Air Terjun Lubuak Tampuruang, Wisata Alam Seru di Kota Padang
|Bila berkunjung ke Padang biasanya orang hanya menghabiskan waktu dengan bermain di pantai. Ternyata ada juga lho objek wisata lain. Bila tak percaya, datanglah ke Lubuak Tampuruang.
Berwisata ke Padang Sumatera Barat selalu identik dengan wisata pantai. Sejak dulu Kota Padang memang terkenal dengan banyaknya destinasi wisata pantai yang tersebar hampir di sepanjang tepian kota Bengkuang.
Ada wisata Pasir Jambak, Muaro, Pantai Air Manis, Pantai Carolina, dan beberapa objek wisata pantai lain. Saking eloknya pemandangan di sepanjang pantai kota ini, bibir daratan di kampung nelayan pun bisa dijadikan destinasi cuci mata.
Bagi saya, setiap kali pulang ke Ranah Minang, pasti saya sempat-sempatkan bermain dan berwisata ke Pantai Padang. Deburan ombak di lepas pantai Samudera Hindia itu selalu ngangenin dan membuat saya ketagihan. π
Eitss, tahukah temans, ternyata ada objek wisata alam lain yang tersebar di daratan. Iya sih, bila melihat topografi kotanya, Padang memang memiliki keunikan. Β Meski berada di pinggir laut, sebagian wilayah Kota Bengkuang ini juga terdiri dari perbukitan yang merupakan bagian dari rangkaian Bukit Barisan yang membentang di sepanjang Pulau Sumatera.
Ketika pulang kampuang pada akhir Februari lalu, kami sekeluarga kesampaian mengunjungi salah satu objek wisata alam itu yaitu Air Terjun Lubuak Tampuruang. Nah, belum pada tahu kan tentang objek wisata satu ini.
Iya, saya sendiri yang sudah sering wara-wiri Kota Padang juga baru tahu nih. Bahkan kakak yang berdomisili di Kota Padang pun baru pertama datang ke air terjun ini.
Sayangnya hari itu saya cuma sebentar di sana karena harus mengejar penerbangan sore. Namun, meski sebentar saya sudah jatuh hati. Bila kembali ke Padang, saya ingin mampir lagi ke sana agar lebih puas bermain main. Seperti apa ya keseruan dan keindahan objek wisata Lubuak Tampuruang ini?
How to Get
Air Terjun Lubuak Tampuruang terletak di Balimbiang, Kecamatan Kuranji, Padang. Β Objek ini berjarak sekitar 20 kilometer dari Kota Padang. Untuk sampai ke sana, bisa menggunakan motor ataupun mobil.
Dari arah Kota Padang temans langsung menuju daerah Kuranji dengan melewati Jalan Raya Balimbiang. Temans tak perlu khawatir sebab kondisi jalan hingga ke gerbang objek wisata ini sudah mulus dan diperbaiki pemerintah setempat pada Desember 2015 lalu. Sejak diperbaiki wisatawan bisa memarkir kendaraan langsung di pintu gerbang.
Kalau tak ada kendaraan gimana? Tenang kok. Objek wisata ini juga bisa dijangkau dengan angkutan umum. Temans bisa naik angkot jurusan Kuranji (Belimbing) dari Pasar Raya Padang. Angkot ini bisa dicegat di Depan Bioskop Mulia. Dari sana ongkosnya antara Rp5-10 ribu.
Sampai di Pasar Balimbiang (tujuan akhir angkot) temans bisa melanjutkan perjalanan dengan menggunakan ojek. BIlang saja pada tukang ojeknya… βKa Lubuak Tampuruang yo Pak.β π Tarifnya sesuai kesepakatan saja dan paling mahal Rp20 ribu dan temans bisa turun langsung di gerbang.
Berakit-rakit ke hulu Berenang Kemudian
Sesampai di gerbang kami tak langsung mendapati air terjun yang dijanjikan. Ternyata air terjunnya adanya di lerang Bukit. Wisss. Iya temans, hal yang baru saya tahu di lokasi bahwa air terjun ini terletak di lereng Bukit Nago yang masih bagian dari gugusan Bukit Barisan.
Untuk sampai ke lokasi kami harus melewati tanjakan kurang lebih 15 menit. Dari rumah kakak, saya berpikir lokasinya anteng aja di pinggir jalan seperti Air Terjun Lembah Anai. Dan dengan santai saya pakai sendal tinggi 7 cm dari rumah. Hihii… jadilah demi kenyaman dan keamanan saya dan si buah hati saya nyeker sampai puncak bukit.
Eh tapi seru juga lho hiking nyeker. Merasakan tanah basah dan aroma dedaunan. Ceileee…
Hup-hup. Si sulung Bintang ternyata amat antusias dengan perjalanan kami. Setelah hampir 20 meter berpetualang di jalan menanjak ia akhirnya minta digendong. Ya tentu saja sama daddy coz saya kan udah menggendong si cantik Zizi. Untungnya tanjakan ini tak terlalu licin. Selain itu jalannya juga lebih rapi dan bersih. Jadi kita tak perlu lagi menembus ilalang dan semak belukar.
Begitu melewati tanjakan wowww… Kami langsung disambut pemandangan yang indah. Dari tanah yang sudah datar, kami bisa melihat view Kota Padang. Pantai padang juga terlihat sedikit. Kata Abang Ipar saya, pantai yang terlihat itu merupakan teluk bayur. βTu kan nampak kapa…. β kata si abang. Kapa itu artinya Kapal ya temans.
Dan tak jauh dari area view pemandangan Kota Padang itu akhirnya kami mendengar suara air terjun. Tralalaa Tempatnya sekarang sudah lebih rapi dibanding sejumlah foto teman-teman traveler yang saya lihat di internet. Juga sudah ada tulisan Lubuak Tampuruang berwarna jingga. Akhirnya setelah berakit-rakit mendaki bukit, tiba waktunya berenang-renang.
Wisata Andalan Baru di Kota Padang
Saat tiba di air terjun kepenatan mendaki tanjakan langsung terjawab. Meski tak setinggi air terjun Lembah Anai dan Lembah Harau yang sudah terkenal sebagai destinasi air terjun di Sumatera Barat menurut saya Air Terjun Lubuak Tampuruang bisa jadi objek wisata andalan baru di Ranah Minang.
Air terjun dengan ketinggian sekitar 15 meter itu punya debit air yang lumayan besar. Airnya juga jernih dan segar. Nah yang membuat air terjun ini diberi nama Lubuak Tampuruang adalah bentuk tempat jatuhnya air terjun yang menyerupai tampuruang (batok kelapa). Selain lubuak utama juga ada beberapa lubuak lain di aliran air terjun ini yang bisa dijadikan tempat mandi dan berenang.
Byurr byurrr… Saat tiba, si sulung tak sabar dan mencebur. Sayangnya saya saat kami datang sedang panas terik. Jadinya saya yang semula mau mengajak si bungsu ikutan main bermain air harus ikhlas hanya menjadi penonton setia dari pinggir.
Tak hanya berenang, bagi yang suka tantangan ekstrim loncat indah juga bisa lho di sini. Ga mesti indah juga sih. Temans bisa memancat dinding batu lalu terjun bebas mencebur ke air. Ketika saya di lokasi banyak ABeGe yang menjajal kemampuan lompat indah. Bahkan ada juga ABeGe cewek yang mencoba.
Dinding Batu di sekitar air terjun yang landai juga bagus dipakai untuk duduk santai. Untuk berjemur bagi yang ingin mendapat kulit lebih eksotis tentu juga bisa. Tulisan Lubuak Tampurang juga dipadu bukit batu juga cocok untuk berfoto. Sayangnya keindahan objek wisata ini belum bebas dari tangan jahil. Lihat saja nasib huruf R di tulisan Lubuak Tampuruang itu.
Puas berendam dan berenang temans bisa mengeringkan badan sambil makan mie rebus panas atau menyeruput kopi panas. Di lokasi air terjun ada beberapa kedai yang menjualnya. Seperti biasa harga makanan dan minuman di objek wisata mengalami inflasi dari harga normal. π
Hampir satu jam bermain kami akhirnya harus ikhlas menyudahi petualangan hari itu. Saatnya kami memacu kecepatan penuh kembali ke rumah kakak dan bergegas menuju bandara mengejar penerbangan pukul 2 siang. Lubuak Tampuruang, I Shall Return. Wait me.
dimana-mana umumnya untuk bisa ke air terjun , perjalanannya lumayan bikin cape, ya. Tapi kalau udah ketemu air terjunnya puas banget π
Hihi. Eh tapi ada lho mba perjalanan ke air terjun yg lempeng karena berada di pinggir jalan. Contohnya air terjun lembah anai dan air terjun lembah harau. Dua2nya di sumatera barat. π
Wah saya yang tinggal di Padang juga belum prnh kesana. *tutupmuka*
Nah kan.. ayok Uni Yervi sesekali main ke sana. Rutenya ga susah amat kok.. π
Weii rame rame gitu seru. Ngga crowded juga lokasinya ya..
Iya mba nay. Apalagi klo datang di weekday dan pagi hari. Bisa jadi air terjun pribadi tuh. Kemarin kami datang pas minggu.
Perjuangan jalan kesananya sambil gendong2 bayi… Jagoan ih!
Tapi langsung terbayar capeknya ya mak.
Bener bgt mba. Terbayar lunas plus bonus ketagihan dan pengen ngulang. π
airnya bening banget mak..perjalanan menuju air terjun juga seru ya…..
Iya mba bening bgt. Makanya ngiler mau ikutan cebur cebur. Kapan2 main ke pdang ajak keluarga mampir sana mba.. π
Wuaaa… pangling liat air terjun Lubuak Tampuruang jadi rame banget. π
Mana sudah tertata dan ada tulisan besar buat selfie (meskipun huruf R nya ilang :p).
Dulu aku ke sini Desember 2014. Naik angkot plus ojek. Habis itu jalan kaki sampai atas. Dulu jalannya masih tanah rusak parah gilak. Mana di air terjunnya kotor banget banyak sampah. Hadeh…
Tapi ya seneng deh air terjun Lubuak Tampuruang jadi bagus kayak gini. Meskipun ya karena sudah rame, jadi kalau mau nyari air terjun yang masih sepi harus pindah lokasi, hahaha. π
Eh, pas mau ke sini ini, aku sempat susah menjelaskan nama air terjun Lubuak Tampuruang ke warga sekitar. Mungkin pelafalan namanya salah. Maklum, aku kan orang Jawa yang nggak bisa bahasa Minang. :p
Iya sudah jauh berbenah. Semoga terpelihara dgn baik dan bisa awet. Sayang saja sudaj diperbaiki lalu rusak lagi.
Oya saya baca tuh tulisan perjalanan yg waktu itu. Sedih melihat penuh sampah. Untungnya waktu kami ke sana sudaj ga begitu. Barangkali karena sudah dijadiin destinasi ya sama pemerintah kotanya.. π
selalu suka lihat air terjun π
bahkan saat melihatnya saja hati sudah merasa sejuk π
Air terjun memang selalu punya pesona sendiri ya mba.. cocok banget untuk refleksi dan rekreasi… saya juga suka banget
Wah seger banget keliatannya airnya, masih jernih pula.
Banget pake bingit mba ratna… π ga nyesel kemarin bela2in main ke sana.. π
Nanti kalau ke Padang mau minta ajak ke sini ah..Baru baca tentang air terjun ini di sini. 20 menit menanjak mudah2an saya kuat hehehe
Sbenarnya klo jalannya laju bisa lebih cepat. 19 menit kayaknya sampai… π hihii itu kemarin karena kita pakai main2 jalannya..
Untuk mendapatkan pemandangan yang indah, kadang harus berjuang dulu ya, Mbak. Sering nonton my trip my adventure, mereka jalan di hutan buat dapat pemandangan yang indah π
Barangkali karena tempat itu belum terlalu terjamah dan ramai jadinya indah.. kalo objek yg dibpinggir jalan kan rame ya mba. Lagipula karena letaknya di atas bukit.
wah….wah…, dua kali ke Padang, baru sampai ke pantai2 dan Jembatan Siti Nurbaya aja..
berarti ada tujuan alternatif nih kalau ada rejeki ke Padang lagi..
rancak aia mancuanyo
Yuk Mba Monda ga rugi. saya juga mau balik ah. Kemarin cuma bentar bgt… π
Tapi dari foto-fotonya kelihatan adem banget ya Mbak, padahal lagi terik-teriknya itu ya?
Adem bgt mba. Waktu ke sana nyampenya jam 11 lewat pas turun lagi stengsh satu. Siang bolong bgt dan alhamdulillah ga kena panas. Malah sejuk pingin mandi
bagus
seger banget mba. duh jadi belajar nulisn dr mbak ira