Selalu Ada PMI di Segala Situasi

Aksi cepat tanggap PMI evakuasi korban bom Sarinah, Sumber foto : www.PMI.or.id
Aksi cepat tanggap PMI evakuasi korban bom Sarinah, sumber foto : www.PMI.or.id

“Dalam penderitaan, kita semua saudara”

Henry Dunant, Bapak Palang Merah Internasional

***

Peristiwa kelabu di warung kopi asal Amerika Starbuck, di kawasan Sarinah Jakarta Pusat pada Kamis pagi 14 Januari lalu masih membekas di ingatan saya. Serangkaian aksi bom bunuh diri dan baku tembak terjadi di sana. Delapan orang meninggal dan 25 orang lainnya menderita luka.

Suasana damai pagi itu berubah mencekam. Seluruh stasiun televisi  menyorot detik demi detik kejadian. Ada ledakan, rekaman orang berlarian, dan barikade petugas keamanan yang mensterilkan lokasi.

Dari rumah kami di Depok, saya mengikuti peristiwa itu. Meski tempat kerja suami tak berada di kawasan Sarinah tapi saya tetap cemas. Apalagi hari itu sempat beredar kabar yang simpang siur di media sosial. Di antara rasa yang tak menentu itu, selama beberapa jam perhatian saya tak lepas dari siaran televisi.

Semula saya berdecak kagum dengan kesiapsiagaan satuan kepolisian mengamankan lokasi pemboman. Namun ketika proses evakuasi korban dimulai, rasa kagum saya bertambah-tambah, tapi kali ini bukan untuk petugas keamanan, tetapi untuk petugas berpakaian merah dengan tanda lambang palang merah di lengannya.

Di tengah suasana yang mencekam itu, di saat orang-orang berlarian menjauh meninggalkan lokasi, mereka, para relawan kemanusiaan yang bergabung di Palang Merah Indonesia, menerobos, tanpa rasa takut masuk ke daerah siaga 1 dan mengevakuasi korban. Berdasarkan keterangan resmi di situs PMI, ada 41 tim ambulance yang turut mengevakuasi korban.

Peristiwa itu membuat saya bergetar. Jiwa dan semangat kerelawanan benar-benar telah menunjukkan tempat yang mulia. Meski tak terlalu banyak disorot media, bagi saya keberanian para relawan PMI masuk daerah bahaya merupakan bukti kongkrit pentingnya semangat kerelawanan dan kekuatan kemanusiaan.

Aksi Kemanusiaan, Di Manapun dan Untuk Siapapun

Foto : duniabiza.com Korban kebakaran Bukit Duri di barak PMI
Foto : duniabiza.com
Korban kebakaran Bukit Duri di barak PMI

Tak hanya sekali itu saja PMI dan Bulan Sabit Merah Indonesia menunjukkan betapa tingginya nilai-nilai kemanusiaan. Hampir di setiap kejadian bencana mereka selalu ada. Para relawan, dalam berbagai situasi selalu siap sedia menjalankan misi kemanusiaan. Ketika Gunung Merapi meletus, ketika tsunami melanda Aceh, ketika gempa terjadi di Sumatera Barat, tak ada satupun yang luput dari PMI dan Bulan Sabit Merah.

Selain siap sedia untuk bencana besar, pada bencana yang skalanya kecil pun PMI juga ada. Ketika kebakaran melanda pemukiman padat di Kampung Duri beberapa bulan lalu, PMI juga hadir. Kebetulan saat itu saya tengah melihat saudara di sana.

Beberapa saat setelah kebakaran melanda, PMI langsung mendirikan tenda dan menyalurkan bantuan. Berdasarkan pengamatan saya waktu itu, tak hanya bantuan sembako, PMI juga siap sedia dengan bantuan konseling dan psikologis untuk anak-anak dan perempuan korban kebakaran.

 

foto : duniabiza.com hasil pendataan korban oleh PMI
hasil pendataan korban oleh PMI, foto by duniabiza.com

Salah seorang relawan PMI yang saya temui di lokasi kebakaran, Pak Andy Suwarto, mengatakan kehadiran PMI merupakan panggilan kemanusiaan. Sebagai relawan, ia dan relawan lain selalu siap sedia memberi bantuan kemanusiaan.

Tak hanya untuk bencana lokal. Para relawan PMI juga siap memberi bantuan untuk internasional.

“Prinsipnya kemanusian di mana saja dan untuk siapa saja.”

Pak Andy telah bergabung menjadi sukarelawan PMI sejak 35 tahun lalu. Ia pernah ikut kegiatan kemanusiaan ke Nepal. Dalam setiap kegiatan itu, ada banyak bantuan yang diberikan PMI. Beberapa misi kemanusiaan yang biasa dilakukan di luar negeri adalah menyalurkan bantuan logistik, pelayanan kesehatan, dan dapur umum.

Sayangnya, tak semua punya kesempatan seperti Pak Andy dan relawan PMI lain untuk terlibat aktif dalam misi kemanusiaan. Saya misalnya. Aktivitas sebagai ibu rumah tangga penuh waktu dengan dua bocah yang masih kecil membuat saya tak bisa pergi meninggalkan rumah dalam waktu lama. Namun bukan berarti tak bisa bergabung dan turut dalam aksi kemanusiaan bukan?

Ada banyak cara yang bisa kita lakukan. Tak satu jalan untuk menolong sesama. Ada berbagai kegiatan yang bisa kita lakukan untuk bisa terlibat menolong sesama.

Bila kita punya tenaga lebih kita bisa bergabung menjadi relawan PMI. Datang ke kantor cabang terdekat lalu isi form registrasi. Bila tak punya waktu tapi dikaruniai kesehatan bisa mendaftar menjadi pendonor darah. Bila masih tak bisa juga, kita bisa turut berdonasi.

Selain bergabung dengan PMI, sebenarnya aksi kemanusiaan juga bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Termasuk di lingkungan sekitar tempat tinggal.

Ketika ada tetangga yang mengalami musibah, ketika terjadi bencana seperti banjir, kita semua bisa terlibat. Mengulurkan tangan, berempati dan turut berpartisipasi meringankan penderitaan sesama.

Tak peduli suku, agama, ras, yang paling penting adalah menjaga semangat untuk terus membantu sesama. Aksi kemanusiaan bisa dilakukan di mana pun dan untuk siapa pun.

24 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *