Karena Blog Menjangkau Hingga ke Hati

Blog menjangkau ruang yang tak mudah dijamah. Dia menyentuh hingga ke hati, ke garis tak bertepi.

Dulu, secangkir teh/kopi dan sepotong roti menjadi pemandangan yang biasa ditemukan di pagi hari. Tapi kini, teh dan roti saja tak cukup lagi. Sarapan baru lengkap bila ditemani sebuah telepon pintar.

Termasuk juga bagi saya. Rasanya ada yang kurang kalau tak update informasi di pagi hari. Yup. Telepon pintar kini menjadi teman paling dekat bagi siapa saja. Tak hanya saat sarapan. Ketika sendirian di restoran, menunggu bus atau kereta, terjebak macet, menjelang tidur, hingga menjadi teman setia saat didera susah tidur.

Macam-macam informasi bisa ditemukan dengan telepon pintar. Salah satu sumbernya berasal dari blog. Seiring pesatnya lalu lintas informasi, blog muncul menjadi alternatif bacaan yang makin diminati. Alasannya sederhana; blog menyediakan informasi dengan gaya ringan dari sudut pandang yang lebih riil.

Tulisan blog biasanya juga lebih dekat dengan pembaca. Ulasan yang disajikan pun biasanya seputar kehidupan sehingga mudah dicerna. Apalagi bila blog post itu dibuat oleh orang yang dikenal seperti sahabat, saudara, atau figur yang dikagumi. Blog pun berkembang menjadi semakin kreatif.

Bila dulu postingan blog identik dengan curhat dan cerita dibuang sayang dari pemiliknya, kini postingan yang disajikan lebih variatif. Genre penulisannya pun meluas seperti reportase dan feature. Karena itu blog mulai menjadi referensi yang bisa dipercaya. Pertumbuhan blog ini salah satunya didukung membaiknya layanan internet.

Dengan begitu blogger bertambah semangat memposting dan mensharing tulisan melalui berbagai media sosial. Hasilnya, setiap hari kita selalu disuguhi beragam informasi. Rupanya, perkembangan dunia blog ini dilirik oleh tim marketing berbagai penyedia barang dan jasa. Personalisasi dan jejaring sosial yang dimiliki blogger dianggap sebagai media yang pas untuk mempromosikan produk.

Tak heran, belakangan sering kita temukan konten blog yang berisi promosi produk tertentu yang biasa dikenal dengan blog review produk. Strategi merebut hati pembaca blog ini tentu saja masuk akal. Alasannya saat ini berdasarkan kajian Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) bersama Pusat Kajian Komunikasi (PusKaKom) FISIP Universitas Indonesia pengguna jaringan internet di Indonesia sudah mencapai 88,1 juta.

Sebanyak 85 persen dari jumlah itu merupakan pengguna smartphone yang sangat potensial terlibat aktivitas blogging. Bahkan jumlah ini diprediksi terus meningkat. Apakah konten marketing blog dilarang? Tentu saja tidak.

Karena blog adalah milik perseorangan maka si pemilik punya kebebasan untuk terikat kerjasama dengan pihak manapun termasuk tim marketing. Namun ada juga blogger yang tak mau cawe-cawe dengan bisnis baru ini. Hal ini tergantung karakter dan komitmen masing-masing blogger.

Menurut saya menjadikan blog sebagai media marketing tentu saja boleh selama berimbang. Artinya postingan yang dibuat tak melulu untuk review produk. Kasihan juga kan pengunjung blognya bila hanya disuguhkan konten marketing. Jangan sampai banjir review membuat pembaca setia blog kita kabur ke lapak tetangga. :-).

Postingan yang dibuat juga tak perlu bersifat hard selling yang membuat pembaca jenuh. Postingan yang natural dan base on pengalaman penulis biasanya lebih enak untuk dibaca.

Siapa yang diuntungkan dengan konten marketing blog? Saya rasa, konten marketing blog merupakan proyek untung sama untung. Tak hanya untuk blogger dan penyedia produk atau jasa, pembaca pun turut merasakan manfaatnya. Bagi blogger, maraknya permintaan review produk tentu saja menjadi angin surga, penyemangat baru untuk terus menulis.

Ngeblog tak lagi hanya sebatas hobi, tetapi bisa dijadikan pundi-pundi pemasukan. Kehadiran review produk juga membuat blogger tertantang untuk terus mengasah ilmu kepenulisan dan sosial commerce.

Makin pintar membangun blog tentu akan semakin banyak tawaran review yang datang. Bagi pengiklan, menghire blogger untuk mereviw produk sama artinya mendekatkan diri pada pasar potensial. Pertama lantaran blogger yang mereview memiliki pembaca yang sesuai dengan produk yang ditawarkan.

Kedua pengiklan bisa memanfaatkan jaringan yang dimiliki oleh setiap blogger. Coba bayangkan jangkauan pasar  yang bisa disentuh blogger. Misalkan satu blogger ikut dalam dua komunitas yang masing-masing beranggotakan 500 orang. Maka satu kali share blog post bisa menjangkau 1.000 anggata komunitas.

Itu baru satu komunitas. Ditambah dengan teman di sejumlah media sosial seperti twitter, facebook, maupun instagram sebanyak 500 orang. Kalau saja satu blogger bisa sekeren @ndorokakung, silakan hitung sendiri berapa pasar yang bisa dijangkau. Belum lagi bila postingan itu dishare ulang oleh anggota komunitas dan teman di jejaring sosial masing-masing. Jadi bagi pengiklan review produk akan lebih efektif.

Bagaimana dengan pembaca? Tentu saja pembaca juga merasakan manfaatnya. Melalui review kita bisa mengetahui lebih detil kegunaan suatu produk. Penjelasan di review biasanya lebih komprehensif, bahkan tak jarang juga memuat pengalaman si bloger menggunakan produk itu. Berbeda dengan hanya melihat iklan produk yang sama di televisi atau media masa.

Tak jarang pula kita mendapat inspirasi dari sentuhan pengalaman bloger yang mereview produk atau jasa. Biasanya review yang dibuat blogger lebih berkesan karena dibuat dengan hati. Pekan lalu misalnya ketika saya ingin mengajak Bintang dan Zizi bermain ke taman bermain, saya ingat pernah membaca review taman bermain anak yang yahud dari salah satu blog.

Merasa terkesan dengan review itu kami pun segera meluncur ke lokasi. Hasilnya, anak-anak senang bermain di sana. Situasinya persis seperti yang ditulis dalam review itu. Saya puas, lantaran konten marketing yang disajikan benar-benar dari hati dan menjangkau hati.

One Comment

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *