Mencintai Nusantara Melalui Pusaka Prajawangsa

Prajawangsa City Nusantara

Ada banyak cara untuk mencintai Indonesia. Salah satunya dengan mencintai ragam seni nusantara. Ada seni lukis, seni musik, dan seni tari yang merupakan kekayaan budaya Indonesia.  Semangat mencintai budaya nusantara ini pula yang menjelma dalam pengembangan kawasan Prajawangsa City, oleh manajemen Synthesis Development.

***

Adalah Bima, seorang pemuda pencinta seni lukis. Diceritakan Bima tengah berjuang menuntaskan delapan lukisan sarat makna menggambarkan delapan pusaka.

Perjuangan Bima tak mudah. Ia harus menghadapi berbagai tantangan untuk mewujudkan impian itu. Termasuk tantangan dari teman sendiri.

Kisah Bima mewujudkan mimpi ini tertuang dalam tiga episode film pendek. Sebuah kisah mengadopsi berbagai kearifan lokal yang menjadi nyawa pembangunan Prajawangsa City.

Bagi saya, film Pusaka Prajawangsa, tak hanya sekadar tontonan berisi perjuangan Bima. Saya justru melihat film ini dari sudut pandang berbeda. Dari latar belakang pembuatannya. Dari kekuatan tema dan sudut pandang penceritaan, saya mencium aroma kecintaan akan budaya bangsa yang kuat di balik kampanye Pusaka Prajawangsa.

Ternyata dugaan saya tak jauh meleset. Perwakilan manajemen Prajawangsa City, Asnedi, membenarkan asumsi itu. Menurut dia, Synthesis Development memang ingin mengedepankan keagungan kerajaan Indraloka yang konon dikisahkan pernah berpusat di Cijantung, lokasi pembangunan kawasan Super Blok Prajawangsa City.

“Kami ingin menyebar semangat mencintai Nusantara melalui delapan pusaka dari kerajaan Prabu Prajawangsa. Delapan pusaka ini nantinya diletakkan di setiap tower apartemen yang akan dibangun,” ujar Asnedi.

Masing-masing pusaka menurut Asnedi memiliki makna yang kuat akan prinsip-prinsip kepahlawanan. Karena itu, tidak ada satupun pusaka yang menonjol dibanding pusaka lain. Ide ini dituangkan dalam semangat keberagaman dari setiap menara yang dibangun, Delapan menara dengan nuansa keberagaman seperti halnya nusantara.

Pusaka Prajawangsa, Sebuah Proyek Kolaboratif-Kreatif

dialog interaktif dengan Alexander Thian, penulis skrip Pusaka Prajawangsa
dialog interaktif dengan Alexander Thian, penulis skrip Pusaka Prajawangsa

Hari itu, Sabtu, 20 Agustus 2016, saat saya menghadiri diskusi film di Mall Bassura,  penulis utama skrip film Pusaka Prajawangsa, Alexander Thian sedang menyajikan materi membuat film pendek. Saat itu film Pusaka Prajawangsa sudah diputar. Beruntung saya tak ketinggalan, lantaran film tiga episode itu sudah bisa diakses di You Tube. Tanpa membuang waktu saya pun mengunduh dan menonton dari gadget.

Selama sesi diskusi, Alexander Thian berulang kali menyatakan rasa senang atas inisiatif dan kebebasan berekspresi yang diberikan manajemen Synthesis Development. Menurut dia, rasa saling mempercayai membuat film pendek yang sarat unsur budaya dan kearifan lokal itu menjadi lebih kaya.

Mengenai inspirasi film pendek ini, manajemen Prajawangsa City. Asnedi, mengatakan bahwa Synthesis Development sengaja memberi kebebasan pada tim kreatif. Hal itu bersumber dari dua nilai yang menjadi nadi Synthesis yaitu renjana (passion) dan kepercayaan (trust).

Menurut dia sebuah karya yang dibuat berdasarkan renjana akan menjelma menjadi karya baik. Dan gairah untuk terus mencipta karya baik selalu didorong oleh rasa percaya yang besar dari sesama dan juga dari dalam diri untuk bisa mencipta.

“Sejak awal kami memang ingin menghadirkan proyek kolaboratif-kreatif untuk berkreasi dan berekspresi menghasilkan sebuah mahakarya,” ujar Asnedi.

proses kreatif pembuatan film pendek Pusaka Prajawangsa
proses kreatif pembuatan film pendek Pusaka Prajawangsa

Kolaborasi kreatif dengan para kreator diharapkan bisa menghidupkan kisah baru dari hadirnya Prajawangsa. Manajemen menilai, film pendek menjadi media yang pas untuk menyuarakan nilai-nilai yang diusung oleh Prajawangsa City tanpa harus ”berteriak”. Proses transfer nilai dan pemahaman kebudayaan bisa dilakukan secara alamiah.

“Lewat film pendek ini, Synthesis berusaha menggulirkan cerita dan kearifan lokal, pengetahuan dan wawasan mengenai karya-karya seni Indonesia kepada masyarakat.”

Tak hanya Alexander, dalam kolaborasi kreatif, Synthesis juga mengajak tiga penulis muda lain yaitu Windy Ariestanty, Valiant Budi, dan Hanny Kusumawati. Selain itu Synthesis juga melibatkan Lulu Lutfi Labibi, desainer Indonesia yang konsisten mengeksplorasi kain lurik. Kain lurik merupakan kain tradisional Indonesia  yang dikenakan para  pemeran dalam “Pusaka Prajawangsa”.

Hunian Nyaman dengan Lokasi Strategis

Denah Lokasi Prajawangsa City
Denah Lokasi Prajawangsa City

Kawasan hunian superblok Prajawangsa City merupakan kelanjutan kisah sukses pengembangan Kalibata City dan Bassura City. Keunggulan utama kawasan ini adalah letak strategis dengan akses yang cepat menuju Jakarta Outer Ring Road. Dari JORR TB Simatupang hanya berjarak 1,8 kilometer.

Sejak mulai dikembangkan, minat masyarakat untuk memiliki unit apartemen di Prajawangsa City ini terbilang besar. Saat ini unit pada menara 1,2, dan 3 sudah habis dipesan. Untuk menyambut animo pasar, saat ini manajemen telah membuka NUP untuk menara 4.

Menurut Asnedi, selain lokasi, faktor lain yang menjadi keunggulan Prajawangsa City adalah harga jual yang relatif murah dengan metode pembayaran yang bervariasi. Untuk tipe studio, manajemen membuka harga mulai dari Rp 280 juta. Sedangkan untuk tipe dua kamar tidur bisa didapatkan dengan harga mulai dari Rp 400 jutaan. Juga ada tipe tiga kamar tidur yang cocok untuk hunian keluarga.

Hunian nyaman untuk keluarga urban
Hunian nyaman untuk keluarga urban

Untuk lebih memanjakan calon tenant, manajemen Prajawangsa City bahkan tak segan memberikan penawaran menarik melalui berbagai promo. Misalnya dengan free biaya pengalihan.

Memeriahkan ulang tahun kemerdekaan RI yang ke 71 juga ada diskon khusus. Promo ini sekaligus menyemarakkan rangkaian program Indonesia Is Me, yang diselenggarakan Synthesis Development berupa diskon booking fee hingga 71 persen.

Meski menarget pasar kelas menengah, bukan berarti Prajawangsa City ini mengabaikan kenyamanan. Manajemen menyediakan berbagai fasilitas yang bisa dimanfaatkan oleh setiap penghuni sesuai kebutuhan. Ad ataman tematik seperti taman herbal dan taman tropis, area barbeque, jogging track, kolan renang anak, dan juga plaza.

Prajawangsa City mengusung one stop living concept untuk memnajakan penghuni
Prajawangsa City mengusung one stop living concept untuk memnajakan penghuni

Oya, untuk memudahkan penghuni di kawasan ini juga disediakan arena restoran, coffe shop, fitness centre, keamanan 24 jam dan juga pusat perbelanjaan modern yang akan terhubung dengan tiga menara. Hmm, kalau sudah begini, saya yakin calon tenant tak akan risau memikirkan pemenuhan kebutuhan dan gaya hidup kelak bila sudah menetap di kawasan Prajawangsa City ini.

Menjadi Indonesia melalui program Indonesia Is Me

Rangkaian acara Indonesia Is Me
Rangkaian acara Indonesia Is Me

Sebagai pengembang properti besar dan prestisius, Synthesis Development ikut andil dalam menyemarakkan kemerdekaan Indonesia ke 71. Sejak awal Agustus mereka telah menggelar rangkaian acara merayakan kemerdekaan melalui program Indonesia Is Me.

Rangkaian Indonesia Is Me berlangsung sejak 6 hingga 21 Agustus 2016 di semua area proyek properti dan pusat belanja yang dikelola Synthesis Development. Acara secara serentak berlangsung di Bassura City, Synthesis Residence Kemang, Synthesis Square, Prajawangsa City, Mall@Bassura, Festival City Link dan Kalibata City.

Acara perdana digelar pada 6 Agustus dengan tema Local Taste Culinary pada 6 Agustus. Dilanjutkan dengan kegiatan The Art of Living di Samara Suites pada 13 Agustus, Indonesian Film and Music Festival di Mall Bassura pada 20 Agustus 2016. Sedangkan acara puncak berupa Synthesis Merdeka Ride pada 21 Agustus 2016.

Menjadi Indonesia, Bintang dan Nenek
Menjadi Indonesia, Bintang dan Nenek

Amelia Prayitno, Corporate Marketing and Communication General Manager Synthesis Development mengatakan kegiatan Synthesis Merdeka Ride merupakan bentuk dukungan manajemen terhadap pengembangan olahraga sepeda. Synthesis Development ingin menjadi bagian dalam edukasi serta memotivasi masyarakat atas pentingnya olahraga dan gaya hidup sehat yang selaras dengan lingkungan

Menurut Amalia, kegiatan Synthesis Merdeka Ride juga ditujukan untuk kegiatan amal. Kontribusi yang diberikan selama kegiatan akan didonasikan untuk membantu biaya operasi bibir sumbing anak–anak tidak mampu yang tinggal di kawasan Indonesia Timur, bekerja sama dengan Bersepeda Untuk Berbagi.

Pada akhirnya Indonesia Is Me tetaplah sebuah semangat untuk saling berbagi. Bergerak lebih maju untuk menghasilkan karya terbaik. Merdeka! Merdeka! Merdeka! 🙂

24 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *