Tentang 1000 Hari yang Tak Terganti
|
“Moms, tahukah Anda bahwa otak anak punya periode kritis?”
Pertanyaan dokter spesialis tumbuh kembang anak, DR. dr. Ahmad Suryawan, SpA (K) pada acara seminar parenting #SiapCerdaskanBangsa yang digelar Morinaga pada 2 April lalu masih terngiang-ngiang di telinga saya hingga kini. Pertanyaan itu begitu mengetuk dan menyentuh naluri keibuan.
Tapi pertanyaan itu hanyalah pemancing. Selanjutnya, dari atas panggung yang sangat luas di ballrom Kota Casablanca Mall, dokter Wawan kembali mengeluarkan pernyataan yang membuat hati bergetar.
“Periode kritis itu artinya batasan waktu yang dibutuhkan dalam pembentukan sinaps otak. Dan tahukah Moms, sebagian masa kritis perkembangan otak anak terjadi sejak dalam kandungan hingga 1000 hari pertama kehidupan. Ini adalah masa yang tak mungkin diulang, masa yang terjadi sekali seumur hidup. Sudahkah Moms memanfaatkan waktu yang ada untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak?” ujar dokter Wawan.
Masa yang tak akan terulang. Srr.. Dada saya bergetar. Tanpa terasa air mata menetes. Di ruangan yang ramai itu, di tengah seribu lebih peserta, saya tiba-tiba merasa sendiri. Terbayang langsung berbagai hal yang sudah dan belum dilakukan untuk anak-anak di rumah. Untuk Bintang dan Azizah. Seribu hari yang tak terganti itu ternyata begitu sangat berarti.
Dokter Wawan lalu melanjutkan materinya. Ia seperti ingin membuat saya semakin dalam lagi tersadar. 1000 hari pertama akan menjadi sebuah jendela kesempatan, window of opportunity, karena 80 persen kemampuan manusia dibentuk dalam periode tersebut. Lalu ia memampang slide berisi periode kritis otak anak.
Moms bisa lihat di sini, masing-masing jenis perkembangan otak anak punya masa kritis yang berbeda. Misalnya otak dapat membuat sinaps untuk kemampuam penglihatan hanya pada bulan-bulan awal setelah dilahirkan. Lalu perkembangan sinaps bicara hingga 3 tahun, perkembangan emosi hanya sampai 2 tahun.
Tuhan. Inilah jawabannya. Inilah kenapa dari berbagai literatur, orang tua terutama ibu harus terus mendampingi tumbuh kembang anak. Dokter Wawan membuka mata saya semakin lebar bahwa bila menginginkan anak cerdas dan berhasil di kemudian hari sangat tergantung dengan bagaimana orang tua mengisi otak anak selama periode kritis ini.
Sudahkah saya dan Moms melakukannya? Seberapakah kita sudah memanfaatkan setiap momen di periode kritis ini?
Mengenal pertumbuhan otak anak
Sebelum lebih jauh terdampar dalam perasaan campur aduk, saya merasa beruntung bisa mendengar penjelasan dokter Wawan mengenai perkembangan otak si kecil. Informasi ini paling tidak bisa membantu saya untuk tak gagap mengenai kenapa seribu hari pertama menjadi begitu penting.
Menurut dokter Wawan, otak manusia tersusun dalam triliunan sel otak yang dinamakan neuron. Pertumbuhan bagian-bagian otak dimulai sejak dalam kandungan. Pada saat bayi baru lahir setiap sel otak belum terkoneksi menjadi rangkaian sirkuit. Koneksi inilah yang dinamakan sinaps yang hanya akan terbentuk bila ada rangsangan.
Sinaps terbentuk saat otak anak mendapat stimulasi dari lingkungan. Makin banyak anak mendapat stimulasi maka sinaps yang terbentuk akan makin kaya, makin kuat dan akan menjadi koneksi permanen untuk masa depan. Semakin banyak sinaps yang terbentuk akan makin banyak informasi yang dapat diproses.
Ketika lahir, jumlah sel otak anak mencapai 100 miliar yang membentuk lebih dari 500 triliun koneksi. Bila anak mendapat stimulasi yang cukup di bulan-bulan pertama jumlah sinaps akan meningkat hingga 1000 triliun. Semakin banyak sinaps yang terbentuk maka semakin besar kapabilitas yang dimiliki anak untuk belajar.
“Tapi ingat Moms, bila sinaps yang sudah terbentuk tak pernah dipergunakan anak, maka sinaps akan mengalami kematian,” ujar dokter Wawan
What? Sinapsnya mati? Duh. Bagian inilah yang membuat saya tak kuasa mendengar lanjutan materi dokter Wawan. Bila sinaps yang sebetulnya sudah ada dalam otak anak harus mati karena kurangnya stimulasi dari orang tua, itu artinya… itu artinya…. Ah. Saya harus minum dulu untuk melanjutkannya.
Itu artinya kitalah para orang tua yang menjadi salah satu penyebab terhambatnya tumbuh kembang anak kita. Kelalaian dan ketikdakpedulian kita yang tak sengaja membuat potensi kemampuan otak anak tak berfungsi, sehingga mati.
Karena itu, sepanjang pemaparannya, dokter Wawan berulangkali mengingatkan seluruh orang tua yang hadir dalam seminar itu untuk tak bosan memperhatikan pengasuhan anak pada usia dini. Karena pengasuhan di 1000 hari pertama akan berdampak jangka panjang terhadap kualitas kemampuan anak terutama dalam hal kapabilitas belajar dan perkembangan emosi dan perilaku.
Setelah penjelasan panjang lebar dari Dokter Wawan, timbul pertanyaan dalam hati saya. Bagaimana bila masa 1000 hari itu telah lewat? Misalnya ketika anak sudah berumur di atas 3 tahun. Apakah sinaps tertentu masih bisa dikembangkan?
Beruntungnya, pertanyaan itu agaknya juga mengganjal pikiran pembawa acara siang itu, artis yang juga super Dads, Adrian Maulana. Senada dengan kegalauan saya, Adrian menyampaikan pertanyaan serupa. Apalagi anaknya sekarang sudah berusia enam tahun.
Tahukah Moms apa jawaban dari dokter Wawan.
“Apakah terlambat? Iya. Apakah masih bisa dikejar? Tentu saja masih. Hanya saja bila umpamanya pada 1000 hari pertama butuh stimulasi 10 maka setelah periode kritis stimulasi yang diberikan haruslah berkali-kali lebih banyak.”
Menurut dokter Wawan otak punya banyak misteri yang belum terungkap. Karena itu tak ada kata terlambat untuk memberikan intervensi positif pada tumbuh kembang anak. Syukurlah, jawaban itu membuat lega. Artinya meski beberapa periode kritis telah dilewati Bintang dan Zizi tetapi beragam stimulasi tetap harus dilakukan.
Pertanyaan berikutnya adalah, apakah itu artinya orang tua atau Ibu harus selalu berada di dekat anak selama periode kritis otak anak? Saya pastikan ini bukanlah tentang working or stay at home moms. Tetapi tentang bagaimana orang tua mengoptimalkan seluruh waktu yang tersedia untuk memberi sebanyak mungkin rangsangan untuk perkembangan otak si kecil.
“Belum tentu ibu yang di rumah punya waktu lebih banyak untuk anak. Hayoo coba periksa, apakah waktu di rumah sudah lebih banyak bersama anak?” ujar Dokter Wawan.
Untuk bisa memaksimalkan tumbuh kembang otak, dua kunci utama yang harus terpenuhi adalah melalui pemberian stimulasi dan nutrisi yang tepat.
1. Berikan Stimulasi
Stimulasi diperlukan untuk merangsang semua fungsi dan kemampuan anak agar berkembang optimal
Yang dirangsang adalah sensorik, motorik, kognitif, komunikasi bahasa, sosio-emosional, kemandirian.
Cara menstimulasi dengan rangsang suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, menyanyi, bermain, memecahkan masalah, mencoret, menggambar.
Kapan stimulasi dilakukan, setiap kali interaksi dengan anak: memandikan, ganti baju, di jalan, bermain, di dalam mobil, nonton TV, sebelum tidur.
“Dengan memberikan stimulasi yang tepat, anak akan tumbuh lebih energik dan kreatif.”
Pemberian stimulasi pada anak harus disesuaikan dengan kebutuhan anak. Karena menurut dokter Wawan, Moms dan Dads adalah orang yang paling tahu bagaimana tumbuh kembang si kecil. Rangsangan juga diberikan dengan menyesuaikan tingkat umur si kecil.
Misalnya ketika berumur 0-3 bulan anak mulai belajar mengenal ibu dan orang lain yang mengasuh. Karena itu pada usia ini Moms haruslah memberi sebanyak mungkin sentuhan dan pelukan pada si kecil.
Pada usia 3-6 bulan si kecil mulai belajar menggunakan suara, gerak tubuh, dan ekspresi wajah untuk berkomunikasi. Hal yang bisa dilakukan orang tua pada usia anak ini adalah meluangkan waktu untuk melakukan percakapan timbal balik dengan si kecil.
“Meski si kecil terlihat belum mengerti percayalah bahwa ia memahami apa yang kita bincangkan lebih dari yang kita tahu.”
Untuk lebih mengoptimalkan stimulasi pada anak, Dr. Rose Mini, A.P., M.Psi punya strategi jitu lho. Menurut dokter yang tampil energik dan supel ini, dalam memberi stimulasi yang maksimal agar anak tumbuh secara optimal orang tua harus mengenal tiga hal utama yaitu gaya belajar anak, pola asuh dan kecerdasan emosi.
- Mudah mengingat sesuatu yang pernah dilihat seperti gerakan warna dan bentuk dan ukuran
- Gemar mengobservasi lingkungan
- Memiliki koordinasi motorik halus dengan baik
- Lebih mudah menyerap informasi yang didengar dibanding yang dilihat atau disentuh
- Senang menirukan suara dan mudah mengingat suara yang didengar
- Cenderung banyak bicara
- Suka melakukan aktivitas fisik yang memungkinkan untuk terus bergerak
- Suka kegiatan motorik kasar, ingin menyentuh semua benda yang dilihat
- Lebih cepat berjalan daripada bicara
Nah setelah Moms mengetahui tipe belajar si kecil, Moms akan lebih mudah memberikan stimulasi sesuai minat dan gaya mereka. Dengan begitu kemampuan si kecil akan berkembang dengan pesat.
Untuk lebih mengetahui bagaimana sebaiknya kita menstimulasi anak, yuk Moms kita lihat penjelasan Dokter Rose Mini dari video ini.
2. Nutrisi yang tepat
Setelah memastikan stimulasi, selanjutnya hal yang tak boleh terlewat adalah asupan nutrisi si kecil. Pemberian nutrisi yang tepat berawal sejak anak dalam kandungan.
Asupan nutrisi pada 280 hari pertama di dalam kandungan sepenuhnya tergantung asupan makanan Moms selama kehamilan. Karena itu semua perempuan hamil harus berada dalam status nutrisi yang baik. Selanjutnya pada 180 hari pertama setelah lahir nutrisi terbaik dipenuhi melalui pemberian ASI ekslusif.
Pada 360 hari terakhir, ASI diteruskan dan didukung oleh berbagai variasi makanan yang kaya gizi untuk tumbuh kembang. Dan pada akhirnya pemenuhan nutrisi yang optimal selama 1000 hari pertama berpengaruh untuk pencegahan munculnya penyakit di usia dewasa atau dengan istilah Non Communicable Diseases (NCDs).
Dalam seminar parenting Morinaga, saya juga mendapat banyak ilmu dari dokter Anang Endaryanto. Menurut Dokter Anang, saat ini adanya gangguan nutrisi anak dibawah 5 tahun ternyata tidak hanya dalam konteks kekurangan saja, tetapi sebaliknya anak dengan kelebihan nutrisi. Nah kan, Moms, makanya perlu bagi kita untuk tahu lebih banyak soal ini.
“Bila terjadi kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat diketahui dan diatasi sejak dini,” ujar Dokter Anang.
Susah-susah gampang juga ya ternyata Moms urusan nutrisi untuk si kecil ini. Jangan sampai lebih atau kurang.
Untungnya sekarang Moms tak perlu bimbang. Morinaga menyediakan situs siapcerdaskanbangsa.com yang membantu Moms mengetahui lebih jauh mengenai pemberian nutrisi untuk si kecil ini. Morinaga juga mengembangkan program .
Program yang diluncurkan pada 2015 di bawah Kalbe Nutritionals ini dihadirkan untuk mendukung pengembangan potensi Si Kecil menjadi Generasi Platinum. Generasi platinum yaitu anak-anak yang siap menghadapi masa depan dengan bekal fisik yang sehat dan kecerdasan intelektual, emosi dan spiritual.
Saya beruntung, sebab si sulung sudah mendapatkan asupan nutrisi pendamping dari Morinaga. Sejak mulai mendapat tambahan ASI pada usia 14 bulan, saya mulai memperkenalkan Bintang dengan Morinaga Platinum.
Morinaga Chil Kid Platinum merupakan kombinasi antara zat gizi makro (protein) dan mikro (vitamin & mineral) yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi si kecil selama pertumbuhan. Formula platinum yang terkandung di dalamnya berupa inovasi Unggulan berupa sinergi nutrisi antara faktor Kecerdasan Multitalenta, Pertahanan Tubuh Ganda dan faktor Pertumbuhan Kembang Optimal mendukung Si Kecil menjadi Generasi Platinum yang Multitalenta.
Yuk #SiapCerdaskanBangsa Bersama Morinaga
Selain membantu menyiapkan si kecil menjadi generasi platinum, Morinaga juga memberi kesempatan Moms untuk turut berbagi kebahagian kepada seluruh anak di Indonesia. Caranya, Moms cukup mengakses situs siapcerdaskanbangsa.com. Setiap klik/kunjungan Moms ke website akan dikonversi ke dalam nilai rupiah selama periode April sampai Juni 2016.
Pada akhir periode jumlah klik yang sudah dikonversi ke rupiah yang terkumpul akan didonasikan untuk rehabilitasi sekolah di daerah lewat Yayasan ASA (Act, Serve, Aspire). Melalui gerakan #SiapCerdaskanBangsa, Moms juga bisa bergabung dengan Gerakan 1000 Hadiah Pertama.
Kegiatan ini merupakan program pengumpulan donasi berupa buku dan mainan anak sebagai alat stimulasi perkembangan otak kepada anak-anak yang membutuhkan. Dengan ikut menjadi bagian program 1000 hadiah untuk 1000 hari pertama, Moms juga akan mendapatkan sertifikatnya.
***
Ternyata otak bisa mati juga ya gara2 ga dilatih. tapi saya memang pernah lihat tontonan discovery tentang misteri otak manusia, ya memang banyak hal yang tidak bisa terganti dengan otak yg ada sekarang ya.
Iya mba.. makanya itu. Jadi bener2 harus maksimal 1000 hari pertama… hup hupp hupp
Wahh, kelebihan nutrisi juga berbahaya yah Mba?? jadi nutrisinya harus pas yah Mba, gak boleh kurang, gak boleh lebih juga..
TFS Mba Ira 🙂
yup mba.. kelebihan nutrisi kadang juga bisa mengganggu daya tahan tubuh. bisa alergi atau efek samping lain. Bisa dicek juga tuh mba di fasilitas cekalerginya morinaga
Infonya bermanfaat banget mba. Persiapannya dari sekarang..sebab aku calon ibu (biarpun masi jomblo)
Justru yg baru calon mba nay yg lebib perlu tahu. Biar ga nyesel nantinya… biar ga ada istilah “andai waktu bisa diulang” 🙂
1000 hari yang nggak ternilai. Patut menjadi perhatian setiap ibu.
bener banget mas,,, ,makanya saya jadi spechless waktu dengar materinya. Benar2 tak tergantikan
Makasih mbak… informasinya lengkap banget. Jadi kalau kita sudah mengetahui tipe pembelajar apa anak kita, maka akan diarahkan sesuai tipe itu ya mbak biar potensi yang ada berkembang lebih optimal
Iya mba Dian. Kata dokter Wawan kitalah orang tua yg paing tahu ttg anak dan cara apa yg tepat untuk menstimulasi mereka.. yuk yukk mari menyelami anak kita… 🙂
Nutrisi adalah kunci ya. Bagaimana mengetahui kita kelebihan atau kekurangan gizi ya mbak.
Halo. Morinaga punya situs cekalergi.com. di sana ada tes dan similulasi untuk tahu riwayat alergi si kecil. Coba deh klik nanti bakal nemu apakah si kecil alergi, kelebihan atau kekurangan nutrisi
Wah kalau gitu anak di bawah enam bulan harus sering di ajak jalan-jalan dan melihat beragam pemandangan ya mbak. Noted
Ya mba. Ada banyak cara untuk menstimulais anak. Dan yg paling penting itu anak diberi rangsangan sebanyak mungkin sesuai periode kritis otaknya..
Haaaiii Bintaaang, seru sekali permainan out doornya
Halo tante astin. Yuk ikutan
mbak Ira, aku ikut meleleh bacanya. bener banegt kata dokternya. sebagai orang tua berarti bener2 harus care sama pertumbuhan dua tahun pertama ya. trims ya mbak, ini tulisannya ngena banget.
Ya mba, kalao mba dengar langsung bisa lebih makjleb lagi. Dahsyat deh mba seminarnya. Jadi penyemangat untuk lebih memanfaatkan setiap waktu bersama si kecil. Hup hup hup
Bacanya merinding mbak, ada salah satu sodara dinyatakan sinaps otak anaknya mati karena kurangnya stimulasi sejak bayi.
Semoga kita diberikan kesehatan selalu ya amin
amin mba.. semoga kita sehat dan bisa memberikan yang terbaik buat anak-anak..
Selamat yaa, menaang 😉