya. Sayanya suka ga awal lihat sekeliling,… hihi… Makasih mba sudah mampir dan membaca, semoga tulisannya berguna.. Amin doanya.
ah, aku ga sempet dateng ke acara itu mbak 🙂 Informatif sekali ini artikel, dan aku jadi tau bedain mutiara asli dan palsu, hehe..Sukses mbak!
laut indonesia bnr2 kaya bgd ya mbk, mdh2an terjaga deh kelestariannya, jg si mutiara nih, amin
ternyata negara kita benar-benar kaya tapi tidak banyak yang tahu dan paham untuk mengolah sumber daya tersebut. Untunglah punya menteri seperti Bu Susi, tanggap dan juga kreatif, keren Mb Ira ulansannya ^^
Wah baru tahu cara membedakan mutiara asli dan palsu