Pesan Hijau dari Puncak Bukit Batu Kasur

“Kami menandai pencapaian di bidang lingkungan dan tanggung jawab sosial melalui kontribusi konsisten yang kami lakukan dalam berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR) dengan fokus program pada empat pilar, yaitu pendidikan, lingkungan, income generating activity (IGA) dan kesehatan.”

Prijono Sugiarto

Presiden Direktur

***

Kabut baru saja berlalu dari puncak Bukit Batu Kasur, Pacet, Cianjur, Jawa Barat, Kamis pagi, 22 Desember 2016 lalu. Matahari malu-malu menyembul di balik awan yang berarak. Dari ketinggian 1.080 meter di atas permukaan laut, hamparan pemukiman warga Cipanas dan Cibodas terbentang di hadapan.

Hari itu, sekitar 100 orang yang terdiri dari person in charge (PIC) public relations 29 perusahaan Grup Astra, awak media, dan blogger tiba untuk sebuah misi mulia. Masing-masing peserta menanam pohon yang selanjutnya akan diadopsi oleh masyarakat setempat.

Secara keseluruhan ada 1.200 bibit pohon produktif yang ditanam. Ada pohon nangka, alpukat, jeruk bali, jengkol, dan juga gaharu. Dari total bibit yang ditanam terdapat 500 bibit pohon Gaharu (Gyrinops versteegii) yang dibawa langsung dari Nusa Tenggara Barat. Bibit Gaharu itu adalah hasil budidaya Sahabat Petani Gaharu dari Lombok Tengah, yang merupakan petani binaan penerima Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia Awards 2014, Maharani.

Yulian Warman, Head of Public Relation PT Astra  International mengatakan, kegiatan penanaman dan adopsi pohon hari itu merupakan bentuk kepedulian Astra atas makin berkurangnya kawasan hutan di Jawa Barat.

“Kami menanam sekaligus mengadopsi pohon untuk menghijaukan kembali kawasan Bukit Batu Kasur serta bisa memberikan dampak jangka panjang untuk masyarakat sekitar dan Indonesia pada umumnya,” ujar Pak Yulian pada Dunia Biza.

Penanaman pohon di Bukit Batu Kasur bukanlah penghijauan biasa. Selain  untuk konservasi lingkungan atau penanaman kembali area yang gundul, Astra ingin memberi nilai tambah keekonomian bagi petani di sekitar area penanaman.

Untuk setiap pohon yang ditanam, Astra memberikan kompensasi sebesar Rp 100 ribu sebagai bentuk adopsi. Dari jumlah itu, petani mendapat bagian sebesar 35 persen. Nilai ini merupakan imbal jasa kepada petani atas perawatan yang dilakukan.

Biaya yang didapat petani bisa digunakan untuk beternak kelinci, ayam, dan kambing. Dengan begitu, tak hanya menghijaukan, program adopsi pohon yang dilakukan Astra turut berperan dalam memberdayakan petani di sekitar wilayah konservasi.

Selain mendapat bantuan bibit dan ternak, petani di kawasan Bukit Batu Kasur, juga diberi pelatihan mengenai manajemen pengolahan uang serta penanaman pohon. Pelatihan diberikan agar petani bisa memaksimalkan penghasilan dari adopsi dan beternak hingga pohon buah-buahan yang ditanam bisa dipanen paling cepat tiga tahun ke depan.

Atas: Penyerahan secara simbolis pohon adopsi dan bantuan ternak dari Head of PR Astra International, Yulian Warman kepada pemerintah Cianjur. Bawah foto penanaman pohon.

Adopsi pohon yang dilakukan Astra mendapat sambutan hangat dari pemerintah setempat. Bupati Cianjur, Irvan Rivano Muchtar menyatakan rasa terima kasih atas program yang digagas Astra. Ia berharap penghijauan yang dilakukan memberi dampak berganda untuk masyarakat setempat dan juga pemerintah Cianjur.

“Semoga dengan adopsi pohon dari Astra, wilayah Batu Kasur semakin tertata sehingga menarik wisatawan untuk datang. Tentunya kegiatan ini mendukung program pemerintah Cianjur untuk menjadikan wilayah Batu Kasur sebagai area wisata,” ujar Pak Irvan.

 

Bermula dari Sarongge

Indahnya pemandangan dari Sarongge. foto: GreeninitiativeFoundation.org

Adopsi pohon yang dilakukan PT Astra International Tbk di Puncak Bukit Batu Kasur hari itu bukanlah yang pertama. Kegiatan ini merupakan kali ketujuh digelar Astra di kawasan Cianjur, Jawa Barat. Kegiatan adopsi pohon pertama kali dilakukan Astra di Desa Sarongge, dan dilanjutkan di Desa Tunggilis.  Secara keseluruhan, sejak 2010, Astra telah menanam 5.700 pohon di wilayah Kabupaten Cianjur.

Desa Sarongge terletak di lereng Gunung Gede Parangrango. Mayoritas penduduk bekerja sebagai petani sayur. Waktu datang ke Desa ini saya menyaksikan banyak petani sedang menggarap kebun sayur mereka. Pemandangan di desa ini asri dan hijau.

Program adopsi pohon di Desa Sarongge dilakukan di kawasan Taman Nasional Gede Parangrango (TNGP). Kegiatan ini mulanya diinisasi oleh Sahabat Green Radio yang sekarang dikelola oleh Green Initiative Foundation. Semangatnya untuk menghutankan kembali lahan Perhutani seluas 38 hektar yang berada di kawasan Gunung Gede Parangrango.

Menurut Direktur Eksekutif Green Initiative Foundation, Fachraini HS, Astra International merupakan perusahaan yang masuk kategori pelopor kegiatan adopsi pohon di TNGP. Astra juga konsisten melanjutkan kegiatan adopsi pohon hingga sekarang, dan bahkan meluas hingga ke beberapa daerah sekitar seperti Tunggilis dan sekarang di Bukit Batu Kasur.

“Kontribusi Astra untuk penghijauan kembali daerah yang dulunya hutan di kawasan Cianjur merupakan bentuk kepedulian yang patut ditiru oleh perusahaan lain,” ujar Fachraini.

Sarongge, surga di kaki Gunung Gede Parangrango. Foto : Green Initiative Foundation

Sebelum dilaksanakannya program adopsi pohon, banyak warga sekitar Taman Nasional Gede Parangrango yang membabat hutan dan bertani di area taman nasional. Begitu juga dengan masyarakat Sarongge.  Sekitar 150 warga Sarongge tercatat menggarap lahan di taman nasional untuk dijadikan tumpang sari sayuran.

Melalui program adopsi, warga yang terlanjur bertani dan menggarap kebun sayur diminta ke luar dari kawasan. Sebagai gantinya, program adopsi pohon memfasilitasi warga untuk beternak dan berkebun sayur. Warga yang terlibat dalam program konservasi juga mendapat upah untuk perawatan setiap pohon adopsi.

Salah satu lokasi yang menjadi sentra kegiatan bertanam sayuran bagi warga Sarongge terdapat di sekitar area Saung Sarongge. Menurut Robi, salah seorang pemuda yang menjadi anggota kelompok tani Sarongge, di sekitar saung masyarakat berkebun sayuran organic. Ada wortel, sawi, selada, daun bawang, dan brokoli.

Sayuran hasil berkebun masyarakat ini kemudian dijual ke kota termasuk Jakarta. Dalam hal pemasaran Green Initiative Foundation turut membantu. Biasanya kelompok tani juga menerima pesanan dalam jumlah besar. Menurut Robi rata-rata kebun sayur digarap secara patungan dan berkelompok.

“Biasanya untuk berkebun sayur banyak dijalankan oleh masyarakat yang muda-muda, sedangkan yang tua biasanya berternak domba dan sapi. Ada juga yang ternak kelinci,” ujar Robi.

Di Saung Sarongge warga melakukan berbagai aktivitas. Foto : duniabiza.com

 

Menurut saya, program adopsi pohon di Sarongge merupakan contoh kolaborasi apik antara perusahaan dengan masyarakat. Inisiatif dan kemauan masyarakat Sarongge berperan aktif dan mendukung program adopsi pohon terbukti membuat program ini berjalan lancar. Karena sambutan dan kerjasama yang bagus itu pulalah Astra Internasional berkomitmen terus mendukung gerakan penghijauan dan konservasi di sana.

Kegiatan adopsi pohon seperti yang diikuti Astra International di Sarongge ini menurut Pak Yulian juga mendapat apresiasi dari pemerintah. Pada 2015 lalu, program adopsi pohon dipilih Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia sebagai tema solusi terhadap perubahan iklim dalam Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim yang berlangsung di Paris, Perancis.   Pada konferensi itu, program adopsi pohon bahkan difilmkan dan diputar di paviliun Indonesia selama acara berlangsung.

Komitmen menciptakan Indonesia yang lebih hijau, bagi Astra Internasional tak hanya ditunjukkan dengan program adopsi pohon di kawasan Cianjur saja. Sejak 2008, Grup Astra telah menanam 3.616.084 pohon di berbagai daerah di seluruh wilayah Indonesia. Kegiatan tersebut merupakan bagian dari salah satu pilar kegiatan cooporate sosial responsibility (CSR) Astra yang terdiri dari pendidikan, lingkungan, Usaha Kecil & Menengah (UKM) serta kesehatan.

Komitmen Corporate  Social Responsibility  Astra dalam 4 pilar

Komitmen Astra dalam mewujudkan Indonesia Hijau juga ditunjukkan melalui pemberian penghargaan terhadap putra putri terbaik bangsa yang mendedikasikan diri untuk lingkungan melalui program Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia. Penghargaan untuk pegiat lingkungan ini diberikan sejak pertama kali program Satu Indonesia Award digelar pada 2010.

Salah seorang penerima Satu Indonesia Award 2014 di bidang lingkungan, Maharani, mengatakan sangat mengapresiasi program Astra untuk penghijauan. Setelah terpilih menjadi penerima Award, Astra turut memfasilitasi Maharani untuk berbagi ilmu mengenai budidaya Gaharu kepada kelompok tani di berbagai wilayah Indonesia.

Maharani Sahabat Petani Gaharu

Ia misalnya juga dilibatkan dalam kegiatan adopsi pohon di Puncak Bukit Batu Kasur. Malam sebelum kegiatan penanaman, Maharani diminta memberi pelatihan budidaya Gaharu pada petani Sarongge. Dan keesokan harinya, Maharani juga diberi kesempatan berbagi ilmu dalam kegiatan Blogger Gathering.

Menurut Maharani, penghargaan Satu Indonesia Award yang ia terima juga menjadi penyemangat baru bagi Sahabat Petani Gaharu di kampung halamannya, Masbagik. Anggota Sahabat Gaharu menjadi semakin serius membudidayakan Gaharu. Kelompok yang semula beranggotakan 50 pemilik pohon gaharu kini berkembang menjadi 200 orang. Kelompok ini menjadi wadah pertukaran dan penyebaran informasi tentang tanaman gaharu.

Berkembangnya budidaya Gaharu di Lombok Tengah menurut Maharani selain berkontribusi terhadap konservasi lingkungan, juga telah meningkatkan ekonomi masyarakat. Alasannya, harga jual getah Gaharu di pasar masih terbilang mahal dan mencapai miliaran. Apalagi sekarang pemanfaatan Gaharu di industri kosmetik seperti parfum makin berkembang.

“Indonesia baru memasok 10 persen dari bahan baku parfum dunia. Oleh sebab itu, gaharu adalah salah satu andalan ekspor masa datang yang bisa mensejahterakan petani,” ujar Maharani.

Maharani berbagi pengetahuan mengenai budidaya Gaharu. Foto: duniabiza.com

Di bidang lingkungan, sudah banyak kegiatan yang diinisiasi oleh Astra International. Kegiatan itu tersebar di hampir semua wilayah. Berikut beberapa bentuk kegiatan yang telah dilakukan.

  • Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan melakukan pembangunan dan pengembangan 33 hutan dan 13 taman kota oleh Grup Astra di seluruh Indonesia. Program ini bekerjasama dengan pemerintah daerah.
  • Pencegahan abrasi pantai membangun tanggul dan penanaman 843.296 mangrove di seluruh Indonesia.
  • Membangun kawasan hutan terpadu Grup Astra seluas 200 Ha yang diproyeksikan menjadi tempat pembelajaran tentang kehutanan, keanekaragaman hayati, serta pendidikan lingkungan tentang hutan tropis Indonesia. Hutan ini bernama Haroto Pusako, Astra Forest di Babakan Madang, Sentul. Di kawasan ini terdapat 4 hektar hutan yang digunakan untuk konservasi 3.925 pohon dari 23 jenis tanaman buah langka.
  • Mengelola program pemberdayaan masyarakat dan konservasi sungai Ciliwung bernama Astra Eco Edu River di empat wilayah yakni di Depok, Jawa Barat, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan.
  • Mendukung program Kampung Berseri Astra (KBA) dengan pengembangan implementasi empat pilar CSR Astra yang terdapat di 43 wilayah Indonesia seperti di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulwesi, Bali, Nusa Tenggara Hingga Papua.
  • Pengembangan 17 Bank Sampah yang dibina Astra di DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur dan Kalimantan Timur.
  • Pembinaan 51 sekolah Adiwiyata di seluruh Indonesia. Binaan Astra berhasil meraih predikat Adiwiyata Mandiri sebanyak 2 sekolah dan Adiwiyata Nasional sebanyak 15 sekolah.
  • Pembangunan Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA). Hingga kini Astra telah membangun lima RPTRA di lima Wilayah DKI Jakarta, yaitu Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, Jakarta Barat, dan Kepulauan Seribu.

 

Selain program konservasi, kontribusi Astra dalam mewujudkan Indonesia Hijau juga dilakukan melalui program Astra Green Lifestyle. Melalui program yang sudah digelar sejak 2011 ini Astra mengajak masyarakat membiasakan hidup ramah lingkungan. Salah satu bentuk kegiatan ini melalui Astra Green Run (AGR) yang telah memasuki tahun ke-3.

Program Astra Green Run terakhir kali dilaksanakan di Bali dan Jakarta pada 2 dan 16 Oktober 2016 lalu. Kegiatan ini tak hanya tertuju bagi para pecinta olahraga, namun juga bagi mereka yang ingin berpartisipasi menghijaukan lingkungan. Selain lomba lari, Astra Green Run juga diisi dengan aksi mengumpulkan sampah plastik dan penanaman pohon.

 

Astra  Green Company

Astra menggelar Astra Green Energy Summit  sebagai wujud melaksanakan konservasi energi di lingkungan perusahaan Grup Astra

Kontribusi Astra dalam mewujudkan Indonesia yang lebih hijau tak hanya diwujudkan Astra dalam bentuk tanggung jawab sosial terhadap masyarakat. Lingkungan kerja yang sehat dan aman serta pengelolaan kegiatan usaha yang ramah lingkungan juga menjadi fokus utama seluruh perusahaan di bawah Grup Astra.

Dalam menjaga kelestarian lingkungan ini, Astra berupaya meminimalkan dampak negatif bisnis bagi lingkungan sekitar. Mereka berkomitmen  mengembangkan bisnis dengan mempertimbangkan tanggung jawab sosial dan pemeliharaan lingkungan. Hal ini tercermin dalam pernyataan visi Astra untuk ‘menjadi perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan’.

Menurut Pak Yulian Warman, AGC merupakan perangkat asesmen Astra untuk memantau pencapaian kinerja perusahaan terhadap pilar sistem manajemen yaitu Green Strategy, Green Process, Green Product dan Green Employee serta pencapaian critical point  di segala bidang. Dengan konsep Astra Green Company, setiap pengambilan keputusan bisnis, manajemen meletakkan pertimbangan perlindungan lingkungan, keselamatan & kesehatan kerja (LK3).

 

Capaian Astra International dalam mewujudkan Green Company

Komitmen Astra menjadi Green Company ini juga dilakukan dengan mematuhi dan melaksanakan regulasi nasional Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER). Astra menetapkan kebijakan kinerja penaatan regulasi PROPER minimal Biru bagi instalasi Grup Astra.

Selain mewujudkan lokasi kerja yang ramah lingkungan, Astra juga terus berinovasi mengembangkan produk ramah lingkungan. Misalnya dengan mengeluarkan produk kendaraan roda dua dan roda empat irit bahan bakar, pengembangan produk berbahan bakar ethanol dan energi listrik.

 

***

Referensi :

  1. Astra.co.id
  2. Laporan tahunan 2015 Astra Internasional
  3. Greeninitiativefoundation.org
22 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *