Tahun Menulis Plus

Ini tahun kedua. Tahun yang bakal penuh dengan cerita. Tahun yang semoga membawa saya ke belantara kata yang lebih bermakna.

***

Dentuman kembang api sahut bersahut di angkasa. Anak-anak dan orang tua berteriak penuh suka cita. Suara merdu biduan diiringi musik dangdut yang diputar dari CD membahana menambah semarak acara.

“Ayo bapak-bapak, ibu-ibu, selamat datang tahun baru,” ujar Pak Adi, petugas Rukun Tetanga yang memimpin acara pergantian tahun di komplek rumah kami.

Tiga, dua, satu… Tet..tott tettt tottt, tett…. Suara terompet langsung menyambut begitu hitung mundur pergantian tahun selesai. Untung tak ada yang membunyikan klakson Om Telolet Om. Kalau tidak bisa semakin riuh.

Meski tak ikut dalam keramaian, detik demi detik pergatian waktu itu terdengar jelas ke bilik kami. Mau tidak mau, saya pun terlibat mendengarnya.

Malam pergantian tahun kali ini, saya memang tidak ke mana-mana. Hanya di rumah saja, berleha-leha di kamar. Kebetulan, acara tahun baruan dilangsungkan di gang depan, hanya berjarak satu rumah dari rumah kami.

Ini kali pertama saya menghabiskan malam tahun baruan di komplek perumahan yang sekarang. Agak Surprise juga. Ternyata ada peringatan segala.

Rupanya, warga komplek rumah lumayan berjiwa muda. Barangkali karena rata-rata penghuninya adalah keluarga muda yang bekerja di berbagai perusahaan di sekitar Jababeka, Kota Industri terbesar dan strategis di dekat Ibu Kota.

 

Menjelang pergantian waktu itu saya dan suami coba kilas balik perjalanan kami setahun terakhir. Ini sudah hampir setiap tahun kami lakukan. Bedanya, dulu rencana tahunan atau biasa disebut resolusi hanya kami diskusikan. Lalu masing-masing membuat catatan kecil.

Dulu saya terbiasa menyelipkan kertas berisi resolusi di dalam dompet teddy bear. Kebiasaan yang sudah saya lakukan sejak kuliah. Namun, resolusi itu hanya menjadi rahasia kecil saya dan pemilik langit.

Tahun lalu, karena sudah serius mengelola blog DuniaBiza.com, akhirnya saya mulai sesuatu yang baru. Menuliskan resolusi tahunan. Tak ada lagi rahasia, semua orang bisa membaca. Efeknya pun menjadi berbeda. Karena resolusinya diikrarkan, jadi ada semacam tanggung jawab dalam diri untuk serius menggapainya.

Malam pergantian tahun kemarin, saya dan suami membaca kembali postingan tahun baruan kami yang berjudul “Tahun Menulis” . Ada dua resolusi di sana. Pertama, ingin menulis Novel, dan kedua dikenal menjadi blogger.

Hmm, ternyata lumayan serius juga ya. Meski tak banyak, kedua resolusi ini bermakna dalam. Untuk resolusi pertama, menulis novel sebenarnya sudah tercapai 80 persen. Yup. Naskah novel pertama sudah hampir rampung. Rencananya akan saya ikutkan dalam salah satu sayembara penulisan novel bergengsi di tanah air.

Kalau dari sisi naskah sudah bisa dikatakan rampung. Namun karya itu batal saya kirim lantaran merasa belum maksimal. Harus ada pengayaan dan perampungan di sana-sini. Kata suami, daripada mengirim naskah setengah matang lebih baik disimpan dulu.

 “Tunggu ombak besar berikutnya,”

Saya pun membenarkan. Sayang saja kalau hasilnya tak maksimal. Akhirnya sekarang naskah itu kini masih tersimpan di email. Oiya, sengaja naskahnya saya simpan di email dan google drive biar aman.

Seperti yang pernah saya ceritakan pada postingan Tahun Menulis, sebenarnya pada waktu yang lampau saya sudah punya naskah novel separoh jalan. Namun, naskah itu hilang bersama raibnya dua laptop kami yang digondol maling. Malangnya, saya tak punya backup tulisan baik di flash disk ataupun email. Begitu juga dengan back up file penting lain seperti file foto-foto perjalanan ke banyak daerah.

Jadi, agar pengalaman kelam itu tak terulang, sekarang saya lebih peduli dalam menyimpan berkas. Semoga tahun ini bisa dirampungkan naskahnya. Soal terbitnya kapan itu tak jadi soal. Seperti suami bilang, bisa saja menunggu ombak besar berikutnya. Yang penting naskahnya jadi dulu. 🙂

Resolusi kedua, saya ingin dikenal sebagai blogger. Alhamdulillah, sekarang saya sudah bisa dengan kepala tegak memperkenalkan diri ke mana-mana sebagai blogger. Bukan lagi sebagai Ira dengan profesi yang lama.

Saya senang, seiring semangat kuat untuk terus berbagi, selain blog akun medsos DuniaBiza seperti twitter dan instagram juga  bertumbuh dengan baik. So, Yes. I am a Blogger. Moms and Lifestyle Blogger.

Lalu sekarang apa?

Tahun ini akan menjadi tahun kedua untuk DuniaBiza.com. Cerita besar siap menanti. Kelahiran anak ketiga yang dijadwalkan akhir Januari ini tentu saja akan mengubah banyak hal.

DuniaBiza yang merupakan singkatan dari Dunia Bintang dan aziZah, akan bertambah menjadi Dunia Bintang, aziZah, dan A…. Belum tahu siapa namanya, tapi insyaallah akan diawali dengan huruf A.

Tahun ini saya ingin melanjutkan resolusi tahun lalu. Makanya disebut Tahun Menulis Plus. Plus di sini berarti tak sekadar menulis. Saya ingin memberi lebih banyak kontribusi buat pembaca, khususnya di bidang penulisan.

Melanjutkan kelas Kita Biza Ngeblog yang sudah dimulai akhir tahun lalu. Meniatkan diri untuk posting minimal satu kali dua hari untuk blog DuniaBiza. Dan minimal 1 minggu sekali untuk blog IraGuslina.com.

 

“2017 akan  menjadi tahun yang didedikasikan untuk semakin menyebarkan virus menulis.”

Blog Iraguslina.com adalah blog kedua yang baru aktif dua bulan terakhir. Di akhir tahun nanti, saya ingin kedua blog bisa eksis dengan dunia masing-masing.

Tahun yang akan didedikasikan untuk semakin menyebarkan virus menulis. Agar semua bisa menulis. Satu lagi, di tahun ini saya ingin kembali membiasakan diri menulis fiksi. Minimal satu bulan sekali. #Resolusiku2017

Hup hup… Mari lebih bersemangat menyambut hari. Menjadi lebih berarti, untuk terus berbagi dan menginspirasi.

Bagaimana dengan temans? Semoga harapan dan impian temans di 2017 ini terwujud ya. Semoga makin bersinar dan dilimpahi keberkahan.

***

 

 

11 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *