Pegadaian: Sehangat Sahabat, Sedekat Kerabat

Pegadaian Sedekat Sahabat

“Kami yakin hanya pelayanan prima yang bisa membuat Pegadaian terus bertahan lebih dari seratus tahun. Untuk memberikan pelayanan terbaik pada nasabah, kami terus melakukan inovasi baik pengembangan produk maupun peningkatan layanan”

Riswinandi,

Direktur Utama PT Pegadaian (Persero)

***

Panggilan telepon dari nomor tak dikenal pada suatu sore tujuh tahun lalu masih membekas di ingatan hingga kini. Waktu itu saya sedang duduk bersama teman di teras rumah kontrakan kami di Pekanbaru.

Panggilan itu datang dari Jakarta, dengan kode 021 di depannya. Penasaran, saya segera menekan tombol dan menerima panggilan itu.

“Halo dengan Mba Ira Guslina?”

Pertanyaan itu dengan enteng saya jawab. Jelas dia sedang berbicara dengan orang yang tepat.

“Halo. Iya dengan saya sendiri.”

Suara perempuan yang menelepon lalu melanjutkan perbincangan.

“Mba saya dari PT A. Kami mau menginformasikan bahwa Mba Ira Guslina dinyatakan lolos syarat administrasi dan berhak mengikuti tes tertulis dan tes wawancara untuk bisa bekerja di perusahaan kami.”

Penelepon itu masih melanjutkan pembicaraan. Ia menjelaskan detail lokasi dan waktu tes. Namun saat itu, saya sudah tak konsentrasi lagi. Kenyataan bahwa lamaran kerja yang saya ajukan pada salah satu perusahaan besar di Jakarta sudah setengah berhasil membuat saya melayang.

Meski baru lulus tes administrasi, bagi saya itu sudah awal yang baik. Selanjutnya tinggal mempersiapkan diri menghadapi tes tertulis dan wawancara dengan manajemen.

Sayangnya, rasa bahagia itu hanya berlangsung sebentar. Ketika melihat kembali kertas kecil yang dicoret-coret untuk mencatat detail waktu dan tempat tes, saya langsung kaget. Waktu tes yang dia maksud ternyata hanya berjarak tiga hari dari hari itu.

Untuk saya yang anak daerah dan harus tinggal beberapa waktu selama tes di Jakarta tentu saja hal itu bukan perkara mudah. Saya harus mempersiapkan tempat menginap. Menghubungi kenalan dan mencari tahu informasi kost-kostan. Hal yang paling merepotkan adalah urusan menyiapkan dana untuk keberangkatan dan bekal hidup selama di Jakarta.

Sejak semester tiga kuliah, saya sudah mulai mandiri.  Segala kebutuhan hidup dipenuhi sendiri. Mulai dari mengajar privat dan pekerjaan sampingan lain seperti penelitian dan penulis lepas. Dengan pemasukan yang terbatas itu segala pengeluaran harus direncanakan dengan ketat. Bila ada rencana yang mengeluarkan biaya besar, sudah harus dipersiapkan jauh hari.

Namun, hari itu, kabar dari si penelepon mengharuskan saya menyiapkan segala sesuatu terutama biaya, kurang dari tiga hari. Biaya pesawat pulang pergi, biaya kost untuk menginap dan biaya hidup selama di Jakarta untuk waktu yang belum bisa diprediksi.

Saat itu sempat terlintas untuk mencari pinjaman ke beberapa sahabat. Namun saya tak terlalu yakin dengan pilihan itu. Selain karena tak tahu harus meminjam pada siapa, saya juga tak mau merepotkan orang lain.

Begitu juga dengan orang tua, Abak dan Amak. Saya tak ingin keberangkatan ke Jakarta untuk tes melamar kerja justru menjadi beban orang tua yang tinggal di kampung halaman di Padang Panjang, Sumatera Barat. Apalagi, praktis setelah tamat kuliah, saya sudah membulatkan tekad untuk tak lagi menjadi beban orang tua.

Pegadaian, selalu ada saat dibutuhkan. Mengatasi Masalah tanpa masalah
Pegadaian, selalu ada saat dibutuhkan. Mengatasi masalah tanpa masalah

Dalam keadaan serba mendesak itulah saya ingat dengan Pegadaian. Sebuah lembaga keuangan yang memang ada untuk mengatasi masalah seperti yang sedang saya alami; butuh dana darurat dan mendadak. Besok paginya, berbekal doa dan semangat, saya memberanikan diri membawa laptop kesayangan.

Ketika sampai di kantor Pegadaian, ada rasa malu menyergap. Bagaimanapun, hari itu adalah pengalaman pertama saya datang dan meminta ‘pertolongan’ pada Pegadaian.

Begitu masuk ke dalam kantor segera saya membaca petunjuk transaksi. Setelah mengisi formulir, saya lalu menyodorkan laptop dengan teknologi terbaru saat itu yang biasa dipakai untuk mendesain buku dan majalah pada petugas penaksir.

Setelah diminta menunggu beberapa saat, nama saya pun dipanggil. Dan betapa terkejutnya saya ketika petugas penaksir menyebut nominal Rp 2.300.000,- . Uang sebanyak itu tentu saja cukup untuk membeli tiket pesawat pulang pergi, sewa kos-kosan, dan biaya hidup selama tinggal beberapa pekan di Jakarta.

Alhamdulillah, selesai sudah persoalan biaya. Saya bersyukur Tuhan telah menggerakkan hati dan langkah saya menuju Pegadaian. Dan sekali lagi Alhamdulillah, saya berhasil melalui semua tes dengan baik dan dinyatakan lulus.

Menyelesaikan Masalah Tanpa Masalah

Pengalaman pertama merasakan manfaat pegadaian saat itu ternyata membuat saya ketagihan bertransaksi di Badan Usaha Milik Negara ini. Saya jadi terbiasa ‘mengadukan’ masalah keuangan pada Pegadaian. Bahkan setelah menikah.

Bukti gadai
surat bukti gadai. Nomor CIF : 600079494

Bila sedang ada kebutuhan dana darurat, saya lebih memilih ‘menitipkan’ barang berharga ke Pegadaian daripada harus mencari pinjaman ke sana dan ke mari. Biasanya yang dititipkan perhiasan emas yang memang kami siapkan untuk dana darurat.

Pernah suatu kali suami bertanya pada saya tentang hal ini.

“Dek, apa Adek tak malu bolak-balik ke Pegadaian terus?”

Bukannya malu, saya malah tersenyum mendengar pertanyaan itu. Justru menurut saya, Pegadaian merupakan solusi paling elegan dalam mengatasi masalah keuangan. Saya tak perlu merasa malu karena sedang tidak merepotkan siapapun. Saya tidak sedang meminjam dan meminta belas kasihan pada orang lain.

Justru dengan memanfaatkan jasa Pegadaian, saya merasa senang dan bangga. Bahwa orang lain juga tak perlu tahu dengan masalah keuangan yang sedang saya hadapi karena barang yang ‘dititip’ ke Pegadaian adalah barang milik sendiri. Lagipula, saya kan tidak setiap waktu ke Pegadaian. Hanya bila sudah mendesak dan darurat sekali. 🙂

Agar urusan ke Pegadaian lebih mudah, saya pun mulai membiasakan diri menyisihkan uang untuk membeli emas. Tujuannya hanya satu, agar lebih mudah bila harus ‘dititip’ di Pegadaian.

Gadai emas di Pegadaian lebih menguntungkan karena nilai taksirnya yang tinggi. Penyimpanan barang di Pegadaian pun juga lebih mudah. Saya tak perlu khawatir barang yang dititip rusak selama berada di gudang penyimpanan.

Bertransaksi di Pegadaian menurut saya seperti halnya sedang berurusan dengan keluarga sendiri. Ia seperti sahabat karena selalu menyimpan rapat rahasia kecil bahwa saya sedang butuh uang. Pegadaian juga seperti kerabat karena memberikan solusi dan membantu di saat saya membutuhkan. 🙂

Pegadaian, Inovasi Tiada Henti

mengatasi masalah

Bagi sebagian besar masyarakat boleh jadi Pegadaian hanya dikenal sebagai tempat menggadai dengan model konvesional. Pada sistem gadai konvensional nasabah menitipkan barang berharga seperti perhiasan emas, emas batangan, mobil, sepeda motor, laptop, handphone, dan barang elektronik lain untuk mendapatkan pinjaman secara cepat.

Anggapan itu tentu saja benar karena pegadaian memang merupakan solusi terpercaya untuk mendapatkan pinjaman secara mudah, cepat dan aman. Selama ini, beberapa produk pembiayaan yang disediakan pegadaian memang membutuhkan agunan.

Misalnya pembiayaan dengan sistem Krasida yang merupakan Kredit angsuran bulanan untuk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Namun ada juga pinjaman Kreasi yang membutuhkan agunan berupa BPKB mobil atau motor dengan sistem fidusia. Sistem fidusia ini memungkinkan nasabah tetap bisa menggunakan kendaraan yang jadi agunan. Demikian juga dengan program kredit melalui ARRUM dan Amanah.

Sejak didirikan pada 1 April 1901, kehadiran Pegadaian memang ditujukan untuk membantu masyarakat yang sedang butuh suntikan dana. Pegadaian juga hadir untuk mencegah adanya ijon, rentenir, dan pinjaman yang tidak wajar untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mendukung program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan. Kehadiran Pegadaian ini tentu saja disambut baik masyarakat dengan makin tingginya minat masyarakat menggunakan layanan Pegadaian.

Seiring dengan penambahan jumlah nasabah, Pegadaian pun terus melakukan inovasi. Kini Pegadaian tak lagi hanya sebatas tempat mencairkan kredit pinjaman. Pegadaian juga punya layanan berupa tabungan emas dan mulia. Iya benar, sama seperti tabungan pada umumnya.

Untuk program tabungan emas dan mulia ini nasabah bisa menyimpan uang secara berkala yang dikonversi dengan emas. Jumlah cicilan dan lamanya angsuran sesuai dengan kemampuan nasabah.

tabungan emas

Saya sendiri telah memanfaatkan jasa tabungan emas ini. Tiga tahun lalu, ketika kami mulai berumah tangga, suami dan saya sepakat untuk menyisihkan sejumlah uang untuk investasi. Setelah berbagai pertimbangan akhirnya kami membuka rekening tabungan emas di pegadaian. Mulanya kami mencicil emas 5 gram untuk 6 bulan. Lalu meningkat menjadi emas 10 gram untuk jangka waktu 12 bulan.

Luar biasa bukan main rasanya waktu itu. Kami jadi punya pengalaman mencicil dan memiliki emas batangan sendiri. Yang paling berkesan, emas yang kami terima adalah logam mulia dengan cap Antam. Tak pernah terbayangkan sebelumnya bisa membeli dan menyimpan logam mulia. Biasanya saya hanya membeli dan menyimpan emas perhiasan.

Setelah beberapa bulan emas batangan itu kami terima, mendadak saya dan suami punya pengeluaran tak terduga yang tak bisa ditunda. Kami pun akhirnya kembali ke Pegadaian dan menjual emas batangan yang sudah di tangan. Ternyata harga emas yang diambil dari Pegadaian itu ditawar dengan harga yang tinggi. Harga jualnya lebih tinggi dibanding bila saya menjualnya di toko emas.

“Kami memang membeli emas batangan dan logam mulia yang diambil dari pegadaian dengan harga yang sangat pantas,” ujar petugas pegadaian waktu itu. Saya merasa beruntung lantaran kami cuma dipotong biaya administrasi.

Pengalaman itu membuat saya jadi mengetahui alternatif investasi yang sudah terbukti tak bikin rugi. Selain menyediakan tabungan emas dan mulia, pegadaian juga terus berinovasi untuk semakin memudahkan nasabah. Kini di pegadaian pun kita juga bisa membayar aneka tagihan seperti tagihan listrik, telepon, tv berlangganan, air, dan angsuran tetap bulanan lainnya.

Sederhananya, tabungan emas di pegadaian memiliki lima keunggulan

  • Pegadaian Tabungan Emas tersedia di Kantor Cabang di seluruh Indonesia
  • Pembelian emas dengan harga terjangkau mulai dari berat 0,01 gram.
  • Layanan petugas yang profesional.
  • Alternatif investasi yang aman untuk menjaga portofolio aset.
  • Mudah dan cepat dicairkan untuk memenuhi kebutuhan dana Anda.

Pegadaian, Roadblog dan Mewujudkan Mimpi ke Tanah Suci

Sahabat gadaiSejak punya tabungan emas di Pegadaian saya jadi punya perspektif baru mengenai investasi emas. Model investasi konvensional tapi tak ketinggalan zaman. Untuk investasi jangka panjang, emas merupakan pilihan tepat karena harganya tak akan tergerus inflasi. Bahkan, kini saya merasa tabungan emas merupakan pilihan tepat untuk mewujudkan mimpi ke tanah suci.

Musim haji tahun lalu, seorang kerabat yang akan berangkat haji mengajukan satu pertanyaan pada kami. Kira-kira dia bertanya kapan kami berencana akan menunaikan ibadah haji ke tanah suci. Jujur saja, hari itu kami belum punya rencana. Kalau berniat pasti, tapi kami belum melaksanakan langkah kongkrit untuk merealisasikan niat itu seperti dengan membuat tabungan haji.

“Kalau memang mau pergi haji, rencanakanlah sejak sekarang. Mulailah menabung sejak muda.”

Pernyataan kerabat ini tentu saja benar. Saya dan suami setuju sekali. Kami hanya belum menemukan cara menabung yang cocok.

“Kalau mau menabung untuk haji bagusnya dengan emas. Sebab harga emas tak pernah turun dan ongkos naik haji selalu diukur dengan harga emas. Jadi nilainya akan selalu sama.”

Hmmm, setelah kami cerna ternyata memang benar. Ongkos naik haji sebenarnya dari dulu tetap saja sama bila dihitung dengan patokan emas, bahkan cenderung turun. Kenaikan jadi berasa setelah harga emas itu dikonversi dengan nilai rupiah pada tahun keberangkatan. Percakapan dengan kerabat hari itu akhirnya membulatkan tekad kami untuk menyisihkan tabungan emas yang diniatkan untuk tabungan haji.

Penyampaian materi dan mengenal lebih dekat pegadaian saat roadblog
Penyampaian materi dan mengenal lebih dekat pegadaian saat roadblog

 

 

Saat mengikuti Roadblog10Cities yang diadakan Excite.co.id di Jakarta pertengahan Mei  lalu, niat membuat tabungan emas itu akhirnya tersampaikan. Kebetulan Pegadaian merupakan salah satu sponsor dan turut memberi materi dalam rangkaian acara.

Ketika perwakilan dari Pegadaian memperkenalkan lebih jauh mengenai produk-produk Pegadaian, saya menyimak dengan antusias. Saya jadi makin mengerti mengenai mekanisme tabungan emas di Pegadaian. Tak perlu waktu untuk berpikir panjang sebelum akhirnya saya mendaftar sebagai nasabah tabungan emas. Tabungan itu sekaligus saya niatkan sebagai tabungan haji untuk saya dan suami.

Kini kecintaan saya dengan Pegadaian makin bertambah. Perusahaan milik negara ini kini memiliki inovasi untuk makin mendekatkan nasabah melalui program sahabat pegadaian. Melalui aplikasi sahabat pegadaian yang langsung terinstall di smartphone saya bisa mengetahui setiap perkembangan terbaru program Pegadaian.

Sahabat Pegadaian juga memungkinkan saya menambah ilmu dan pengetahuan tentang berbagai program investasi dan usaha. Termasuk untuk mengetahui transaksi dan harga jual emas terkini. Dan bagi saya, pegadaian kini benar-benar sudah menjadi sehangat sahabat, dan sedekat kerabat.

31 Comments

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *