Beberapa waktu lalu, ketika bertemu dan ngobrol dengan seorang sahabat saya mendapat kabar kurang sedap. Seorang sahabat kami lainnya, berhenti bekerja karena kecelakaan. Ia mengalami cacat sehingga tak bisa lagi bekerja penuh waktu seperti biasa.

Kabar itu membuat saya berduka. Terbayang masa-masa berat yang harus ia hadapi untuk menghidupi istri dan anaknya. Ketika hal ini saya ceritakan pada suami, ia juga tak kalah sedih.

“Kita tak pernah bisa menduga ya Dek, apa yang akan terjadi di kemudian hari,’ ujar suami.

Kami sama-sama terdiam. Lalu suami melanjutkan perkataan.

“Hal yang bisa kita lakukan hanya berdoa yang terbaik dan mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik sejak sekarang.”

 

Bila dipikir, aktivitas dan mobilitas suami bolak-balik Jakarta-Depok untuk bekerja memang mengandung banyak risiko. Berdasarkan data dari Polda Metro Jaya, seperti dimuat tribunews.com, ada trend peningkatan jumlah kecelakaan lalu lintas di Jakarta.

Pada April, tercatat 538 kecelakaan. Angka ini naik lima persen dibanding Maret dengan 511 kecelakaan lalu lintas. Besarnya risiko yang dihadapi setiap hari, membuat kami harus lebih ketat menyiapkan proteksi agar tenang menghadapi masa depan.

Selain urusan proteksi, hal lain yang tak kalah penting bagi kami adalah investasi. Dengan Bintang dan Azizah yang semakin besar, kebutuhan keuangan keluarga akan semakin besar. Misalnya saja untuk biaya pendidikan.

Bulan lalu, ketika berkeliling mencari Kelompok Bermain untuk si sulung Bintang, kami mengunjungi beberapa sekolah dan mencari tahu biayanya. Setengah sock saya harus menerima kenyataan bahwa kami harus mengeluarkan sekian juta. Itu baru untuk biaya masuk KB, bagaimana dengan pendidikan yang lebih tinggi?

Pernah suatu kali saya dan suami mengkalkulasi biaya yang dibutuhkan Bintang hingga kuliah. Hitungan ini kami buat dengan perkiraaan kenaikan biaya 20 persen setiap tahun dan untuk uang pangkal saja.

Betapa terkejutnya saya ketika mengetahui jumlahnya hampir setengah milyar. Dan itu baru biaya pendidikan Bintang. Bagaimana dengan Azizah? Bagaimana dengan perencanaan lain seperti biaya kesehatan, biaya darurat, dan pernikahan anak.

AIA Sakinah, Sahabat yang Mengerti

Ketika berdiskusi dengan suami, kami sepakat, satu-satunya jalan adalah dengan membeli produk asuransi yang bisa menjawab kebutuhan kami akan proteksi dan investasi. Saat ini kami baru punya produk asuransi kesehatan.

Ketika hadir dalam acara Blogging & Beyond yang diselenggarakan Blogger Perempuan Network dan Valuklik pekan lalu, saya mendapat penjelasan lengkap mengenai produk asuransi yang mengerti kebutuhan masa depan kami. Itulah Asuransi AIA Sakinah yang diterbitkan PT AIA Financial Indonesia dengan menggunakan prinsip syariah.

Fritz Ananda, Marketing Businnes PT AIA Financial yang hadir hari itu mengatakan, seperti halnya sahabat, Asuransi Jiwa Syariah AIA Sakinah ingin menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan peserta. Menjadi sahabat yang mengerti karena memberikan empat hal.

Untuk urusan proteksi, asuransi jiwa syariah AIA Sakinah memberi perlindungan resiko kematian hingga usia 80 tahun  dan hingga 70 tahun untuk meninggal karena kecelakaan kerja dan haji. Sedangkan untuk investasi, AIA Sakinah memberi manfaat hingga 100 persen dari nilai dana kontribusi yang diinvestasikan

Selain untuk proteksi dan investasi, Asuransi AIA Sakinah juga menyediakan manfaat tambahan.

• Hospital & Surgical Syariah Care Plus : asuransi kesehatan komprehensif dengan penggantian biaya selama rawat inap dengan sistem Cashless.
• Critical Illness : perlindungan 100 persen terhadap 32 jenis penyakit kritis
• Waiver Series : perlindungan terhadap cacat tetap dengan pembebasan pembayaran kontribusi.

Oya, untuk lebih mengenal produk Sakinah, AIA Financial meluncurkan film pendek Senyum dalam Sunyi yang dibintangi Atiqah Hasiholan

Pada akhirnya, bagi saya, hal terpenting dari perencanaan masa depan adalah proteksi untuk kami dan investasi yang memberi manfaat maksimal. Asuransi yang bisa membuat kami tenang melangkah. 🙂