Menjadi Cantik dari Hati Bersama Wardah Beauty
|Setiap kali melihat perempuan ini hati saya tenteram. Senyum selalu menghias bibirnya. Raut muka yang bersahaja memancarkan kedamaian. Sorot matanya juga menebar rasa nyaman.
***
Ia biasa saya panggil Uni. Uni Susi. Uni adalah panggilan di Minang Kabau untuk kakak perempuan. Saya terpesona padanya tentu saja bukan karena status kakak itu. Tapi pada kelembutan, kebersahajaan, dan kecantikan yang ia tebar pada orang-orang di sekitarnya.
Nama lengkapnya Sri Parmala Susi. Ia seorang pegawai negeri di sebuah Puskesmas di Kota Padang. Tepatnya seorang ahli gizi, konselor ASI.
Sebagai seorang konselor, aktivitasnya sangat padat. Ia rajin turun ke masyarakat membina posyandu, mengadakan kelompok diskusi untuk para ibu dan perempuan muda yang dalam masa pra dan menyusui. Sebagai pegawai negeri, ia merupakan abdi negara yang tekun, dan rajin.
Lebaran lalu, ketika mudik untuk bersilaturahmi bersama keluarga besar di kampung halaman, Batipuh, Sumatera Barat, kami bertukar cerita. Saya selalu antusias melihat Uni Susi dengan segudang kegiatannya.
Ia lalu melihatkan koleksi foto-foto yang tersimpan di kamera ponselnya.
“Sekarang kami lagi berjuang memberi pengertian pada masyarakat di Nagari X agar mau memberikan ASI eklusif pada anak mereka hingga usia 6 bulan,” ujar Uni Susi dengan semangat.
Nagari yang ia sebut merupakan sebuah desa yang terletak di pinggir pantai Padang. Di sana, masyarakat masih percaya dengan sejumlah mitos keliru tentang ASI dan menyusui. Misalnya bayi yang sudah dua bulan harus diberi tambahan air beras tajin (air cucian beras) untuk menambah ASI biar kenyang. Kesadaran Ibu Muda di sana untuk memberikan hanya ASI hingga usia 6 bulan pada bayi juga masih rendah.
Saya takjub dengan foto-foto itu. Pada sebuah scene, Uni Susi bergerombol bersama ibu-ibu setempat sambil memberi penyuluhan. Pada aktivitas lain ia terlihat luwes menggendong dan mempraktikkan cara menyusui yang benar. Ia juga antusias berbincang dengan seorang ibu yang sedang mengolah jajanan berbahan ikan agar lebih sehat dikonsumsi.
Hal yang paling membuat saya terkesan, hampir di semua kegiatan, Uni Susi selalu tampil bersahaja. Penuh kharisma dengan senyum tersungging di muka.
Dan menurut saya, dari tahun ke tahun, setiap kali kami bertemu ketika lebaran, ia semakin terlihat cantik. Usia yang terus bertambah tak berhasil merebut kecantikan dan kebersahajaan dari diri Uni Susi.
Penasaran, saya bertanya apa rahasianya. Kalau dibilang kecantikan yang ia pancarkan bersumber dari polesan make up, jelas bukan. Alasannya, di setiap foto yang ia unggah saya melihat riasan di wajahnya sederhana saja. Tak ada sapuan kuas yang mencolok. Ia selalu tampil dengan riasan natural.
Ternyata jawaban Uni sederhana sekali. “Untuk menjadi cantik itu yang perlu dimulai dari sini,” ujar dia sambil mendekapkan tangan ke dada.
Uni lalu melanjutkan perkatannya. “Cantik itu dimulai dari hati, dari pikiran kita sendiri. Ketika kita bisa selalu berbagi dan mengabdi pada orang-orang di sekitar, saat itulah pesona dari dalam diri akan bersinar dan menginspirasi orang lain.”
Duh. Saya makin bangga punya kakak seperti Uni Susi. Dan saya pun seratus persen setuju dengan pendapatnya.
Pesona dari dalam diri, yang dimulai dari hati dan pikiran yang jernih akan terpancar dalam tindakan dan keseharian. Cantik dari hati menjadi kecantikan sejati yang tak terganti dengan sapuan kosmetik termahal sekalipun.
Kecantikan dan kebersahajaan yang ditunjukkan Uni Susi membuat saya bertambah yakin bahwa hal terpenting bagi seorang perempuan adalah kecantikan dari hati. Kecantikan yang bersumber dari dalam diri. Keinginan dan kemauan untuk terus berbagi dan menginspirasi orang-orang di sekitar akan memancarkan pesona kecantikan sejati.
Saya jadi teringat dengan peribahasa yang dulu biasa disampaikan guru ketika masih sekolah.
“Yang kurik adalah Kundi, yang merah adalah Saga. Yang baik adalah budi, yang indah adalah bahasa.”
Peribahasa ini jelas menunjukkan bahwa dalam pemahaman bersama yang hidup di tengah masyarakat, terminologi cantik itu dilihat dari budi dan bahasa. Dari dua hal yang bersumber dari hati dan pikiran. Bukan dari rupa yang lebih kental akan unsur subjektivitasnya.
Cantik rupa menurut A belum tentu cantik rupa menurut B. Akan tetapi nilai kecantikan dari hati yang tercermin dari budi dan bahasa mengandung nilai universal dengan derajat penilaian yang hampir sama pada setiap orang.
Dan menurut saya, menjadi cantik dari hati itu sederhana. Setiap orang bisa mempraktekkannya. Meski belum bisa seperti Uni Susi, paling tidak saya yakin masih banyak cara yang bisa dilakukan agar menjadi perempuan yang bisa memancarkan kecantikan sejati, kecantikan dari hati.
Dari diskusi kami, dari belajar pada kisah perempuan-perempuan inspiratif lain, saya yakin ada langkah mudah yang bisa dilakukan agar memiliki kecantikan sejati. 5 langkah mendapatkan cantik dari hati itu adalah
- Senantiasa memaafkan
Memaafkan akan mendekatkan diri pada kebaikan. Memaafkan juga akan membantu kita membuang energi negatif dari dalam diri.
2. Selalu menghargai orang di sekitar
Setiap manusia punya derajat yang sama di muka bumi. Karena itu tak ada alasan untuk menjadi jumawa.
3. Mandiri dan percaya diri
Menjadi pribadi yang mandiri dan percaya diri akan memancarkan semangat dan pesona dari dalam diri.
4. Senantiasa berbagi, dan
5. Selalu menginspirasi
Dan, kecantikan alami yang lahir dari dalam diri ini, akan menjadi lebih sempurna bila dilengkapi dengan sentuhan warna-warna alami.
Cantik dari hati itu sederhana yaa…
Dengan memaafkan akan membuang energi negatif dalam diri, setuju bangeet!
sukaa definisi cantiknya niiy
Yes mba. Ini berasa bgt.. soalnya kalau belum plong di hati pasti bawaannya manyun.. gagal cantik deh.. Makanya jadi catatan bgt buat plong dulu dari dalam 🙂
Setuju mbak! Cantik itu sebenarnya memang sederhana. dari hati. cuman banyak yg menetapkan standar cantik sehingga banyak yg berkiblatnya ke sana hehehe
Iya ya. Seperti cantik itu tinggi, putih, bersih, rambut panjang. Eh tapi percaya deh mayoritas calon mertua masih bisa melihat yg cantik dari hati.. 🙂
Setuju mba. Kecantikan sejati itu dimulai dari mempercantik hati ya.
Iya mba oline. Ga salah org bilang hati itu pelita diri… bila redup ia maka redup pulalah rona jiwa..
Hal yang kadang sulit memaafkan ya mba..biar plong banget *malag curhat
Salam buat uni nya..disini malah anak baru tujuh hari udah di kasih makan pisang..athah..
Iya mba.. meski susah tapi saya lebih suka clearkan masalah satu. Kalau lagi terganggu dgn sesuatu ya diclearkan dulu apakah sama sesuatu atau sama org biar setelah itu plong. Tugas kita adalah memaafkan, terserah deh org lain.. 🙂
KOnselor ASI emang ok banget. Kebayang perjuangan mereka mengkampanyekan ASI saat produk susu formula dimana-mana 🙂
Cantik dari dalam hati ya mba
Iya mba susah. Sufor di mana-mana. Dan lebih buruk lgi masih ada tenaga kesehatan apalagi bidan yg nyelip2kan sufor karena proyek..
Cantik dari hati justru lebih murah sih, tinggal banyakin senyum, mudah memaafkan dan nggak suka nyinyir 🙂
Nah iya mba.. senyum tulus dari hati.. espokat eh sepakat deh…
Betul, karena apa yang ada di hati dan pikiran kita bakal nampak keluar. makanya kalau mau cantik hati dan pikiran harus bersih dulu. Caranya spt yg Ira sebut tadi.
Good luck mba…as always.. Keren tulisannya.
Menjadi pribadi positif, berpikiran positf dan berada di sekitar org2 positif.. seperti mba Ety… 🙂
Yakin deh, Mbak Ira salah satu yang masuk cantik dari hati. 🙂
Mba Nisa.. aku padamu… you are the one..
Iya, Mbak Ira, karena sejatinya wanita cantik itu mulai dari hati. Betapapun cantik di luar, kalau hatinya gak baik ya, tidak akan cantik 🙂
Yes mba. Kalau hanya cantik di luar tapi tidak cantik di dalam buat apa ya. Toh endingnya ga disenangi orang. Kalau cantik luar dalam mah ke mana-mana ayukk…:-)
Kirain tadi yang berjilbab pink Mbak Ira, ternyata yang berjilbab biru to hihihi.
Gud lak ya Mbaaak, lombanya 😀
Maunya sih yg jilbab pink mba. Hihiiii niar cantik dan bisa menginspirasi seperti dia juga… hihii
Menjadi wanita muslimah memang harus bisa cantik dari hati agar riasan dan penampilan tidak sekedar menjadi pembungkus, tapi justru menjadi nilai tambah
Iya mba. Semoga setiap muslimah bisa memiliki keduanya ya. Kan senang bila dunia sudah dipenuhi orang cantik luar dalam…. 🙂
Klo wajah doang yg cakep tp hati nggak, sayang bgt lah
Yesss sayang bangetlah.., cantik2 tapi ga nentramin ga mba jiah… semoga kita ga termasuk golongan ini…. 🙂
bener banget mba Ira, cantik kalo gak pede dan gak menghargai orang lain, jadi berkuraaanggg banget cantiknya yah..
Ibarat kata teh manis tanpa gula ya mba.., paitttt.., hihiii
Inspirational banget ya uni susi, semoga bs jadi pacuan untuk jd bermanfaat spt.beliau 🙂
Iya mba… saya juga berharap bisa seperti beliau. Bisa lebih banyak lagi berbuat untuk masyarakat sekitar…
Kapan nih bisa kenalan langsung dengan uni Susi? Salut dengannya yang turun bertemu muka dengan rakyat. Bersahabat, salah syarat cantik dari hati
Semoga ada kesempatan bertemu ya … saya juga pingin belajar lebih banyak lagi dari dia… apalagi unj susi juga jago masak …. 🙂
Make up wardah klo dipake bner2buat wajah nampak natural:D
Biasanya buat mlmen khusus seperti wisuda kondangan saya pakainya make up wardah full. Eye shadow bkush on eye liner dll… suka karena pilihan warnanya yg sederhana itu…. natural…
Meskipun dengan riasan yang sederhana, kecantikan seorang wanita akan terlihat alami bahkan bila ditunjang dengan kecantikan dari hati. Klop, deh!
CAntik itu dari hati. Kalau hatinya cantik, semuanya jadi menarik
Mirip bangetttt, tadi aku jadi menebak itu Mbak Ira dengan model hijab yg berbeda, hehe..cantik dari hati emang beneran beda versi^^
Wanita cantiksecara pisik banyak, tapi yg cantik hatinya kayaknya langka,,
Saya sebagai laki-laki lebih milih wanita yg cantik hatinya daripada yg cantik fisiknya doang,,