Perjalanan ke Kampoeng BNI, dan Impian Turut Membangun Negeri
|Perjalan ke kampung nelayan Muara Angke akhir tahun lalu telah meninggalkan bekas yang besar di kepala saya. Bukan, tentu saja bukan luka, lebam, apalagi sayatan. Bekas itu ada di minda, di dalam kepala. Bekas yang membuat saya berpikir ulang dan akhirnya berlabuh menjadi nasabah BNI.
***
Matahari merayap turun ketika saya dan keluarga tiba di kampung nelayan Muara Angke akhir Desember lalu. Hari itu saya, suami, bersama si sulung Bintang dan si bungsu Azizah berjalan-jalan menikmati udara laut. Kami ingin mengajak si kecil ke pasar ikan segar dan melihat kapal dari dermaga.
Memasuki daerah tujuan, aroma laut langsung terasa. Si sulung begitu antusias. Ketika sampai di kantor pemadam kebakaran Muara Angke, kami berbelok ke kiri. Sebelum nongkrong di dermaga, kami berkeliling ke kampung nelayan.
Sudah lama saya tak ke sana. Terakhir kali awal 2011, saat masih baru di Jakarta dan rajin berkeliling bersama teman menjelajah sudut Ibu Kota. Ketika datang hari itu suasana sudah jauh berubah. Jalanan relatif lebih bagus dengan got terlihat lebih bersih.
Setelah melewati rumah susun Budha Tzu Chi kami mulai masuk ke kawasan kampung pengolahan ikan tradisional. Saya tertarik untuk mampir sebentar dan melihat aktivitas masyarakat di sana. Sebuah gapura batu berdiri kokoh menyambut kedatangan kami.
“Kampoeng BNI Pengolahan Hasil Ikan Tradisional Muara Angke.”
Terus terang, saya baru tahu tentang Kampoeng BNI di Muara Angke. Ketika datang empat tahun sebelumnya, saya tak melihat ada gapura. Tak jauh dari gapura terdapat deretan tanki penampungan air bersih berwarna biru dengan tulisan BNI di badannya.
Saya dan keluarga kemudian masuk ke areal perkampungan. Kami menikmati suasana sore. Kebetulan saya dan suami punya kesenangan sama. Kami menyukai setiap pengalaman baru terutama yang berkaitan dengan sosial dan budaya. Berjalan di antara aktivitas masyarakat di kampung pengolahan ikan, memberi perspektif bagi kami tentang arti kehidupan.

Di kampung BNI, sore itu suasana terasa hidup. Beberapa pekerja sibuk membersihkan dan memotong ikan. Ada juga yang mengasapkan ikan.
Di tengah kampung terlihat hamparan bedeng yang penuh dengan ikan. Karena matahari semakin turun, sebagian pekerja mulai mengangkat dan menyusun ikan ke dalam peti kayu.
“kan… ikan… ikan…”
Si sulung Bintang amat senang dengan pemandangan itu. Ia antusias melihat deretan ikan yang dijemur. Bahkan Bintang berlari dan mendekati ikan-ikan kering.
Sambil memperhatikan orang-orang bekerja, saya kembali teringat dengan tulisan BNI yang ada di gapura utama. Penasaran saya lalu bertanya pada salah seorang warga.
“Ia, BNI memang punya program pembinaan di sini. Ada yang mendapat pinjaman modal dari BNI,” ujar warga yang saya temui. Saya mulai sedikit paham.
Puas melihat aktivitas masyarakat kami lalu bergerak ke arah dermaga. Tentu saja setelah membeli otak-otak dan rempeyek udang untuk kudapan menunggu senja.
Selama di dermaga, saya dan suami membicarakan inisiatif BNI memberdayakan masyarakat kampung pengolahan ikan. Kami lalu mencari di internet mengenai program kampoeng BNI itu.
Rupanya, dari berbagai referensi, kami jadi tahu bahwa kampung pengolahan ikan tradisional itu sudah dibuka sejak akhir 2011. Kampoeng BNI Muara Angke hadir untuk memberikan kredit modal dan investasi kepada nelayan yang kesulitan mendapatkan modal usaha. Hingga akhir 2014 BNI sudah bekerjasama dengan 60 mitra binaan yang mendapatkan bantuan kredit usaha rakyat (KUR) dan kredit kemitraan senilai lebih dari Rp2,3 miliar.
Wow. Jumlah kredit yang disalurkan BNI untuk memberdayakan nelayan Angke terbilang besar. Menurut saya program seperti itu sangat bermanfaat untuk nelayan dan pengolah ikan yang selama ini sulit mendapatkan suntikan modal karena keterbatasan akses ke lembaga perbankan.
Saya jadi berpikir, andai semua bank menaruh perhatian lebih terhadap kelompok usaha kecil dan menengah tentu pemerataan ekonomi akan cepat terwujud. Pertumbuhan ekonomi nasional juga akan terus merangkak naik.

Ternyata di Kampoeng Pengolahan ikan Muara Angke, BNI tak hanya membantu dalam hal permodalan. Bank milik pemerintah ini juga turut dalam upaya penghijauan dan pemeliharaan lingkungan.
Agustus tahun lalu, BNI bersama beberapa BUMN lain turut menggelar penanaman ribuan pohon dan gotong royong membersihkan sampah. BNI ingin mewujudkan sebuah perkampungan pengolahan ikan asin yang hijau, asri, bersih, dan sehat.
Resolusi, dan Impian Turut Membangun Negeri

Pengalaman bertandang ke Kampoeng BNI di Muara Angke mempengaruhi cara pikir saya tentang perbankan. Ternyata, selain urusan menabung, saya dan keluarga juga bisa berkontribusi untuk sosial masyarakat melalui perbankan.
Ketika tahun berganti, seperti biasa saya mengawali hari dengan membuat resolusi. Dan tahun ini seiring dengan bertambahnya usia si kecil, saya dan suami merasa perlu segera membuka tabungan pendidikan untuk dua buah hati kami.
Kebutuhan akan tabungan pendidikan makin menguat setelah mengetahui besarnya biaya masuk sekolah. Ketika kami berkeliling mencari kelompok bermain untuk si sulung Bintang, saya kaget mengetahui butuh uang jutaan untuk uang pangkal. Itu baru untuk masuk kelompok bermain. Bagaimana bila mereka sudah menempuh pendidikan yang lebih tinggi?
Saat keinginan membuat tabungan pendidikan ini saya utarakan pada suami, ia pun setuju. Bahkan tanpa diduga, suami juga teringat dengan perjalanan kami ke Muara Angke beberapa waktu sebelumnya. Ia lalu mengusulkan agar kami membuka tabungan pendidikan di BNI saja.
“Sekalian menabung, sekaligus berkontribusi membangun negeri bersama BNI,” ujar suami.
Lagipula menurut dia, menyiapkan tabungan pendidikan di BNI akan lebih menguntungkan kelak bila si kecil sudah besar. Selama ini BNI memang terkenal sebagai bank pelajar dan mahasiswa karena banyak bekerjasama dengan sekolah dan universitas. Dengan begitu urusan pembayaran dan transaksi untuk pendidikan anak-anak kelak akan lebih mudah.

Pertengahan Januari saya pun membulatkan tekad. Tabungan pendidikan untuk anak-anak tidak boleh ditunda. BNI sudah jadi pilihannya. Dengan yakin saya pun datang ke kantor cabang BNI dan membuka rekening di sana.
Rupanya agar bisa membuka rekening tabungan pendidikan, terlebih dahulu saya harus membuka rekening induk. Beruntung customer service yang melayani menjelaskan dengan rinci. Saya jadi lebih mudah mengerti. Tanpa ragu, saya pun membuka rekening BNI Taplus dan resmi terdaftar sebagai nasabah Bank BNI.
Setelah menjadi nasabah BNI Taplus, saya menjadi betah dan nyaman menggunakannya. Dengan tambahan layanan internet banking, saya merasakan banyak kemudahan. Membeli token listrik, membayar tagihan televisi berlangganan, dan beli pulsa bisa dilakukan lewat handphone saja.
Untuk transfer pun tak perlu lagi repot ke ATM. Fitur BNI Internet Banking yang tersedia lebih lengkap dan user friendly. Semudah bertransaksi hanya dalam satu genggaman.

Rekening yang semula dibuat untuk melancarkan urusan tabungan pendidikan pun menjadi tabungan utama. Segala transaksi perbankan kini saya alihkan ke BNI. Termasuk urusan pembayaran fee menulis, honor kerjasama atau transfer hadiah lomba.
Dan hal yang lebih penting, dengan menjadi nasabah BNI saya senang karena turut berkontribusi membangun negeri. Menjadi bagian dari gerakan bersama dan cita-cita BNI mewujudkan masyarakat dan bangsa yang berdikari.
BNI memang hebat! Saya sekeluarga juga nasabah BNI sejak lama 🙂
Iya mba. Saya malah baru buka tabungan tapi langsung jatuh cinta sama layanannya..
TAPLUS yang sekarang bukunya keren ya Mba.. bergambar batik.. Aku dah lama kenal BNI sejak tahun 1997 yang lalu..
Iya mba.. motifnya juga elegan. Seperti ini cerminan peningkatan layanan dan komitmen BNI untuk lebih baik ya…
Keren 🙂
Iya mba.. BNI emang keren… 🙂
Keren banget tulisannya mba, isinya juga berbobot dan banyak info dari Kampoeng BNI yg saya peroleh ketika membacanya…
trims ^_^
Semoga bermanfaat ya Mba. Perjalanan ke Kampoeng BNI waktu itu bagi saya memang berkesan banget. Suka sama perusahaan yg punya banyak kegiatan sosial seperti BNI ini…
Kalo udah balik ke jakarta ntar aku eksplor deh tempat ini, hehe.
nice share mbak (y)
Asyik. Untuk petualang jiwa bagus nih mba main ke sini. Sekali-kali lihat orang ngolah ikan dari dekat. Eh tapi menurut saya sekarang tempatnya jauh lebih bersih… Barangkali karena masyarakat dan BNI sering kerja bakti di sana ya.
Jadi pingin punya tabungan di sana juga. Mbak, ulas tabungan pendidikannya juga dong.
siap… catet mba nisa. Nanti disiapkan dulu ya bahan mengenai tabungan pendidikan ini…
BNI memang keren, dari dulu terus memberikan layanan terbaik. Di tempat saya, BNI juga ikut gotong royong membangun jembatan maupun jalan. Sip pokoknya.. 🙂
Wah berarti kalau seluruh kantor cabang ikut gotong royong bersama warga berarti ini sudah keputusan terpusat ya mba. Jadi makin suka sama BNI
“Sekalian menabung, sekaligus berkontribusi membangun negeri bersama BNI,” ujar suami.
Wah keren nih mba.
Semoga semakin banyak daerah2 yang dibangun oleh BNI.. 🙂
Btw saya baru tau nih ada kampung BNI..
Di muara angke mba dekat pelabuhan ke kepulauan seribu. Enak suasananya, sejak ada program penghijauan dari BNi jadi lebih adem. Sampah yg biasa numpuk di bawah bedeng jemuran ikan juga ga sebanyak dulu… skali2 main k kampung BNI mba..
Sebenernya Jakarta itu banyak tempat2 mengejutkan ya, Mba. Mudah-mudah makin banyak kampung-kampung yang bersahaja di Jakarta.
Iya mba. Banyak tempat yang menyimpan cerita. Menyenangkan untuk dikunjungi dan bisa jadi wisata edukatif buat si kecil. Termasuk berkunjung ke Kampoeng BNI ini.. 🙂
saya juga nasabah BNI Mba 🙂
pelayanannya ok 🙂
Iya mba bener banget. Pelayanannya super ramah dan cepat. Dan ga banyak prosedur. Barangkali karena sudah suka duluan ya mba sama BNI
Seneng ya kalau perusahaan-perusaahan besar peduli pada masyarakat kecil begini. Banyak yang terbantu, banyak yang mendoakan supaya selalu lancar jaya 🙂
Iya. Semakin perusahaan dan lembaga keuangan peduli pada masyarakat sebenarnya semakin baik juga buat nama baik mereka. Dan banyak doa juga.. langkah BNI ini perlu dicontoh lembaga lain kan mba:-)
Baru tahu saya kalau ada kampung BNI, keren sekali ya BNI berkontribusi membangun negeri.
Hihi.. iya mas. Saya juga baru tahu pas main ke Angke. Itupun awalnya ga sengaja… 🙂
BNI juga kece dalam playanan sosial yak, alhamdulillah, smoga smakin baik
Amin… semoga makin baik dan makin merangkul bnyak orang
keren deh mbak. Tulisannya komplit
Makasih mba. BNI menginspirasi bgt buat nulis. Karena saya nyaman dgn BNI jadinya ngalir deh tulisannya.. hihi
hallo2…saya sejak thn 1987 lho nasbah BNI. Baru tahu ada kampung BNI. Sukses yaa dng tulisannya. Trims infonya…
Wah brarti sejak saya baru bljar jalan mba udah jd nasabah BNI.. hihii.. betah ya mba jd ga pindah ke lain hati… 🙂
Pernah punya rek di BNI, tapi udah mati… hehe
Huhuu… hidupkan lagi mba.. 🙂
baru tahu ada kampung bni kak
Sama…. saya juga baru tahu pas main ke sana dan langsung membekas gitu… 🙂
Seru ya ada Kampung BNI yang bisa memberdayakan masyarakat, mba Ira 🙂
Maunya ada lebih banyak lagi ya mba biar lebih banyak yg terbantu …
keren sekali BNI… bisa ikut membangun usaha para pengusaha kecil di Indonesia. salut sama kontribusinya dlm membangun kampoeng BNI 😀
Iya mba. Memang keren. Perjalanan ke kampung BNI membuat saya jadi tahu ttg ini.
Tabungan pendidikan mmg sebaiknya disiapkan sedini mungkin ya mba.
Sooner better…jd wellprepared.
Yess setuju mba ophie. Apalagi biaya pendidikan makin tinggi aja.. aplagi u sekolah2 incaran..
Saya br tau ada kampoeng bni… Keren deh…
Samaa mba. Eh ternyata ada daerah lain juga ga cuma di muara angke. Pas kemarin googling lagi di website BNI ternyata ada di 21 tempat. Keren euy .
Wuih..keren ya mak..saya baru tahu nih kalau ada yang namanya kampoeng BNI 🙂
Iya mba.. saya kalau ga main ke Angke waktu itu ga bakal tahu juga…
Saya masih jadi nasabah BNI. Dan puas dengan pelayanan perbank-an yang ditawarkan.
Asik.. setia ni ye… 🙂
Saya baru mba, tapi juga udah ngerasa manfaatnya…
Aku baru tahu ada Kampoeng BNI di Muara Angke. Aku sejak kuliah udah pakai BNI dan jadi sahabat baik mahasiswa banget.
Nah itu dia mba. Karena BNI sahabat mahasiswa makanya kami akhirnta buka tabungan buat anak2 di BNI aja..
cakep mbak, suka banget sama pemberdayaan masyarakat seperti yang dilakukan oleh BNI ini, sukses ya mbak
Yesss.. maunya semua lembaga trutama BUMN bikin kegiatan kayak BNI ini ya mba jadi kerasa langsung manfaatnya sama masyarakat . 🙂
Saya termasuk nasabah setia BNI. ONH dan gaji juga ada di BNI.
Bagus jika BNI juga peduli dengan masyarakat kecil.
Salam hangat dari Surabaya
Wah jadi sampai urusan ibadah juga dipercayakan ke BNI ya Pak De. Memang kalau layanan bagus nasabah jadi betah..
Salam hangat kembali…
Ternyata ada ya di muara angke namanya kampung BNI, saya belum pernah memakai BNI sih. Saya cuma mengamati pergerakan BNI di bursa efek aja, hehehe
Nah.. dari bursa efek gmn nih mas trendnya.. hehee skalian aja mas jadi nasabahnya.. biar mantau di bursa efeknya lebih antusias.
Ternyata ada Kampoeng BNI di Muara Angke. Semoga semakin bagus perkampungannya 🙂
Hihii… iya mba ada… sekali2 boleh nih mba ajak keke dan naima main ke sana… 😉
Wah saya baru tau kalau ada kampoeng BNI.
Duh jadi penasaran 😀 Hehehe
Nah iya mas. Tar pas main ke jkt mampir ke sana aja. Sekalian liat langsung. Eh tapi kemarin browsing sbenarnya ada di 21 tempat lho, dan tersebar di berbagai daerah…
Memang muantappp mbak BNI itu bisa bikin pelanggannya awet dan betah untuk berlama lama.
Selamat ya Mbk menang, keren ulasannya deh.
terima kasih mba Naqi… tulisan Mba juga keren2..
tulisan ini terpilih jadi pemenang ya mbak ? selamat ya 🙂
iya mba alhamduilillah berjodoh. Makasih ya
Mbak iraaa, selamat ya menaang
Selamat ya mbak Ira … Bagus ulasannya 🙂
Selamat mbak, aku suka tulisannya, mengalir dan bagus euy sudut pandangnya *lagibelajarsamahlinyalomba 😀
Mbak Ira, selamat ya lagi-lagi terpilih sebagai pemenang. Keren deh! *sungkem*
Pakai BNI menguntungkan, ATMnya juga ada dimana mana. Salam kenal mba 🙂