Diorama 40 Pekan Pertama yang Menentukan

Periode hamil merupakan fase awal dari 1.000 Hari Pertama Kehidupan. Menjadi fase kritis penentu lahirnya generasi emas di masa depan.

***

Beberapa waktu lalu, ketika membeli sayur di pagi hari, saya tergelitik dengan obrolan ibu-ibu yang tengah mengerubungi si mas tukang sayur. Seperti biasa, ibu-ibu kalau sudah kumpul selalu ada topik baru yang diobrolkan. 🙂

Pagi itu, pembicaraannya tak jauh-jauh dari masalah kehamilan. Kebetulan, salah seorang tetangga yang lagi hamil juga mengerubungi si mas tukang sayur. Obrolan makin seru ketika Mba yang lagi hamil menimang-nimang lauk yang akan dibeli. Ia lalu meminta diambilkan lele pada si mas tukang sayur.

“Jangan lele. Ibu hamil tak baik makan lele, nanti anaknya licin seperti lele,” ujar salah satu ibu. Pernyataan ini spontan disambut riuh rendah ibu-ibu yang lain.

“Eh masa? Terus saya beli apa ya?”ujar si mba hamil.

Mulanya saya hanya diam sambil senyum-senyum. Gemas lantaran masih banyak ibu-ibu yang percaya pantangan ini dan itu saat hamil. Namun lantaran makin riuh saya pun angkat bicara.

“Itu mitosnya mba. Padahal kan lele bagus, punya zat gizi yang tinggi.”

Lalu pembicaraan makin berkembang seputar mitos makanan selama hamil. Misalnya tak boleh makan kikil nanti anaknya lengket. Tak boleh makan rebung nanti anaknya lembek. Tak boleh makan terong nanti anaknya pemalas. Tak boleh makan telur nanti anaknya bau dan kepalanya benjol seperti telur. Tak boleh makan pedas. Tak boleh minum dingin. Pokoknya banyak deh tak bolehnya.

Saya jadi teringat pengalaman ketika hamil. Memang ada banyak pesan dari orang tua agar tak sembarangan makan ketika hamil. Sayangnya larangan itu banyak yang hanya berdasarkan mitos dan tak berdasarkan ilmu pengetahuan. Hanya berdasarkan katanya saja.

Ibu misalnya mewanti-wanti agar saya tak makan udang ketika hamil. Ibu bilang, udang menyebabkan alergi. Ia lalu mencontohkan gejala alergi yang dialami anak pertama dulu.

Beberapa hari setelah lahir, si sulung Bintang memang terindikasi memiliki gajala eksim. Badannya dipenuhi bintik-bintik merah. Lalu ibu ‘mendiagnosa’ bahwa itu alergi.

“Makanya dilarang makan udang waktu hamil.”

Karena tak punya pengetahuan yang cukup saat itu saya hanya  mengiyakan larangan ibu.

mitos atau fakta ya?

Waktu imunisasi si kecil ke rumah sakit, saya sekalian bertanya gejala eksim ini pada dokter anak di sana. Ternyata bintik-bintik itu bukan alergi. Tetapi timbul karena si sulung kegerahan.

Ketika hamil anak kedua, Azizah, saya jadi makin rajin bertanya pada dokter kandungan setiap kali kontrol. Termasuk bertanya mengenai larangan makan udang dan beberapa mitos makanan ‘terlarang’ ketika hamil. Dan temans tahu apa jawaban dokternya?

“Tidak ada larangan ibu hamil makan udang Bu. Bahkan udang memiliki zat gizi yang bagus untuk tubuh,” ujar si Ibu Dokter.

Saya jadi lega. Dokter menjelaskan bahwa tak ada makanan yang terlarang buat ibu selama hamil.  Ibu hamil hanya diminta  menjaga asupan makanan agar tak berlebihan terutama untuk makanan tertentu seperti durian.

Ibu hamil juga diminta menjaga makanan yang dimakan. Misalnya  memastikan hanya memakan daging dan seafood yang diolah dengan benar dan dimasak matang. Tapi panduan ini bukan karena mitos ya, tetapi berdasarkan ilmu pengetahuan.

Larangan memakan daging dan seafood mentah atau setengah matang bukan karena katanya, tetapi untuk menghindari bakteri. Dianjurkan mengurangi makanan laut juga karena dikhawatirkan berasal dari perairan yang diindikasi tercemar merkuri.

“Pilih-pilih makanan selama hamil justru berisiko menyebabkan ibu hamil kekurangan zat gizi tertentu.”

Menurut dokter kandungan, intinya selama kehamilan para ibu harus memastikan kecukupan asupan gizi. Pemenuhan nutrisi ini tak boleh bersandar pada mitos yang berkembang. Karena pada dasarnya semua makanan itu baik. Daripada bingung sama beragam mitos yang bersumber dari katanya, lebih baik langsung bertanya ahlinya tentang fakta sebenarnya. 🙂

 

40 Pekan yang Menentukan

masa kehamilan yang penuh kejutan

Tahukah temans, bahwa masa-masa selama kehamilan adalah periode paling menentukan dalam hidup manusia? Ibarat investasi, masa ini adalah waktu paling tepat untuk menanamkan investasi terbaik. Mempersiapkan kesehatan sejak dini untuk investasi masa tua nanti.

Masa kehamilan merupakan milestone paling menentukan kualitas kesehatan manusia. Bahkan periode kehamilan selama 40 pekan pertama (280 hari) menjadi awal periode emas pertumbuhan anak dalam fase 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). Pemenuhan nutrisi selama hamil menjadi penting agar menghasilkan generasi emas.

Sayangnya, saat ini belum semua ibu yang memperhatikan dan peduli akan pentingnya pemenuhan nutrisi selama hamil ini. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013  yang dikutip dari situs Kementerian Kesehatan Depkes.go.id terdapat 38,5 persen ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis (KEK). Jumlah ini meningkat dibanding hasil Riskesdas 2007 yang menyebutkan ibu hamil KEK mencapai 31,3 persen.

“Sebanyak 38,5 persen ibu hamil mengalami kekurangan energi kronis (KEK).”

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan 2013

Pemenuhan nutrisi selama hamil diperlukan lantaran seluruh pertumbuhan dan perkembangan manusia dimulai dari fase ini. Ketika menghadiri sebuah seminar mengenai tumbuh kembang anak beberapa waktu lalu, saya memahami bahwa status gizi  sebelum dan selama hamil sangat menentukan awal perkembangan janin.

Kebutuhan gizi akan meningkat pada fase kehamilan, khususnya energi, protein, serta beberapa vitamin dan mineral sehingga ibu perlu memperhatikan kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi. Bahkan pemenuhan gizi anak di 1000 Hari Pertama Kehidupan yang dimulai sejak masa kehamilan akan memiliki dampak pada perkembangan anak secara permanen.

Sebab menurut penjelasan dokter anak tersebut, kekurangan gizi pada ibu hamil bisa menyebabkan risiko seperti:

  • Terjadi penyakit kronis akibat terhambatnya pertumbuhan organ. Misalnya risiko penyakit ginjal bila organ yang tak berkembang baik adalah ginjal. Risiko diabetes tipe 2 bila organ yang tak berkembang adalah pangkreas, dan risiko penyakit jantung bila organ yang tak berkembang selama kahamilan adalah jantung.
  • Terjadi gangguan pada pertumbuhan kemampuan anak bila yang tergangu adalah perkembangan otak dan sistem saraf. Anak bisa menjadi tidak cerdas dan tidak kompetitif.
  • Gangguan pertumbuhan tinggi badan, sehingga beresiko pendek/stunting.

Duh saya tak berani membayangkannya. Lebih buruknya lagi, ganguan tumbuh kembang ini tak hanya bisa diturunkan dari ibu ke anak tetapi juga trans generasi dari nenek pada cucu dan seterusnya. Masalah tumbuh kembang yang terjadi selama 1000 hari pertama ternyata bisa berdampak hingga 100 tahun berikutnya. Tidakkk…!!!

Pentingnya masa selama kehamilan ini membuat siapa saja tak bisa tak peduli. Bahkan pemenuhan nutrisi diperlukan sejak sebelum kehamilan agar pembentukan embrio menjadi lebih baik. Pembentukan embrio ini tentu saja tidak hanya untuk perempuan tetapi juga calon ayah.

Agar bisa mempersiapkan generasi emas dengan baik, berikut 5 hal yang perlu dilakukan selama kehamilan.

 

  1. Penuhi kecukupan gizi

Seperti sebelumnya sudah dijelaskan, pemenuhan zat gizi selama hamil memegang peran penting dalam tumbuh kembang janin dalam kandungan. Meski terlihat sederhana dan singkat, waktu selama kurang lebih 280 hari merupakan masa kritis. Karena itu setiap ibu hamil perlu memastikan memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan selama kehamilan.

Kebutuhan nutrisi ibu hamil tidak sama untuk setiap trimesternya. Misalnya, pada trimester pertama ibu hamil membutuhkan ibu makanan yang mengandung kalori seperti daging merah dan daging unggas. Kalori diperlukan agar tubuh memiliki energi yang cukup dan agar janin yang tengah terbentuk bisa berkembang pesat.

Sedangkan pada minggu ketujuh dan kedelapan janin akan mengalami pembentukan rangka dan tubuh janin. Untuk menunjang pembentukan tulang tersebusehingga dibutuhkan kalsium sebanyak 1000 miligram per harinya.

Meski berbeda-beda kebutuhannya, bukan berarti pada pekan tertentu ibu hamil hanya memakan makanan yang mengandung zat gizi tertentu. Semua tetap harus dikonsumsi, hanya saja kadarnya yang disesuaikan. Nah agar, tak keliru, penting sekali bagi ibu hamil untuk melakukan konsultasi secara intensif dengan ahlinya.

“Bila terjadi kekurangan atau kelebihan nutrisi dapat diketahui dan diatasi sejak dini.”

  1. Memperbanyak Minum

Selain terpenuhinya asupan gizi, kecukupan mineral selama hamil juga sangat diperlukan. Itulah kenapa ibu hamil selalu dianjurkan untuk banyak minum air putih setiap hari. Dulu ketika masih bekerja, saat hamil saya tak pernah membiarkan botol air kosong. Tujuannya agar setiap kali haus saya bisa langsung minum tanpa harus menunda kebutuhan akan mineral.

Mengenai kebutuhan air selama hamil ini Perhimpunan dokter ahli kandungan (POGI)  telah menyusun rekomendasi mengenai hidrasi sehat pada masa kehamilan. Menurut rekomendasi yang dikeluarkan pada 2013 di Medan itu, ibu hamil perlu menambahkan asupan air minum sebanyak 300 ml (satu gelas) sehingga menjadi 2.300 ml.

Menurut Pogi, kecukupan konsumsi air mineral selama hamil diperlukan untuk mendukung sirkulasi janin, memproduksi air ketuban, dan mendukung pertambahan volum plasma darah. Hidrasi yang baik juga mengurangi keluhan pada kehamilan seperti mual dan  muntah, konstipasi (sukar BAB), kulit kering dan infeksi saluran kemih.

  1. Istirahat yang cukup

Dari beberapa seminar tentang kehamilan yang saya ikuti, hampir setiap pembicara menyarankan agar ibu hamil memperhatikan waktu tidur. Bila merasa lelah, dianjurkan untuk segera beristirahat. Berdasarkan penjelasan dokter kandungan saya dulu, ibu hamil dianjurkan tidur minimal 8 jam sehari.

Istirahat yang cukup diperlukan untuk menjaga stamina tetap prima. Selain itu istirahat diperlukan untuk mengembalikan energi. Tidur yang cukup juga diperlukan oleh janin karena karena saat tidur merupakan kondisi optimal bagi tubuh untuk tumbuh terjadi karena sekresi hormon pertumbuhan berada pada tingkat tertinggi.

  1. Pemeriksaan kehamilan secara teratur

Kira-kira kenapa ya perlu pemeriksaan secara teratur. Apa karena harus USG dan mengetahui jenis kelamin anak. Auwww. Bila masih ada yang beranggapan bahwa pemeriksaan rutin terutama USG diperlukan untuk mengetahui jenis kelamin anak tentu saja ini keliru. Karena sebenarnya pemeriksaan rutin diperlukan untuk mengetahui perkembangan janin di dalam kandungan.

Pemeriksaan kehamilan secara teratur juga diperlukan untuk memastikan kecukupan gizi dan mineral janin terpenuhi dengan baik. Dengan berbagai teknologi, pemeriksaan akan kondisi janin di kandungan bisa dilakukan dengan mendetail.  Misalnya mengukur detak jantung si kecil, pertumbuhan otak, organ, lingkar kepala, dan juga bila terjadi kelainan.

Pemeriksaan rutin akan memudahkan kita melakukan deteksi dini bila terjadi gangguan tumbuh kembang sehingga bisa menangani dengan cepat. Sekarang, hampir di setiap kota terdapat klinik dan rumah sakit ibu dan anak yang dilengkapi fasilitas lengkap untuk pemeriksaan selama kehamilan.

Dengan berbagai fasilitas ini, apabila terjadi gangguan dalam tumbuh kembang janin bisa diketahui dan ditangani sejak dini. Sedangkan tenaga dokter merupakan dokter berpengalaman dan ramah.

  1. Berbahagialah

Rasa bahagia yang tumbuh dan terpelihara selama hamil akan membuat energi positif selalu menghampiri. Bila hati senang, masa sulit selama kehamilan akan dijalani dengan tenang, Karena itu berbagialah, karena hamil adalah anugerah. 🙂

***

Happy Pregnancy

Dunia Biza

 

 

47 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *