Berbagi Inspirasi Studi ke Luar Negeri bersama Alumni Sampoerna Academy

Berbagi inspiras studi ke luar negerii

Melanjutkan studi ke luar negeri, belajar dan berinteraksi dengan mahasiswa dari penjuru negeri. Hmm, saya yakin mayoritas temans punya atau pernah memimpikan ini. Apalagi kalau bisa mendapatkan beasiswa untuk bisa mewujudkannya.

***

Boleh jadi bagi sebagian temans kuliah ke luar negeri baru sebatas mimpi. Tapi bagi 14 alumni Sampoerna Academy yang saya temui pekan lalu, ini bukan lagi mimpi. Malah, beberapa di antara mereka sudah melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Perjumpaan saya dengan 14 anak muda berprestasi ini terjadi Jumat, 10 Juni lalu. Hari itu, bersama beberapa teman blogger dari komunitas Blogger Crony, kami menghadiri buka puasa bersama dengan perwakilan Putra Sampoerna Foundation dan para alumni Sampoerna Academy.

Nenny Putra Sampoerna Foundation
Bu Nenny memberikan sambutan pembuka

Sebelum lebih jauh bercerita mengenai inspirasi dari para alumni, kita kenalan dulu ya temans dengan Putra Sampoerna Foundation. Ketika berbincang dengan Ibu Nenny Soemawinata, Managing Director Putera Sampoerna Foundation, saya menjadi tahu bahwa sekarang PSF hanya fokus untuk soal pendidikan. Kegiatan CSR Putra Sampoerna yang dulu juga di bidang lingkungan dan sosial kini dialihkan sepenuhnya untuk mengembangkan dunia pendidikan.

“Karena pendidikan adalah hulu dan muara suatu pembangunan. Kami yakin, dengan pendidikan yang baik bangsa Indonesia akan bangkit dan bersaing di dunia internasional,” ujar Bu Nenny.

Untuk mewujudkan mimpi pendidikan Indonesia yang lebih baik Sampoerna Academy telah membantu lebih dari seribu anak pra-sejahtera untuk dapat mengenyam pendidikan SMA melalui pemberian beasiswa. Sampoerna Academy Boarding School pertama kali dibuka di Palembang dan Malang pada Juni 2009.

Pada tahun 2011, Putera Sampoerna Foundation meluncurkan Sampoerna Academy Boarding School Bali Mandara dan Sampoerna Academy Boarding School Bogor. Dan pertengahan 2013, Sampoerna Academy Boarding School berubah nama menjadi Akademi Siswa Bangsa Internasional (Sampoerna Academy Boarding School).

Selain mendirikan boardiBu Nenny dan Dunia Bizang school, Sampoerna Academy juga bekerja sama dengan beberapa pemerintah daerah untuk turut berkontribusi memajukan pendidikan di daerah seperti Papua dan Nusa Tenggara. “Kami ingin semua daerah mendapat akses yang sama terhadap pendidikan. Di beberapa daerah kami membantu melalui pendampingan kurikulum,” ujar Bu Nenny lagi.

Menurut Bu Nenny, melalui Sampoerna Academy, Putra Sampoerna Foundation ingin melahirkan generasi muda yang berkarakter yang siap menjadi pemimpin bangsa dan berkarya di berbagai bidang. Dan kini, ia senang karena harapan itu mulai terwujud dengan keberhasilan para alumni Sampoerna Academy melalui studi mereka di beberapa universitas Amerika.

Empat belas alumni yang hadir dalam buka puasa bersama sore itu menurut Bu Nenny merupakan sebagian kecil dari lulusan Sampoerna Academy yang siap mengabdi untuk negeri.

***

Berada di sekitar anak muda berprestasi, dengan berbagai pencapaian yang sudah mereka terima menjadi momen berbuka penuh inspirasi buat saya. Meski masih muda, semangat dan dedikasi mereka untuk mewujudkan cita-cita sungguh luar biasa. Muda, bertalenta, dan punya jiwa bela negara.

Salah satu hal yang membuat saya terkesan, adalah semangat mereka untuk kembali ke tanah air, mengabdikan ilmu yang didapat di luar negeri untuk turut berkontribusi membangun negeri.

“Saya kan udah jauh-jauh disekolahkan ke luar negeri, harus ada feedback untuk negeri,” ujar Abriansyah Saputro, salah seorang alumni Sampoerna Academy yang kini sedang menyelesaikan studi Bisnis di University Utah, Amerika Serikat.

 

ngobrol inspirasi
ngobrol santai dengan alumni Sampoerna Academy

Berbincang dengan para alumni, membuat saya tertarik mencari tahu lebih jauh mengenai motivasi mereka sehingga bisa menempuh studi ke luar negeri. Saya yakin, selain faktor keberuntungan, ada usaha dan kerja keras di balik setiap cerita sukses yang dimiliki seseorang.

Cerita di balik sukses inilah yang sebenarnya ingin saya bagi di tulisan kali ini. Berbagi semangat, dan inspirasi yang mendorong mereka untuk terus semangat menjalankan studi di luar negeri.

Apa saja inspirasi para alumni dalam menggapai dan menjalani studi di luar negeri?

  1. Maksimalkan Masa Muda
Abriansyah Saputro Alumni Sampoerna Academy
Abriansyah Saputro

Kiat untuk sukses meraih mimpi dan cita-cita menurut Abriansyah Saputro, 22 tahun, mahasiswa University of Utah adalah dengan memaksimalkan masa muda untuk hal positif. Ia tidak memaknai masa muda sebagai masanya bersenang-senang, tetapi untuk bekerja keras dan menyerap pengalaman positif sebanyak-banyaknya. Karena itu di setiap kesempatan ia selalu maksimalkan waktu untuk belajar dan menimba ilmu. Belajar tak hanya dari pendidikan formal tetapi juga dari lingkungan. Dengan memperbanyak pengalaman dan bertemu serta berdiskusi dengan orang-orang berhasil.

 

  1. Berpikiran terbuka
Afif Pandu Abdalla
Afif Pandu Abdalla

Mahasiswa Teknik Industri, Texas Tech University, Afif Pandu Abdalla berbagi kisah, salah satu yang mendorong dia untuk terus semangat mengejar mimpi studi ke luar negeri adalah menjaga pikiran agar selalu terbuka dengan perubahan. Tidak merasa besar, dan mudah berinteraksi dengan hal baru.

Keluwesan berkomunikasi juga menjadi kunci. Dengan mudah berinteraksi, menurut Afif seseorang akan menjadi lebih mudah diterima di lingkungan baru. Ini akan mendorong untuk terus berprestasi. Tak salah, pada tahun ketiga putra kelahiran Bondowoso 20 tahun lalu ini pun terpilih menjadi president persatuan mahasiswa indonesia di Texas Tech Universtity.

 

  1. Mandiri
Asmaul Husna Indah
Asmaul Husna Indah

Yang bisa menentukan sukses atau tidak meraih mimpi adalah diri sendiri. Begitulah prinsip yang dipegang Asmaul Husna Indah, Mahasasiswa Teknik Kimia, Texas Tech Universtity.

 “Always push yourself to the limit, dan mulailah kesuksesan sejak dini.”

Pentingnya sikap mandiri ini sangat dirasakan Asma sejak sekolah di Sampoerna Academy. Apalagi saat kuliah di Amerika. Di sana, keberhasilan studi seseorang sangat tergantung dengan kepiawaian mengatur waktu dan manajemen diri. “Siswa memiliki otoritas terhadap bagaimana meraih sukses baik di akademis maupun sosial,” ujar dara kelahiran Tulungagung, 21 tahun silam ini.

 

  1. Belajar dari kegagalan
Edo Nugraha
Edo Nugraha

Kegagalan adalah guru. Kegagalan adalah ilmu. Begitu prinsip yang diyakini Edo Nugraha Saragih, pemuda asal Pematang Siantar yang kini melanjutkan studi ekonomi di University of Kansas. Tak hanya dari kegagalan sendiri, belajar kegagalan dan cerita sukses orang lain menurut Edo adalah pintu untuk mencapai kesuksesan.

Ia percaya untuk bisa mencapai sukses dan menjadi pemimpin adalah kemauan untuk mendengarkan orang lain. Karena itu ia memberi tips, bila ingin berburu beasiswa ke luar negeri jangan pernah takut mencoba dan gagal.

 

  1. Bulatkan tekad
Endras Tia
Endras Tia

Bermimpi saja tidak cukup. Bulatkan tekad dan lakukan berbagai upaya untuk mewujudkannya. Begitulah kurang lebih prinsip yang dipegang Endras Tia Fadillah, mahasiswa teknik kimia, university of kentucy.

Untuk mewujudkan mimpinya, bahkan ketika telah kuliah di Amerika, Endras tak berhenti memperkaya diri. Selain kuliah ia juga mengikuti beberapa pemagangan.

“Jangan terlalu banyak berpikir, yang penting jalani terlebih dahulu dan berusaha sebaik-baiknya. Sebab kesempatan itu mungkin tidak datang dua kali.”

 

  1. Sungguh-sungguh
Erriawan Firdauszaman
Erriawan Firdauszaman

Adakalanya untuk menggapai cita-cita, seseorang perlu fokus dan bersungguh-sungguh pada satu kegiatan saja. Belajar. Paling tidak inilah yang dilakukan oleh Erriawan Firdauszaman, lulusan Petrolium and Natural Gas Engineering, West Virginia University. Dengan hanya fokus belajar, Erri berhasil menyelesaikan studi dengan predikat Summa Cumlaude dengan IPK 3,91.

Selesai kuliah, Erri memilih kembali ke tanah air dan bekerja di salah satu perusahaan multinasional. Meski kini bekerja pada bidang yang tak sesuai dengan studinya, ia menyimpan harapan suatu saat bisa membangun industri perminyakan nasional. “Saya punya cita-cita bikin Indonesia tak tergantung sama teknologi Amerika.”

 

  1. Berani Mencoba
Fitriyanty
Fitriyanty

Berani mencoba, dan tidak mudah putus asa merupakan hal penting yang mendorong Fitriyanti, alumni International Business dan Women & Gender Studies West Virginia University. Dara kelahiran Tenggarong, Kalimantan Timur ini mengatakan tak ada kesempatan yang datang begitu saja. Semua harus diupayakan. Karena itu tidak boleh ada kamus menyerah untuk mewujudkan cita-cita kuliah ke luar negeri.

Keberanian mencoba dan tak mudah menyerah ini telah ia buktikan ketika mendapatkan beasiswa studi ke luar negeri. Awalnya, ia tak terpilih pada seleksi pertama. Namun Fitri tak menyerah. Pada seleksi kedua ia mencoba lagi dan akhirnya terpilih. Ia justru diterima di tiga universitas berbeda dan akhirnya memilih studi di West Virginia.

 

  1. Manajemen Waktu
Karlita Natasha
Karlita Natasha

Aktif dalam berbagai kegiatan menurut Karlita Natasha Aini, Mahasiswa Teknik Kimia, University of Kansas merupakan salah satu modal untuk sukses meraih beasiswa studi ke luar negeri. Namun aktivitas ini harus diikuti dengan manajemen waktu yang baik antara studi dan organisasi. Bahkan ketika sudah kuliah di luar negeri pun, kecakapan menggunakan waktu dengan efisien juga menjadi kunci.

Untuk mengembangkan diri, Alumni SMAN 10 Malang ini juga mengutaman pentingnya sikap proaktif dalam berbagai kesempatan. Bersikap proaktif menurut dia akan mendekatkan seseorang pada banyak kesempatan.

 

  1. Gigih
Leo Hendrik
Leo Hendrik

Tak ada sukses yang datang tanpa perjuangan. Itulah yang diyakini Leo Hendrik Pratama, pemuda kelahiran Palembang, 19 tahun lalu yang kini kuliah di Electrical Engineering, University of Kentucky. Keyakinan akan kegigihan itu semakin kuat di dalam diri Leo setelah ia melakukan kunjungan langsung ke tempat pembuatan dan penjualan KFC pertama di Kentucky.

Makna kegigihan juga diambil Leo dari semangat juang ayahnya yang merupakan peedagang kaki lima. “Saya yakin, kegigihan dalam melakukan sesuatu serta mempercayai kemampuan diri sendiri akan berbuah manis.”  Dengan semangat itu ia pun bertekad bisa menyelesaikan semua kelas dengan GPA 4,0.

 

  1. Etos dan profesionalitas
Nur Wijaya Alumni Sampoerna Academy
Nur Wijaya

Nur Wijaya, Mahasiswa Teknik Perminyakan, Texas Tech University punya prinsip, untuk sukses mencapai cita-cita seseorang perlu punya étos kerja dan profesionalitas. Semangat ini pula yang ingin ia serap dengan bergabung dan menjadi pengurus American Asociation of Drilling Engineers.

Etos juga yang membuat ia terpilih menjadi pemenang kedua pada konferensi Southwestern Petroleum Short Course 2016. Prestasi ini semakin memotivasi jaya untuk menggali lebih banyak ilmu selama masa magang.

 

  1. Berani Berubah menjadi Lebih Baik
Ratna Setyaning
Ratna Setyaning

Keyakinan yang kuat untuk mencapai cita-cita mendorong Ratna Setyaning Widayanti untuk terus melakukan yang terbaik. Ia pun tak segan untuk berubah dan menjadi lebih baik lagi. Ketika sekolah di Sampoerna Academy, Ratna termasuk siswi yang pemalu. Namun setelah studi ke luar negeri dan bertemu dengan mahasiswa dari berbagai latar belakang, ia pun kini tak pemalu lagi.

Ratna pun kini telah menyelesaikan studi dan kembali ke tanah air. Ia ingin mengabdikan diri dan memanfaatkan ilmu yang ia peroleh lewat studi Mathematics, di University of Kentucky.

 

  1. Memacu diri untuk terus berprestasi
Riyadh El Ambary Alumni Sampoerna Academy
Riyadh El Ambary

Kesuksesan tak datang sendiri. Mengejar cita-cita juga harus diikuti kemauan untuk terus berprestasi, begitu prinsip hidup Riyadh El Ambary. Sebagai mahasiswa Teknik SIpil, Texas Tech University, pemuda kelahiran Lubuk Linggau, Sumatera Selatan berharap suatu saat bisa berkontribusi dalam pembangunan Indonesia.

Menurut Riyadh, saat ini dengan berbagai kemajuan di bidang infrastruktur, Indonesia seharusnya sudah dapat menerapkan teknologi dalam proses pembelajaran.

 

  1. Sosial Charity
Rizki Nur Zarina
Rizki Nur Zarina

Rizki Nur Zarina, alumni Industrial Engineering, West Virginia University mengaatakan, kesuksesan tidak hanya dicapai dengan sukses pribadi tetapi juga ketika bisa membahagiakan orang lain.  Pentingnya jiwa sosial menjadi begitu melekat dalam pribadi Rizki sejak mengikuti program community service ketika masih sekolah di SMAN 10 Malang Sampoerna Academy.

“Waktu itu kami harus membersihkan pasar, bina sosial, dan mengjajar siswa murid TK dan SD yang ada di sekitar lingkungan.”

Kegemaran terlibat dalam kegiatan sosial ini juga dilakukan Rizky setelah kuliah di West Virginia. Menurut dia, untuk sukses, seseorang juga perlu peduli pada lingkungan. Kesibukannya pada kegiatan kerelawanan terbukti tak menganggu masa kuliah karena ia terpilih sebagai anggota Mortar Board Laurel Chapter yaitu perkumpulan 50 mahasiswa terbaik di kampus.

 

  1. Rendah Hati
Sharien Fitriasari Alumni Sampoerna Academy
Sharien Fitriasari

Pribadi sukses menurut Sharien Fitriasari, mahasiswi Biochemistry, University ò Misouri, adalah pribadi yang menjaga dan setia dengan nilai-nilai baik; tegas, bijaksana, berani mengambil risiko, adil dan jujur. “Penting untuk menjadi kacang yang tak lupa dengan kulitnya,’ujar dara kelahiran Toba Samosir, 1995 ini.

Dan begitulah temans, buka bersama inspiratif dengan 14 alumni Sampoerna Academy hari itu membuat saya makin semangat lagi. Tentu saya berharap nilai positif yang dibagi para alumni bisa saya bagi dan tanamkan pada Bintang dan Azizah. Mempersiapkan mereka menjadi generasi masa depan.

***

Setelah ngobrol-ngobrol yang penuh inspirasi acara pun ditutup dengan foto bersama. Dalam hati saya berharap, nilai dan semangat yang sudah dikembangkan Putra Sampoerna Foundation juga diikuti oleh perusahaan besar lain di Indonesia. Makin banyak yang peduli dengan dunia pendidikan, makin banyak lagi generasi muda masa depan yang terlahir.

Foto bersama alumni Sampoerna Academy
Foto bersama alumni Sampoerna Academy
34 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *