Meutia Rahmah dan Selaksa Rindu dari Khartoum
|***
Matahari menggelinding turun di langit Jabal Aulia, pertengahan 2011 silam. Cahaya kuning keemasan memantul di atas Nil yang tenang.
***
Di Khartoum, kota yang menjadi pusat segala aktivitas masyarakat Sudan, Nil menjadi pusat hening yang syahdu. Tempat bertemunya dua Nil; Nil Abyad dan Nil Azraq yang biasa dikenal dengan Nil Putih dan Nil Biru.
“Kata orang gersang, tapi tetap saja ngangenin dan view kotanya saat malam itu indah,” kenang perempuan muda itu. Ia Meutia Rahmah Mansur, seorang mahasiswi pascasarjana yang saat itu tengah melanjutkan studi bahasa Arab di Sudan.
Bagi Meutia tinggal beberapa waktu di Khartoum adalah sebuah kenangan manis. Meski kata orang Sudan adalah negeri perang, tempat peluru tak pernah berhenti menderu, namun bagi perempuan kelahiran Langsa Aceh ini, Sudan, adalah negeri yang menyimpan seribu keindahan.
“Menikmati sunset di atas jembatan rasanya helwah syadiid (manis sekali).”
Meutia menjejakkan kaki ke Khartoum pada 2009. Ia menempuh pendidikan pascasarjana dengan kosentrasi pendidikan bahasa arab untuk non Arab. Selama dua tahun tinggal di Sudan, ia menemukan banyak hal. Keindahan, kekayaaan budaya, dan kearifan bercampur jadi satu.
Dua tahun hidup merantau, melewati dua lebaran dan dua bulan puasa jauh dari sanak-saudara membuat rindu seorang Meutia membuncah. Kerinduan akan kampung halaman ini pula yang membuat ia makin aktif menulis. Sampai akhirnya seorang teman memperkenalkan Meutia dengan blog. “Sayang katanya kalau hanya nulis status saja.”
Khartoum memenuhi jiwa Meutia. Lewat blog yang terinspirasi dari kesukaannya akan bunga tulip, www.tulipqta.blogspot.com, ia mencurahkan segala pengalaman di Khartoum. Sekembali ke tanah air, Meutia mulai memindahkan tulisannya ke rumah baru, www.meutiarahmah.com.
Tak melulu tentang cerita jalan-jalan, Mba Meutia juga melengkapi blognya dengan artikel seputar kehidupan di Sudan. Juga panduan bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan studi ke sana.
Tak Lagi Sekadar Blog Curhat
Ketika masih memakai blog gratisan boleh jadi cerita yang disajikan Mba Meutia berputar tentang pengalaman tinggal dan menuntut ilmu di Khartoum. Sekarang, blog yang sudah memakai nama sendiri ini tengah bereinkarnasi menjadi blog yang super duper. Saya sebut super duper lantaran sekarang saja, ketika Mba Meutia masih mengaku tengah merapikan, blog dengan dominasi hijau ini sudah tampil kece.
Templatenya segar. Kategorinya juga sudah beragam. Ada journal yang berisi cerita keseharian, review berisi job review, travelling dan kuliner yang berisi cerita selama di Khartoum dan juga wisata dan kuliner Aceh. Tiga kategori baru tengah dikembangkan Mba Meutia adalah gooling, blog tutorial dan Arabic.
What? Ada Arabic segala?
Yup. Kategori ini justru menurut saya akan menjadi kekuatan baru blog Mba Meutia. Sebagai tenaga pengajar bahasa Arab di IAIN Langsa, tentu saja Mba Meutia bisa menggunakan laman ini untuk berinteraksi dengan mahasiswanya.
Hal lain yang juga menjadi kekuatan Mba Meutia adalah kemampuan dalam coding. Piawai mengutak-atik template, membuat ia makin dikenal di kalangan blogger tanah air. Apalagi, Mba Meutia tak segan berbagi ilmu dengan sesama teman blogger.
Ketika blog saya disusupi “tamu tak diundang”, Mba Meutia tampil di depan memberi penjelasan pada saya. Ia juga membantu mencarikan solusi untuk blog saya yang sakit.
Saya juga sering mendengar teman-teman blogger lain meminta bantuan Mba Meutia untuk memvermak template blog menjadi lebih eye catching. Dan tahukah temans, menurut Mba Meutia, kemampuan coding ia peroleh secara otodidak. Karena rajin belajar dan menabung. Eh yang terakhir abaikan ya. Axixi.
Sekarang, selain blogging, mengajar, dan melaksanakan aktivitas sebagai supervisor sebuah organisasi nirlaba khusus untuk anak-anak korban gempa, Qatar Charity Aceh, Mba Meutia sedang mempersiapkan rumah baru.
Tapi bukan lagi rumah maya. Ini sebuah rumah yang dirindukan surga, sebuah Rumah Tangga. Selamat ya Mba. Semoga segala urusan menuju prosesnya dimudahkan. Amin.
Asikk terima kasih tulisannya mba ira, mudahan2an rumah baru dan juga belajar bahasa arabnya segera terwujud jadi bersemangat lagi.
Satu kata buat Mba Mutia: GREAT! Dalam usia muda sudah menjejakkan kaki ke LN menuntut ilmu.. Semoga makin menginspirasi anak2 muda mengikuti jejak positifnya..
Baru tau ada kota namanya khartoum mbak…
sungai nilnya cantik 🙂
sukses yaa mbaak 😀
Subhanallahh banget Mba Meutia…
Semoga bisa lancar untuk membangun sebuah keluarganya. Amin..
Ditunggu kelas online belajar Bahasa Arab-nya Mbak Meutia 😀
Btw kepengen bisa liat Sungai Nil juga. Kapan ya? hehe
aahh kLo ngeliat mba meutia niy bawaan mukanya kalem, smart energik..
haduduh, hanya bisa mendoakan semoga semua dilancarkan dalam membangun rumah barunya, iya..rumah tangga eeaaa